Chapter 05: New Things Revealed

74 19 0
                                    

Satu bulan lebih berlalu, akhirnya, suasana meredam semenjak kejadian menembak-mbak-pacar-bersamaan. Agaknya, Raya bisa merasa lebih lega karena dia merasa saat berjalan ditengah koridor, was-was seolah baru saja memasuki sarang dari para dementor. Beneran deh, tatapan tajam dari para netijen julid itu, buat sesak napas.

Kegiatan Raya juga kian padat karena tugas yang mati satu-tumbuh seribu. Awalnya, Raya santai menghadapi tugas karena yah nanti juga ujung-ujungnya selesai. Tetapi, kayaknya rasa santainya itu terlalu nyaman dia rasakan hingga tak terasa tugasnya menumpuk.

Bukannya berubah, Raya malah mengulangnya terus menerus.

Bukan apa-apa. Karena kegiatan Raya sudah penuh dengan sekolah, festival yang akan diadakan empat bulan lagi—dimana OSIS adalah panitia acara, serta kerja part time yang Raya lakukan dari hari Senin hingga Jumat. Sementara, sabtu selalu ada rapat OSIS yang harus dihadiri karena acara festival semakin dekat. Minggu yang Raya gunakan untuk belajar—mengikuti kegiatan olimpiade yang kurang dari dua minggu lagi.

Eunsang:
ra
gue depan kosan lo

Raya yang sedang belajar matematika untuk olimpiadenya, menghentikan gerakan menulis saat membaca notifikasi dari Eunsang.

Raya:
ha
ngapain?

Eunsang:
buruan keluar
udah sore

Raya:
gak ada yg bilang sekarang pagi sa

"RAYAAAAAAAAAA."

Suara teriakan Doyeon terdengar hingga kamar Raya. Iya, Raya ngekost dimana penghuni lainnya adalah para mahasiswa.

"PAANSIH KAAAK."

"COWOK LO DI DEPAN."

Eh gila beneran.



Raya:
ini lo seriusan?

Eunsang:
serius apanya?

Raya:
kalo gue diundang ke rmh lo

Eunsang:
iya
buruan

Raya menghela napas. Lantas berganti pakaian hanya dengan mengenakan jeans biru, kaus putih pendek dengan outer kemeja biru dongkernya. Memoles wajah dengan bedak tipis, juga liptint agar tak terlihat seperti orang baru bangun tidur—tidak lupa menyemprot badan dengan minyak wangi. Hanya butuh tujuh menit, selesai.

"Cieee, yang mau jalan, ihiy," ledek Yuqi melihat Raya yang tengah memakai sepatu converse hitamnya.

"Apaansih, Kak."

"Asik euy, pacaran sama adeknya Sheiza," timpal Mina. "Ganteng sih. Sayang banget, temen kita yang satu itu nggak ngijinin buat ngegebet adeknya."

Doyeon kontan menepak kepala Mina. "Inget Mark, anjing!"

"Sakit, monyet!" ringis Mina.

Raya menyahut santai, walau tangannya sedang sibuk mengikat tali sepatu. "Yaelah, sesama penghuni kebun binatang aja pada ribut."

"Raya!"

"Becanda, Kak," Raya nyengir. "Pamit ya!"

"Jangan balik malem-malem, lu!"

"Siap!"

Raya sempat freezing saat ia baru keluar dari kostan dan melihat Eunsang yang sudah menunggu di depan pagar. Cowok itu terlihat so damn fine walaupun hanya mengenakan celana jeans hitam dengan kaos panjang hitam warna senada. Eunsang masih belum menyadari keberadaan Raya karena dia duduk diatas motor dan berfokus pada ponsel di tangannya.

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang