Kami sampai di mobil, kak Dean masih diam saja. Tatapan kak Dean kosong, entah apa yang dipikirkan oleh kakak ku itu. Aku yang melihat nya begini merasa sangat marah. Rasa nya aku ingin membunuh wanita itu.
"Kak" panggil ku lemah.
Melihat nya begini benar-benar membuat ku marah besar.
"Seharusnya kakak percaya kamu ya" lirih nya.
"Gpp, sabar ya"
"Apalagi yang kakak gak tau dan kamu tau soal dia?"
"Wanita bayaran" ucap ku dengan terpaksa. Bagaimana pun kak Dean sudah tau sosok asli nya.
Kak Dean memalingkan muka nya yang sudah entah harus bagaimana lagi untuk menjelaskan nya. Aku tau semua tentang wanita itu. Wanita bayaran yang selalu keluar malam dan bermain dengan para pria kaya untuk mendapatkan uang.
Farah adalah nama nya, dia adalah pacar kak Dean. Sudah 5 bulan kurang lebih hubungan mereka berlangsung. Kakak ku sangat menyayangi nya, tapi dia malah bercumbu dengan pria lain di depan kakak ku tadi.
Kak Dean yang malang. Di rebutin hanya karena harta.
Kak Dean mengeluarkan hp nya dan mulai menempelkan nya ke telinga. Sedang menelfon seseorang.
"Sayang, kamu dimana?"
Ternyata menelfon Farah. Untuk apa lagi coba?
"Oh kamu abis dari mana?" Tanya kak Dean lagi.
"Oh gitu, pulang ya jangan keluar malam-malam"
"Iya hati-hati"
Lalu panggilan itu selesai, aku menatap kak Dean dengan penasaran. Untuk apa lagi dia bertanya seperti itu.
"Ayo kita pulang" ucap kak Dean tersenyum.
Aku hanya membalas senyum pahit kak Dean, lalu kami bergegas pulang. Kak Dean terlihat tenang dan seolah tak ada apapun yang terjadi saat ini. Seolah kak Dean tidak di khianati.
Kak Dean yang sabar ya...semoga dapat pengganti nya...
-keesokkan hari nya-
Aku sudah siap dengan pakaian sekolah, lalu bergegas menuju ruang makan. Papa sama Mama ku tumben-tumben nya ajak kami makan pagi bersama. Sudah lama hal ini tidak terjadi. Paling saat kedua nya libur dan punya waktu istirahat sejenak dari dunia mereka yang sibuk.
"Pagi pa, pagi ma, pagi kak Dean" salam ku tersenyum sambil mengambil ahli tempat duduk ku disebelah kak Dean.
"Pagi" jawab mereka serentak.
Lalu kami makan seperti biasa nya, kami berbicara, berbagi kisah dan tertawa. Kak Dean yang semalam baru terkena sakit hati sekarang sudah bisa tertawa lepas dan melontarkan candaan.
"Papa antar ya?" Tawar papa ku.
"Gak usah, nanti sia-sia dong" ucap ku.
"Terus kamu mau pergi pakai apa?" Tanya mama yang memotong daging steak.
"Itu kendaraan umum"
"Masker nya jangan lupa"
"Oke siap"
"Oh iya papa lupa, nanti malam kalian harus siap-siap untuk makan malam bersama dengan teman baik papa, dia baru pulang dan mengundang kita sekeluarga" ucap papa.
"Gak bisa batal nih pa? Besok aja berhubung gak sekolah" ujar ku malas.
Kami sering begini, makan dengan teman papa, tapi tetap tak terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I AM?[COMPLETE]
RomanceBahkan terkadang kamu tidak akan pernah tau soal diri mu sendiri, terkadang kamu sendiri binggung dan tanpa sadar melakukan hal yang menurut diri kamu sendiri juga tidak wajar dilakukan. Terkadang kamu memang tak mengenal diri mu sendiri. Oleh kare...