15

39 12 0
                                    

Aku membuka mata ku, mencoba melihat di sekeliling ku. Ini adalah kamar ku, aku bermimpi kalau aku di larikan kerumah sakit karena dipaksa oleh kak Dean dan kak Dion.

Aku duduk dipinggir kasur dan mengumpulkan niat ku untuk mandi. Lalu aku bangun dan bergegas mandi. Kurang lebih belasan menit aku selesai dan bersiap untuk turun.

Aku mendengar suara kak Dean yang tengah tertawa, tapi dengan siapa? Mama dan papa? Seperti nya sangat tidak mungkin. Aku cepat-cepat menghampiri kak Dean dan tau apa yang aku lihat? Itu adalah kak Dion yang tengah bermain PS dengan kak Dean.

Karena mereka berdua sibuk dengan permainan yang seru, aku secara diam-diam pergi tanpa suara. Hal itu berhasil hingga aku mencapai pintu keluar. Aku menghembuskan nafas ku pelan dan cepat-cepat berlari keluar dari gerbang.

"Buat apa coba pagi-pagi kak Dion kesini?" Keluh ku.

Sebenarnya niat nya kak Dion sudah terlihat jelas, dia pasti ingin menjemput ku agar kami kesekolah barengan. Cuma aku risih kalau harus di perhatikan oleh banyak orang. Sejak aku dan kak Dion ketahuan tengah menjalin hubungan pacaran, entah kenapa banyak sekali yang melihat ku tiba-tiba, bahkan menatap ku terang-terangan.

Kak Dion memang cukup populer dikalangan sekolah, seorang cowok ganteng, ramah dengan semua orang walaupun ada yang bikin dia risih tapi dia tetap ramah, anak OSIS, keren dan sangat manis.

Kalau misal nya ada cowok modelan kayak gitu, apa mau dilewatkan?

Kalau aku iya, karena jujur aku tidak pernah membayangkan aku akan berpacaran. Aku bahkan kebayang nya aku sudah bekerja dan aku akan langsung menikah jika sudah cocok satu sama lain.

Setelah berjalan cukup jauh, tiba-tiba hp ku berbunyi. Itu kak Dean dan ada beberapa pesan dari kak Dion. Aku menjawab panggilan nya.

Kak Dean ☠️

Kamu dimana?

Aku di jalan, mau kesekolah

Kamu kesekolah? Buat apa?

Ya buat sekolah, lagian aku baik-baik aja kak

Balik sekarang

Gak mau, udah mau sampai ke depan gang, bye kak

Tut Tut Tut

Aku dengan cepat mematikan hp ku sepenuh nya dan berlari setelah menyimpan hp ku kedalam tas. Aku melihat kearah belakang, takut-takut kak Dion dan kak Dean nekat mengejar ku. Mereka berdua benar-benar merepotkan.

Aku sampai, dan sudah ada angkutan umum. Ini adalah hari keberuntungan. Aku melihat ke belakang lagi dan tampak jelas itu adalah mobil kak Dion yang melaju kencang. Aku buru-buru naik dan menyuruh abang nya untuk tancap gas.

Baru setengah jalan kak Dion berhasil memberhentikan angkot yang ku naiki. Aku buru-buru turun dan membayar nya. Kak Dion juga turun memandang ku tajam, tatap yang belum aku lihat sebelum nya. Dan soal aku dikurung itu, kak Dean dan kak Dion tau siapa pelaku nya. Kedua nya tampak marah dan mau menuntut semua nya tapi aku cegah, selagi aku tidak apa-apa cewek itu tidak perlu di apa-apakan.

"Mau kemana kamu?" Tanya kak Dion tajam.

Astaga kenapa aku jadi takut begini mendengar suara kak Dion. Apa kak Dion marah?

"Sekolah" jawab ku lesu.

"Naik"

"Iya" aku pasrah karena tau itu pasti sia-sia kalau melawan.

Aku sudah di mobil dengan kak Dion, tanpa basa-basi kak Dion menancap gas. Aku cukup kaget, karena selama aku bersama kak Dion dia tidak pernah mengebut. Kalian tau alasan nya? Ini adalah alasan yang sering digunakan para buaya, benar, kata nya kalau mengebut akan cepat sampai dan waktu nya dengan ku akan lebih kurang. Bahkan terkadang kak Dion menyetir dengan sangat pelan, setara dengan angkot.

Melihat ekspresi kak Dion yang masih belum berubah, ditambah dengan kelajuan yang mengerikan membuat aku diam saja. Tapi ini tidak bisa begini terus, kak Dion harus di hentikan. Tapi, bagaimana? Saat kak Dean marah dia tidak benar-benar marah dengan ku dia hanya akan terlihat sedikit dingin tapi beberapa saat kemudian kembali hangat lagi, bahkan kak Dean meminta maaf.

Coba saja.

"Kak Dion" panggil ku lembut.

Tidak ada sahutan, melihat kearah ku pun tidak. Kali ini habis lah aku, jika tau begitu aku tidak usah kabur saja. Apalagi kak Dion masih sangat marah dengan apa yang terjadi pada ku.

Oke, ini adalah peluang terakhir ku.

"Dion" panggil lembut dan memegang tangan nya.

Kali ini kak Dion menoleh, lalu melihat ke depan. Kak Dion menepikan mobil nya dan melihat kearah ku.

"Maaf" ucap ku.

Terdengar kalau kak Dion menghembuskan nafas nya pelan. Lalu dia kembali menatap ku, kali ini tatapan nya kembali seperti pada kak Dion yang biasa nya. Aku mulai lega.

"Jangan lagi" ucap nya.

"Iya" aku mengangguk patuh. Turuti saja dan aku akan selamat.

"Tapi, untuk kelakuan Fiona akan tetap aku laporkan ke guru dan kepala sekolah"

"Kak" aku mulai mengeluarkan suara memelas.

"Gak ada penolakan"

"Tapi, aku juga gpp, ini juga luka gara-gara aku sendiri" kata ku sambil memperlihatkan luka kecil ku.

"Kalau mereka gak ngelakuin ini kamu gak akan lecet sedikit pun"

"Kak"

"Zea, dengerin, kali ini mereka sudah keterlaluan, kalau misal nya waktu itu aku gak denger teriakan kamu gimana? Kamu bakalan ke kunci disitu" ucap kak Dion.

Aku diam, lalu aku menatap kak Dion sebalik nya kak Dion juga menatap ku.

Kontes tatap-tatapan:v

Tiba-tiba aku mendekat dan memeluk nya dengan erat. Jurus yang aku keluarkan ketika kak Dean marah besar. Semoga mempan.

"Aku mohon jangan" ujar ku.




Fiona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiona

BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang