Aku hanya bisa terdiam saja mendengar omongan dari orang yang berada di depan ku saat ini. Kak Dion bahkan masih tersenyum dengan bunga yang berada di tangan nya. Apa selama ini aku di bohongi? Perihal ke luar negeri itu juga?
"Ini buat kamu" kak Dion menyerahkan bunga itu.
Aku menatap bunga itu dan menerima nya dengan pelan.
"Bunga ini bunga yang sama pas aku kasih kamu di taman" ujar nya lagi.
Pantas saja bunga ini terasa familiar ternyata benar bunga yang itu. Aku menatap kak Dion dengan tajam, seperti nya akan ada banyak hal yang harus di klarifikasi oleh kak Dion.
"Nanti di jelasin, tapi ada hal yang lebih penting"
Aku masih diam saja, kak Dion membungkukkan badan nya untuk menyetarakan wajah nya dan wajah ku. Jujur saja aku tidak marah hanya saja aku masih tidak percaya, siapa tau aku hanya bermimpi saja.
"Gak suka? Atau marah?" Tanya kak Dion.
Aku masih diam, aku seperti tidak mau menanggapi omongan kak Dion. Yang kak Dion lakukan hanya tersenyum saja, aku benar-benar takut di tipu lagi.
"Aku udah capek-capek akting, capek-capek nyiapin semua ini, kalau kamu gak suka aku berasa gak berguna"
Aku masih diam saja, mau lihat apa yang akan dia lakukan. Kak Dion dengan secepat kilat nya mencium bibi ku sekilas, aku melotot kepada nya.
"Kalau masih diam bakalan panjang urusan nya nanti" kak Dion tersenyum.
Aku tetap diam, kak Dion hendak melakukan nya lagi aku memundurkan badan ku. Kak Dion menarik pinggang ku, sungguh aku ingin bicara tapi bicara apa?
Kak Dion mendekatkan wajah dengan wajah ku, hidung kami bahkan bersentuhan saat ini. Aku menutup mata ku, aku tidak bisa apa-apa saat ini aku merasa kaku dan tak bisa bicara. Ini adalah hal yang aneh, pernahkah merasakan nya?
Kak Dion lalu menarik tangan ku menuju sebuah meja yang berada tidak jauh dari lokasi kami berdiri tadi. Meja itu hanya di hiasi oleh beberapa kelopak bunga, dan ada sebuah kotak dengan ukuran sedang di sana.
Kak Dion mengambil beberapa kelopak bunga itu dan menghamburkan nya ke kepala ku, aku menatap nya binggung sambil mencoba membersihkan kelopak bunga yang mungkin tertinggal. Kak Dion berahli mengambil kotak itu, kak Dion memberikan nya pada ku tapi dia tarik lagi.
"Ini bukan buat kamu" ujar nya.
Aku menunjukkan ekspresi binggung, bukan buat ku? Lalu? Untuk diri nya sendiri?
"Ini untuk aku" lanjut nya.
Aku hampir mau ketawa mendengar hal itu, kak Dion menyiapkan nya dan untuk diri nya sendiri?
"Tapi sebenarnya ini buat kamu"
Hah? Gimana sih? Apa mau nya kak Dion?
Kak Dion membuka kotak itu, ada kotak lagi di didalam nya, dibuka lagi dan ada lagi, dibuka lagi dan ada lagi hingga pada saat nya kak Dion berhasil membuka kotak yang sudah berukuran kecil.
"Aku gugup" ucap nya menempelkan tangan nya ke dada.
Apaan sih? Seharusnya aku yang gugup, entah apa yang mau dia perbuat.
Kak Dion membuka kotak itu yang sengaja di arahkan nya pada ku, sebuah cincin yang sangat cantik berada di dalam nya. Aku masih terdiam dengan ekspresi ku yang datar, kak Dion menurunkan senyum di bibir nya.
"Kamu gak suka?" Tanya nya dengan nada kecewa.
Aku menatap nya lalu berjalan pergi tiba-tiba.
"Zea" kak Dion memeluk ku dari belakang.
"Kamu beneran marah?" Tanya nya lagi.
Aku melepaskan pelukan nya lalu menurunkan tangan nya supaya badan nya berdiri tegap, lalu aku berjalan pergi lagi. Kak Dion tidak mengejar ku lagi, aku melirik sekilas kini dia berlutut di pasir, kepala nya menunduk sedih.
Aku menghela nafas dan berbalik ke arah nya, aku jongkok di hadapan nya dan dia menengok.
"Maka nya lain kali gak usah ngerjain, gak enak kan?" Tanya ku pada nya.
Senyum kak Dion kembali lagi dan dia langsung memeluk ku dengan erat, aku bahkan sampai terjatuh dari jongkok ku. Kak Dion membantu ku berdiri dan menarik ku ke meja itu lagi.
"Gagal deh, aku rencana nya mau melamar kamu tau"
Aku mengangguk dan tertawa. Apakah aku baru saja menggagalkan lamaran ku sendiri?
Kak Dion kembali membuka kotak itu, dan tiba-tiba dia mengangkat tangan nya tinggi-tinggi. Aku binggung di buat nya. Lalu ada banyak orang berlarian masuk ke pantai sambil membawa balon dan juga ada yang memegang spanduk. Mereka berbaris, diantara mereka ada kak Dean, Ely, Eva, Sasha, bahkan Fiona dan pengacara Wang juga ikut, selebihnya aku tidak kenal.
Tertulis di spanduk itu YOU IS MINE. Aku dibuat binggung akan tulisan itu, aku menatap kak Dion penuh pertanyaan.
"Aku gak bakalan bilang, maukah kamu menikah dengan ku? Atau maukah menjadi pendamping hidup ku? Atau Will you marry me? Menurut ku itu semua sudah basi" ujar nya mengambil cincin dari dalam kotak.
Kak Dion memasangkan cincin itu ke jari ku dan menatap ku dengan ketulusan di mata nya.
"Kamu miliki ku, selama nya" sambung nya dengan suara berat andalan nya.
Demi apa aku merinding di buat nya, menurut ku ini lebih manis dari lamaran yang biasa nya. Kak Dion memang selalu punya cara nya sendiri untuk terlihat beda dan unik.
Kak Dion memeluk ku erat, mereka yang tadi memegang balon melepaskan balon itu satu persatu. Pantai begitu indah malam ini, bahkan mereka mulai menyalakan kembang api.
Semoga di malam yang indah ini menjadi pertanda kalau aku dan kak Dion memang ditakdirkan bersama.
Kak Dion, aku gak pernah bilang ini sebelum nya, tapi nanti aku bakalan bilang sendiri, kalau aku.....mencintai kak Dion.
BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜
LOPYOU 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I AM?[COMPLETE]
RomanceBahkan terkadang kamu tidak akan pernah tau soal diri mu sendiri, terkadang kamu sendiri binggung dan tanpa sadar melakukan hal yang menurut diri kamu sendiri juga tidak wajar dilakukan. Terkadang kamu memang tak mengenal diri mu sendiri. Oleh kare...