40

22 8 2
                                    

Aku sudah mulai ke sekolah, kak Dean menyarankan ku untuk pindah saja karena kak Dean takut kalau dalang nya akan berbuat lagi. Teman ku belum ada kabar mungkin akan selesai sebentar lagi. Aku melangkah masuk ke dalam gerbang dengan mengumpulkan keberanian ku. Kak Dion berada di samping ku saat ini, pagi-pagi sekali kak Dion datang kerumah untuk menjemput ku.

Tes nya sudah aku lakukan hanya tinggal tunggu hasil saja. Aku benar-benar takut kalau aku sudah di perkosa oleh orang-orang itu. Saat masuk sudah banyak mata yang melihat kearah ku, aku hanya bisa menunduk saja.

Kak Dion merangkul ku, aku menatap kak Dion. Rasa nya air mata ku sudah mau mengalir lagi, air mata ku benar-benar tak terbendung dari kemarin-kemarin.

"Kamu gak sendiri Zea" ucap kak Dion tersenyum.

Tiba-tiba seseorang datang kehadapan kami, itu adalah Ely, Daniel, Eva dan Sasha. Ely langsung memeluk ku khawatir lalu Eva dan Sasha juga ikutan membuat kak Dion minggir jauh-jauh agar kami bisa berpelukan.

"Lo gpp? Ada yang luka?" Tanya Ely.

"Aku gpp" jawab ku.

"Berita nyebar kemana-mana tapi kita-kita nih ngancem mereka" ucap Ely membanggakan nama mereka berempat.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lo tenang aja, kita percaya lo gak kenapa-napa, siapa coba yang berani nyentuh lo" ujar Daniel melihat kearah kak Dion

Aku melihat ke kak Dion yang tengah melihat ke arah lain, entah sedang melihat apa tapi dia terlihat keren saat di pose seperti itu. Aku hanya bisa tersenyum, aku beruntung bukan memiliki kak Dion di pihak ku disaat-saat seperti ini. Dia tidak meninggalkan ku dalam keadaan terpuruk.

"Kak Dion kami bawa ya" ujar Ely yang sudah menarik tangan ku pergi.

"Eh gak boleh" kak Dion mencegatnya.

"Bucin nya astaga" Ely mencoba melepaskan pegangan kak Dion pada tangan ku.

"Gue yang bakalan anter sampe selamat"

"Kan kami sekelas"

"Gue pacar nya" kak Dion tak mau kalah.

"Astaga, emang ya cinta itu buta"

"Apaan nih? Rame banget" kak Dean baru saja datang dan langsung menjitak kepala Ely.

Ely menginjak kaki kak Dean dengan kuat lalu berlari pergi, kak Dean juga ikut mengejar nya. Mereka cocok ya?

"Buat lo, jangan deketin Zea" ancam kak Dion.

"Belum sah jadi istri lo jadi gue masih ada kesempatan" Daniel memang sengaja memancing kak Dion.

Kak Dion mendorong nya menjauh dari ku, aku, Eva dan Sasha hanya bisa tertawa. Kami melanjutkan perjalanan ke kelas, lalu berpisah dengan Eva dan Sasha yang memang beda kelas. Sepanjang perjalanan tadi kak Dion mendorong Daniel untuk jauh-jauh dari ku.

Memiliki mereka yang percaya pada ku dan tidak meninggalkan ku rasa nya jauh lebih baik. Walaupun dalam masalah rumit seperti ini aku rasa aku masih bisa tersenyum dengan mereka.

-istirahat-

Aku berada di kantin, bersama dengan orang-orang biasa yang aku temui. Kak Dion terus menatap ku, sesekali menyelipkan rambut ku yang terjatuh.

"Jalan yuk" ucap Ely tiba-tiba ditengah keheningan.

"Boleh tuh" Daniel setuju.

"Nah setuju nih ya, jalan kita sehabis pulang sekolah" ucap Ely memutuskan padahal baru satu orang yang setuju.

"Gue gak bisa ikut, mama ngajak pergi soal nya" ucap Sasha.

"Gue juga ada les sore" Eva juga ikutan.

"Lo berdua tuh ya, luangin kek"

"Gak bisa Ly"

"Lo kalau orang gak bisa jangan dipaksa" kak Dean sembari menjitak kepala Ely.

"Apa sih kak? Lo punya dendam ya sama gue?"

"Gak ada"

"Kalau gitu gue juga gak ikut deh, jadi obat nyamuk gue" Daniel juga tidak jadi ikut.

"Ihh, gitu amat dah, yang ikut kita-kita aja, kak Dion sama kak Dean gak usah" jelas Ely yang membuat kak Dion menoleh setelah melihat ku sedari tadi.

"Kenapa?" Serempak kak Dean dan kak Dion. Hal itu membuat kami tertawa.

"Karena kalian bukan bagian dari kami" ucap Ely mengibaskan rambut nya.

"Gue pacar nya Zea"

"Gue pacar nya lo" celutuk kak Dean tiba-tiba.

Wow kak Dean, sudah ada kemajuan.

"Ha?"

"Ciee Ely, gak peka banget sih" Eva menyenggol Ely beberapa kali.

"Jangan sebar rumor, gue udah muak"

Kak Dean hanya mengacak-acak rambut Ely hingga membuat Ely mengamuk dan akhirnya memukul kak Dean dengan kuat. Rasa nya tubuh kak Dean bisa remuk akibat pukulan kuat Ely.

Aku membuka hp ku setelah mendengar bunyi pesan masuk, ternyata itu adalah teman ku yang sudah aku suruh untuk meretas akun yang menyebarkan foto ku.

Kak Dion juga melihat.

"Siapa?" Tanya kak Dion.

"Temen" jawab ku singkat.

"Temen? Cowok?"

"Iya"

Kak Dion merebut hp ku, astaga kak Dion mulai lagi.

"Kak Dion" aku mencoba merebut hp ku.

"Gak boleh gitu"

"Itu aku lagi minta tolong"

"Buat?"

"Nangkap pelaku yang nyebarin foto"

Kak Dion melihat ku lalu mengembalikan nya. Padahal dia bisa saja membaca nya.

"Gak bisa Inggris" ucap kak Dion dengan suara kecil.

Aku tertawa kecil mendengar ucapan kak Dion, astaga. Aku mencubit pipi kak Dion pelan lalu berahli ke hp ku. Ada beberapa foto yang di kirimkan oleh teman ku.

Aku melihat kearah kak Dion dan begitu juga sebalik nya. Teman ku memberikan sebuah nomor, kata nya itu adalah nomor orang yang menyuruh oknum itu menyebarkan nya.

"Kak Dion coba telfon" suruh ku.

"Oke"

Nomor pun di tekan dan nama yang muncul di hp kak Dion membuat kami terdiam.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya kak Dean penasaran.

Kak Dion menunjukkan hp nya ke semua orang. Mereka sama terkejut nya, apa ini sungguhan?



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang