Chapter 19: Routinity

50 18 3
                                    

Selama hampir satu seminggu sejak insiden di rumah utama, Raya absen masuk sekolah. Dia tak memberi kabar apapun pada semua temannya kecuali pada Taehyun karena masih memiliki tanggung jawab untuk membuat laporan kegiatan yang harus diselesaikan secepatnya. Raya kembali ke dunianya yang sebelumnya, balapan. Tidak, tidak untuk mencari uang, tapi hanya untuk mencari hiburan.

Raya juga dapat bertemu teman lamanya kembali seperti Guanlin, Daehwi dan Seonho. Sudah berbulan-bulan tak bertemu, Raya membicarakan banyak hal dengan mereka.

Apesnya, kemarin malam pertandingan tidak berjalan dengan baik. Motor yang dikendarai Raya terjatuh, menyebabkan gadis itu dibawa ke rumah sakit dan tangan kirinya harus di gips karena tulangnya yang retak.

"Nggak bisa dah lo kayak begini," Daniel menatap Raya jengah. "Besok lo harus masuk sekolah."

"Bang, yang bener aja?"

"Dokter bilang luka lo nggak separah itu jadi lo nggak perlu dirawat," kata Daniel selaku orang yang membawa Raya ke rumah sakit dan tahu bagaimana kegiatan Raya seminggu ini, "Lagi pula yang luka tangan kiri lo, sedangkan lo sendiri bukan kidal."

"Tega bener lo, Bang," Raya mengerucutkan bibirnya.

"Nggak usah sok imut gitu, Ra, kaga mempan Bang Daniel digituin sama lo," balas Guanlin yang sejak tadi menunggu di sofa.

Raya membalas tak mau kalah. "Lo juga bolos, Lin!"

"Baru hari ini," Guanlin memeletkan lidah meledek pada Raya. Sedangkan Daehwi dan Seonho tidak bisa datang karena mereka juga sekolah di tempat lain.

Disinilah Raya sekarang.

Perempuan itu mengambil napas panjang dan menghelanya pelan. Dilihatnya gedung sekolah yang sudah Raya datangi selama setahun belakangan dari balik kaca jendela.

"Mba, masih ada perlu? Sudah sampai titik lokasi."

Raya mengerjap lalu memberikan uang kepada driver online tersebut lalu keluar dari mobil. Sengaja Raya datang tepat saat bel berbunyi. Gadis itu melangkah masuk tepat beberapa detik sebelum gerbang di tutup.

Sedangkan di ruang kelas 11 IPS 1, Yuna, Chaeryoung dan Ryujin sudah tidak tahu harus bertindak bagaimana lagi karena tak mendapat kabar apapun dari Raya semenjak milad sekolah minggu lalu. Mereka pikir, akan terjadi sesuatu pada Raya hingga menyebabkannya absen dari sekolah selama satu minggu.

Bel telah berbunyi sepuluh menit lalu. Berita dari Dongpyo yang memberitahukan bahwa Bu Nining tidak masuk mengajar karena memiliki halangan dan tidak memberikan tugas apapun agaknya tidak membuat ketiganya senang sama sekali.

"Sepet amat muka lo padaan."

"Min," panggil Yuna padanya, "Lo serius Raya nggak ngabarin apa-apa ke elo?"

"Serius, Yun! Buset deh, mau liat hape gue?"

Yuna menggelengkan kepalanya lesu.

Tok. Tok. Tok

Pintu terketuk tiga kali, tapi suasana sekelas otomatis hening.

"Pyo, bener nggak Bu Nining absen masuk?"

"Bener anjir."

"Terus itu siapa?"

"Gatau."

Tok. Tok. Tok.

"Serius anjir!"

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang