53

17 6 0
                                    

AUTHOR POV

Dion memukul habis-habisan orang yang berada didepan nya ini, Dean dan Daniel dibuat kewalahan. Dion benar-benar dilumuri dengan emosi yang memuncak.

"Udah Dion! Cukup! Kalau sampe dia juga ke bunuh, makin sulit kita nemuin Zea!" Dean mencoba menghentikan Dion.

"Cepat kasih tau dimana Zea!" Dion terus mendesak orang itu.

Orang itu hanya diam saja, Dean memandang Daniel.

"Gimana awal nya lo tau kalau Zea dalam bahaya?" Tanya Dean ke Daniel.

"Tiba-tiba dia ngomong tunggu aja lo semua bakalan dapat ganjaran nya, gue paksa dia ngomong dan dia bilang cewek itu dalam masalah besar, siapa lagi kalau bukan Zea" jelas Daniel singkat.

Dean menghampiri orang itu dan menarik kerah baju nya, orang itu hanya tersenyum meremehkan.

"Kalau lo gak mau mati, cepat kasih tau dimana adek gue!" Ucap Dean menekan setiap kata-kata nya.

"Gue gak tau"

"Sial!" Dean meninju nya membuat orang itu mengeluarkan darah nya lagi.

Daniel segera mungkin menarik Dean untuk jauh-jauh dari orang itu. Hanya dia satu-satunya saat ini yang kemungkinan tau dimana Zea, kalau sampai nyawa nya hilang maka pupus sudah harapan mereka.

"Lo gak mau keluarga lo mati karena lo kan?" Ujar Dean tersenyum.

Orang itu menatap Dean dengan mata melotot lalu mendekati Dean. Dean hanya tersenyum miring lalu menunjukkan sebuah foto rumah pada orang itu.

Tiba-tiba dia memeluk kaki Dean dengan erat, gemetaran bisa Dean rasakan. Untung saja Dean cerdik langsung mengincar keluarga nya saat dalam perjalanan kemari. Untuk mendapatkan informasi Dean tidak perlu menunggu lama karena memang sudah ada ahli nya.

"Jangan keluarga gue!" Ucap orang itu ketakutan.

"Keluarga gue juga terancam" jawab Dean menatap tajam orang itu.

"Gue beneran gak tau dia dibawa kemana!"

"Sial! Lo beneran mau keluarga lo mati ha?!"

"Mereka cuma rencana tapi gue beneran gak tau tempat nya dimana" tegas orang itu.

Dean diam saja lalu menendang nya untuk melepaskan kaki nya. Dion berbisik pada Dean dan hanya mendapat anggukan saja.

"Dimana tempat biasa nya kalian ketemu?" Tanya Dion.

"Itu, di rumah yang disewakan sama Kalla"

"Kalla? Jadi dia dibalik ini semua?" Tanya Dion tidak percaya. Padahal awal nya Dion berusaha untuk tidak berburuk sangka.

"Iya, dia nyuruh geng kami buat melecehkan cewek itu dan dia juga berencana untuk menghilangkan nyawa nya"

"Zea dalam bahaya" ucap Daniel.

"Tunjukkin jalan nya"

Daniel segara menarik orang itu lalu segera keluar dari dalam rumah. Dion memegang bahu Dean membuat semua orang berhenti.

"Kalla, cek dimana dia sekarang" suruh Dion terdengar khawatir.

"Dia udah gue awasin"

"Firasat gue buruk"

Dean langsung mengeluarkan hp nya dan menelfon orang suruhan nya. Setelah percakapan singkat telfon ditutup dan Dean menyatakan kalau Kalla masih belum menunjukkan perilaku aneh atau keluar dari rumah nya.

∆∆∆

Mereka tiba di lokasi yang disebutkan, terlihat ada beberapa motor yang terparkir di depan sebuah rumah. Bisa dibilang Kalla pintar mencari lokasi ini, tempat ini cukup jauh dari mata masyarakat dan cukup jauh juga terpencil.

Mereka turun tanpa membawa orang itu, memilih untuk memukul orang itu hingga pingsan. Takut-takut dia akan berbuat yang aneh-aneh. Mereka saling pandang dan mulai masuk dengan mengendap-endap.

Mulai terdengar tawa yang cukup keras, seperti nya mereka cukup ramai. Dean mengisyaratkan untuk tunggu sebentar, Dean mengetik sesuatu cukup lama setelah selesai dia meletakkan hp nya di luar rumah itu.

Tanpa basa-basi Dion langsung menendang pintu itu dengan kuat dan berhasil di robohkan dalam sekali tendangan. Mereka mulai terlibat baku hantam disana, kerena kalah jumlah membuat mereka sedikit kewalahan.

"Berhenti atau gue bunuh nih orang!" Suruh orang itu.

Daniel tersudutkan.

Dean dan Dion tidak memukuli lagi, keadaan Daniel sangat parah. Daniel terluka di kepala nya dan bibir nya yang terus mengeluarkan darah. Seperti nya Daniel melawan orang yang punya pawang senjata.

"Bawa mereka masuk, kalau lo berdua macam-macam gue tusuk orang ini" ujar orang itu menodongkan pisau ke leher Daniel.

Mereka bertiga di tahan, Dean dan Dion di masukkan didalam satu ruangan sedangkan Daniel entah diapakan oleh mereka. Mata Dion langsung membulat ketika melihat Zea yang memberontak untuk bisa bebas.

Dengan cepat mereka menghampiri Zea dan berusaha untuk membantu Zea. Dion melepaskan ikatan mulut Zea dan memeluk Zea sebentar. Dia lega kalau Zea tidak kenapa-napa, dia masih bisa melihat Zea.

"Kamu gpp?" Tanya Dion khawatir.

"Gpp, ini semua ulah Kalla" ujar Zea.

"Kita tau, ini udah keterlaluan, dia membahayakan nyawa kamu"

"Terus kita harus apa?"

"Kita harus mengulur waktu mereka, kakak udah suruh Ely untuk bawa polisi kesini dan suruh beberapa orang untuk kesini juga" ujar Dean.

"Kak Dean sama kak Dion gpp?" Tanya Zea melihat mereka berdua bergantian.

"Kita gpp, cuma Daniel jadi sandera mereka" jawab Dean mewakili.

"Daniel?"

"Iya, kita harus hati-hati dalam bergerak kalau kayak gini, mereka bakalan gunain Daniel"

Zea sudah berhasil di lepaskan tangan dan kaki nya bahkan tangan nya memerah karena kuat nya ikatan tali itu. Tiba-tiba pintu terbuka, seseorang berjalan masuk. Dan itu adalah Kalla, dengan tidak merasa bersalah nya dia tersenyum.

"Lo selicik ini ya, gak nyangka gue" ujar Dion menggeleng kepala nya.

"Licik? Gue gak peduli!" Amuk Kalla.

"Apa maksud lo kayak gini?" Tanya Dean.

"Gue bakalan bunuh cewek sialan itu!" Kalla berteriak kencang lalu tertawa dengan puas.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang