34

23 8 5
                                    

Aku sudah pulang dari rumah sakit 3 hari yang lalu dan aku masih enggan untuk menghubungi kak Dion. Sempat beberapa kali kak Dion kerumah tapi tidak aku tanggapi. Papa, mama dan kak Dean sempat membanjiri ku dengan pertanyaan tapi aku jawab hanya ada sedikit masalah dan kami berdua yang akan menyelesaikan nya nanti.

Aku sudah boleh bersekolah hari ini dan banyak yang mengucapkan pada ku agar segera pulih dan turut prihatin dengan apa yang menimpahkan. Karena kejadian tragis itu, Fiona harus di penjara aku berencana untuk menjenguk nya. Pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Fiona dari sekolah ini.

Sungguh hal tragis yang berujung tragis juga.

Aku menatap papan tulis bergantian dengan buku, guru yang masuk saat ini suka mencatat banyak hal. Tau tidak? Guru ku yang ini suka mencatat, saking suka nya setiap pelajaran nya rata-rata mencatat setelah dia selesai catat dia tinggal ke kantor dan balik lagi ketika jam istirahat atau pelajaran nya ke dapat yang terakhir yaitu jam pulang.

Makan gaji buta kah? Entah lah. Tapi, semua orang punya alasan kenapa melakukan hal buruk, seburuk apapun itu pasti ada alasan di balik nya.

"Ehh bentar lagi pemilihan ketua OSIS dan wakil" ucap Ely yang mengajak ku mengobrol. Ely tidak mencatat kata nya pinjam punya ku saja.

"Oh udah sampai akhirnya" ujar ku, masa lepas nya jabatan kak Dion. Setidak nya laki-laki itu bisa istirahat sedikit sebelum menghadapi kelulusan nya.

"Gue udah liat calon-calon dan gak ada yang gue suka"

"Dari kelas kita siapa?"

"Itu sekretaris sama bendahara" jawab Ely sambil menunjuk orang nya.

"Ohh gitu"

"Jadi anggota yuk" ajak Ely antusias.

"Ehh"

"Seru loh, bisa bolos jam pelajaran kalau beruntung"

Aku hanya tertawa kecil mendengar pernyataan Ely. Kami lanjut fokus mencatat, aku cukup cepat kalau mencatat jadi terkadang aku bisa menulis barengan dengan guru nya. Beberapa ada yang bisa seperti itu tapi konsekuensi nya ketika guru salah kita juga salah.

Tak lama bel pulang berbunyi, aku melihat guru itu terus mencatat lalu berhenti ketika sudah memberikan tanda titik. Sebenarnya ada seru nya juga, kami hanya perlu mencatat dan guru nya juga jarang memberikan tugas. Paling kalau memberikan ya pilihan ganda dan esay.

Aku meletakkan kembali semua buku dan alat tulis ku ke tas. Ely menyenggol ku lalu menunjuk keluar kelas.

Kak Dion.

Kak Dion sedang menunggu di depan kelas, berdiri dengan keren nya disana. Sesekali menyapa guru atau murid yang lewat di depan nya. Lihat lah, senyum nya kian mengembang menyapa beberapa siswi yang lewat.

Caper? Sok ganteng? Sok keren? Sok ramah? Sok-sokan? Itu semua kak Dion. Wah, entah kenapa aku jadi kesal sendiri. Aku langsung memalingkan mata ku ketika kak Dion hendak melihat kearah ku.

Dia sudah berada didepan kelas pasti akan mengajak ku pulang, karena sudah ku diamkan selama beberapa hari aku merasa kasihan juga pada nya. Kak Dean bilang kalau kak Dion tidak makan saat jam istirahat, biasa nya dia selalu makan menjadi tidak makan sekarang.

Wajah nya juga setiap kali terlihat murung bahkan beberapa orang bertanya dengan khawatir pada nya.

Itu lah laporan dari kak Dean. Kak Dean berasa seperti wartawan.

Aku keluar dari kelas dan tatapan kami bertemu, Ely langsung pamitan dengan ku begitu juga dengan kak Dion. Aku tidak tau harus apa jadi aku langsung pergi saja, meninggalkan kak Dion.

Harus nya kak Dion peka kan? Ini hanya diam saja. Aku tambah kesal entah kenapa padahal sedang tidak datang bulan.

Tiba-tiba kak Dion meraih tangan ku, menarik ku kebelakang dan langsung memeluk ku. Ini ditengah ramai dan kak Dion melakukan hal ini? Astaga kak Dion!!!!!!!! Aku menyikut perut kak Dion hingga aku berhasil lepas.

"Mau apa?" Tanya ku judes.

Kak Dion hanya menunduk dan diam saja.

Aku menghela nafas ku pelan "kalau gak mau ngomong aku mau pulang"

Kak Dion kembali menahan tangan ku dan mata kami bertemu. Aku melihat tatapan kak Dion didominasi oleh kesedihan dan keputusasaan.

"Maaf" kata yang terlepas dari mulut kak Dion, seperti nya kak Dion masih memikirkan hal itu.

"Buat?" Tanya ku pura-pura.

"Buat yang di rumah sakit"

"Ya udah, jangan di ulangi"

"Iya" kak Dion mengangguk patuh, manis.

"Kak Dion kurang tidur?" Tanya ku mendadak.

"Ahh keliatan ya?"

Aku menggeleng "Engga, tebak aja"

Kak Dion mengacak-acak rambut nya pelan, senyum nya mulai mengembang seperti dahulu kala. Aku juga ikut tersenyum.

"AKHHHHHHH!!!!!!!!!!"

Aku dan kak Dion menoleh kebelakang, melihat dengan heran dimana sumber suara itu. Tiba-tiba semua nya berlari kearah yang sama, aku menarik kak Dion untuk ikut.

Kami tiba, salah seorang murid tampak gemetaran di pelukan teman nya. Wajah nya pucat, mata nya membesar, air mata nya mengalir dengan ketakutan.

"Ada apa ini?" Tanya guru yang baru tiba.

"I-itu pak, ada mayat didalam" ujar salah satu siswi gemetaran.

Semua berbisik-bisik tidak jelas, aku langsung menoleh kebelakang menemukan kak Dion disana. Tanpa ragu aku memeluk nya dengan ketakutan.

"Gpp, kita pulang ya" kak Dion memeluk ku sambil kami jalan ke parkiran.

Aku hanya mengangguk, akhirnya terkuak juga.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang