32

26 7 8
                                    

Aku sudah tiba disekolah, ini masih bisa dibilang awal tapi sudah lumayan banyak orang di sekolah. Terkadang, murid bakalan seperti kerasukan setan karena awal banget datang nya tapi terkadang juga kerasukan setan karena lambat datang nya.

Aku berjalan menuju kelas ku, begitu sampai aku mulai mencium bau busuk. Beberapa orang yang sudah datang menatap ku seketika.

"Meja lo, penuh kotoran Zea" ujar salah satu teman sekelas ku dengan menunjuk meja ku.

Aku berjalan mendekat, bau kotoran yang menyengat adalah hal pertama yang langsung membuat ku tidak melangkah maju lagi. Siapa ini? Siapa yang melakukan hal ini?

Aku sedikit mendekat karena membaca sesuatu di meja ku. Mata ku menyipit dan sekarang aku tau siapa orang nya. Aku hanya tersenyum tipis, ternyata orang ini masih menyimpan dendam dengan ku. Benar-benar tidak ada takut nya.

"Gue udah panggilan orang buat bersihin, lo pindah kemeja lain dulu ya"

"Iya, makasih ya" aku membungkuk sedikit untuk berterima kasih.

"Lo ada musuh disini?" Tanya yang lain.

Aku hanya menggeleng.

"Masalah nya pelaku nya kayak punya dendam sama lo, dia bahkan nulis di meja lo kata pembunuh"

Aku menatap tulisan merah itu dengan lekat. Haruskah?

-istirahat-

Insiden kekacauan pagi-pagi dikelas ku sudah teratasi tapi gosip mulai menyebar begitu cepat. Aku digosip-gosipkan sebagai seorang pembunuh, mulai banyak orang yang mengaitkan ku pada pembunuhan yang terjadi baru-baru ini.

Untung saja koneksi kak Dean dan kak Dion cukup membantu ku disini, mereka bungkam ketika melihat ku dan memilih untuk menghindari ku.

Koneksi adalah segala nya? Dulu nya aku tak percaya, aku hanya percaya yang kuat adalah penguasa tapi seperti nya kata-kata itu menghilang. Saat ini ketika seseorang punya koneksi yang kuat adalah penguasa, bahkan orang yang kuat pun akan tunduk.

Kak Dion terus menatap ku dengan khawatir, bahkan kak Dean mau aku pindah sekolah saja. Aku jelas menolak, ini sudah mendekati kenaikan kelas.

"Gak usah di liatin gitu kak" aku menutup mata kak Dion dengan telapak tangan ku.

Kak Dion meraih tangan ku dan menggenggam nya dengan erat.

"Aku akan bunuh orang nya" ucap kak Dion dengan suara berat nya.

Aku merinding, aku menatap kak Dion dengan serius. Tatapan kak Dion juga berubah menjadi sangat yakin dengan apa yang dia omongkan tadi. Aku hanya bisa menatap kak Dion saja.

"Kamu gpp?" Tanya kak Dion.

"Gpp, kak Dion?" Tanya ku balik.

Aku juga tidak tau alasan ku menanyakan balik.

"Emang aku kenapa?"

"Kak Dion keliatan engga baik-baik aja"

Kak Dion tersenyum.

"Kak Dion gpp?" Tanya ku lagi.

"Selagi kamu aman aku gpp" kak Dion mengelus rambut nya.

"Aku aman"

"Kamu jangan menyembunyikan apapun dari ku, ingat kan aku pernah bilang pura-pura nya kamu gak bakalan mempan buat aku" kak Dion menatap ku tajam dan dalam.

Aku menatap kak Dion dengan diam.

"Kamu bisa jadi kamu yang lain ketika dengan ku, tidak ada yang perlu di tutupi kalau dengan ku Zea" lanjut kak Dion.

Kak Dion menegakkan tubuh nya dan tiba-tiba mencium kening ku di depan banyak orang. Aku langsung memukul lengan kak Dion bahkan mencubit nya juga. Kak Dion malah tertawa, semua orang yang di kantin sudah mulai melihat kearah kami.

Itu adalah gerakan yang mencolok, tapi kak Dion tertawa seolah tak terjadi apapun. Apa kak Dion gila?

"Sakit Zea" rengek nya pelan.

"Kak Dion apaan sih?" Kak Dion benar-benar mencari masalah.

"Salah?"

"Aku mau ke kelas"

Aku kesal, aku langsung pergi begitu saja tanpa pamit dengan yang lain nya. Untung saja tidak ada kak Dean disini, kalau ada entah bakalan jadi apa wajah kak Dion. Sudah cukup waktu itu wajah kak Dion hancur karena kak Dean.

Aku tau kalau kak Dion mengikuti ku dari belakang. Aku mendadak berhenti. Kaki ku mundur selangkah dan yang membuat ku terkejut adalah itu Fiona.

Kemana saja dia selama ini? Aku baru melihat nya, bukan kah dia terlalu pandai bersembunyi?

"Pembunuh!" Teriak nya begitu kencang.

Aku membelalakkan mata ku dengan besar, kali ini aku benar-benar terkejut mendapatkan perlakuan ini. Aku merasakan kak Dion mendekap ku setelah menjauhkan Fiona dari diri ku.

Fiona terlalu berani untuk hal ini, itu tidak seperti diri nya yang ketakutan setelah kak Dion dan kak Dean mengancam nya waktu itu. Fiona yang berbeda.

Semua nya mulai panik dan berlari nya. Mata ku sudah lelah terbuka, aku mendengar kak Dion yang frustasi dengan meneriaki siapapun untuk memanggil seseorang yang bisa menolong ku.

Tak lama aku mendengar suara kak Dean. Ini adalah sesuatu yang baru pertama kali aku alami. Apa aku akan mati hanya dengan satu tusukan?


BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang