20

32 8 2
                                    

Aku sampai disekolah, ini masih terlalu pagi. Entah kenapa aku bosan dirumah dan memilih untuk pergi lebih awal dari biasa nya. Saat sampai hanya ada beberapa orang disekolah, bisa dihitung dengan jari bahkan. Aku tebak kak Dion belum bangun sekarang, soal nya kata Tante Hana kak Dion itu ngaret nya astaga pake banget.

Dimana kak Dean? Kenapa engga berangkat bareng aja? Anak itu sedang sakit sekarang. Aku juga tidak tega untuk meninggalkan kak Dean sendiri belum lagi kak Dean melarang ku untuk memberitahu papa dan mama perihal dia sakit ini.

Prinsip seorang Dean adalah, selagi bisa disimpan dan diatasi sendiri orang lain tidak perlu tau. Itu lah kakak ku.

Aku menyimpan tas ku, lalu berjalan keluar. Aku melihat ada seorang cowok yang cukup tinggi berjalan sambil melihat ke papan kelas. Apakah murid baru?

Lalu dia berhenti didepan kelas ku, aku terus melihat nya tapi dia berjalan masuk begitu saja tanpa tanya apapun. Sombong sekali. Tidak lama dari itu dia keluar lalu melambaikan tangan nya pada ku, aku cukup kaget karena tadi dia mengabaikan ku begitu saja. Aku membalas lambai nya.

"Daniel" ucap nya mengulurkan tangan nya untuk berjabat.

Aku menerima nya "Zea"

Lalu kami diam saja.

"Antar gue keliling yok"

"Ohh boleh, tapi aku juga anak baru disini, baru beberapa bulan" ujar ku.

"Udah cukup itu, ayo" ajak nya antusias.

Aku mengikuti nya, lalu kami mulai mengobrol layak nya orang pertama kali bertemu. Dia menanyakan dimana rumah ku, pindah dari mana, kenapa pindah, umur, agama, alasan pilih jurusan yang sekarang, hobi dan banyak hal lagi.

Dia orang yang sangat mudah bergaul, sama seperti kak Dion. Calon-calon bibit penerus kak Dion. Ramah dan ganteng, beberapa murid siswi yang sudah datang pun menyapa nya dengan genit dan dia tanggapi dengan cara yang manis.

"Nanti gue ke kantin nya bareng sama lo aja ya" ucap nya tiba-tiba.

"Boleh" aku hanya mengangguk.

"Minta nomor lo dong"

"Hp ku di kelas"

"Gak hafal?"

Aku menggeleng.

"Oke, lo gak takut di curi tuh?" Tanya nya sembari menyimpan hp nya kembali.

"Engga, kayak yang kamu liat kan belum rame jadi gpp"

"Iya sih, tapi was-was aja" kata nya.

Aku hanya diam, binggung mau balas dengan cara apa.

"Zea!" Panggil seseorang cukup keras, tapi suara nya jauh.

Itu kak Dion.

Daniel dan aku berhenti, menunggu kak Dion untuk menyusul kami berdua yang berada di depan perpustakaan. Kak Dion tersenyum pada ku dan melirik Daniel. Ekspresi nya berubah total. Kenapa dengan kak Dion?

"Siapa?" Tanya kak Dion pada ku.

"Daniel" jawab Daniel dengan cepat.

"Anak baru?"

"Iya"

"Karena masih baru gue bakalan kasih tau lo, dia ini pacar gue, jangan deket-deket banget" ujar kak Dion tiba-tiba.

Astaga kak Dion!

Aku mencubit lengan kak Dion kuat, supaya dia berhenti berbicara. Aku menatap kak Dion tapi tapi kak Dion malah tersenyum seolah cubitan ku barusan tidak ada apa-apa nya.

"Oh udah ada pawang nya" ucap nya tenang.

"Awas lu kalau deket-deket" kak Dion memperingati nya lagi.

"Kan belum sah jadi milik lo, gpp dong mesti nya"

Fiks! Anak ini cari masalah.

"Jangan macem-macem" nada bicara kak Dion sudah berubah dratis. Matilah.

Kak Dion langsung menarik ku pergi, aku melihat-lihat dan ini menuju ke kelas nya. Untuk apa dia mengajak ku kelas nya, aku melihat kebelakang untuk mengecek Daniel yang ku tinggal sendirian. Terlihat kalau Daniel melambaikan perpisahan dengan ku, aku tidak menggubris nya.

"Kak" panggil ku.

Kak Dion tidak menjawab.

"Kak Dion, lepasin" pinta ku.

Akhirnya kak Dion berhenti, tatapan nya tajam. Tatapan yang hampir sama dengan yang waktu itu aku kabur dari rumah karena kak Dion ada dirumah ku. Kak Dion marah?

"Kak Dion kenapa sih?" Tanya ku.

"Kenapa?" Kak Dion jalan mendekati ku, aku mundur hingga menabrak dinding. Kami berada di depan kelas kak Dion, tidak ada seorang pun disini, karena kawasan kelas 12 belum ada yang datang.

Tiba-tiba kak Dion memeluk ku dengan sangat erat. Aku kaget, aku tidak membalas sama sekali pelukan kak Dion. Aku diam untuk mendapatkan jawaban dari perlakuan nya ini.

"Jangan dekat-dekat sama cowok" ujar nya dengan suara kecil.

"Ha?" Ucap ku yang sengaja pura-pura tidak dengar.

"Jangan dekat-dekat sama cowok"

"Kak Dion cowok, berarti aku harus jauhin"

"Kamu jangan dekat-dekat sama cowok lain kecuali aku, Dean dan papa mu"

Aku tersenyum. Kak Dion lucu. Apa dia marah karena aku dekat dengan Daniel? Padahal itu kali pertama kami bertemu.

Kak Dion melepaskan pelukan nya, lalu menatap ku dengan lembut. Tatapan yang sangat berbeda dengan yang tadi. Sungguh binggung sekali untuk menentukan yang mana kak Dion.

Kak Dion mendekatkan wajah nya, seperti hendak mencium ku. Dan ini entah kenapa aku hanya bisa diam saja, aku seolah menjadi patung, membeku dan tak bisa bergerak.

Ayo lah! Lawan! Astaga!

"Anjir mata gue!" Tiba-tiba seseorang berteriak dengan kencang nya, membuat aku dan kak Dion menoleh.

Astaga malu banget!!! Aku mendorong kak Dion dengan kuat, lalu berlari pergi dari sana.

Gak kuat! Malu banget! Astaga itu siapa lagi?!

Ini semua salah kak Dion yang memposisikan kami berdua dalam posisi bahaya! Ahkkk kak Dion!!!!

Bayangin kalian ke gep sama orang dalam posisi cowok nya mau mencium cewek nya?!

Malu banget!


BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang