61

28 4 0
                                    

Setelah banyak waktu sudah berlalu akhirnya aku sudah lulus SMA. Aku berencana untuk berkuliah di tempat yang sama dengan kak Dean juga kak Dion, mereka memilih tempat yang sama bahkan Ely juga ikut terjerat. Aku berselancar dengan riang nya di sosial media, jujur saja beberapa minggu terakhir ini aku seperti kecanduan sosmed.

Ada hal yang sedang aku pikirkan, sebentar lagi aku dan kak Dion akan segera bertunangan. Sesuai dengan pembicaraan waktu itu kami sepakat tunangan ketika aku sudah lulus SMA. Jangan tanya bagaimana bahagia nya keluarga ku dan keluarga nya kak Dion. Kami bahkan sudah bertemu banyak kali hanya untuk membahas perihal soal tunangan ini.

Aku dan kak Dion yang mau tunangan tapi seperti mereka yang akan melakukan nya. Terkadang memang terlihat aneh tapi lucu juga ketika melihat mereka repot membahas ini dan itu.

Sebuah pesan masuk ke hp ku dan itu adalah dari kak Dion.

Kak Dion 🤔🐯

Aku jemput beberapa menit lagi, siap-siap kita jalan-jalan

Kan aku udah bilang gak boleh ketemu sampai hari pertunangan

Itu masih 1 minggu lagi, aku gak bisa

Pokok nya aku gak mau

Aku terobos masuk

Aku kunci

Aku dobrak

Kalau gak dapat restu gara-gara rusakkin pintu lucu ya kak Dion

🥺

Tahan beberapa hari ini dan selesai

Gak bisa, pokok nya aku tetap datang

Aku mengabaikan pesan nya, aku tersenyum lebar setelah nya. Aku memang membuat kesepakatan itu dengan kak Dion, dia menentang hal tersebut berhari-hari tapi tetap tidak mempan. Aku juga ragu dengan alasan ku sendiri kenapa melakukan hal kekanak-kanakan seperti ini, rasa nya ini bukan diri ku.

Aku keluar dari kamar dan menuju ke dapur, aku lapar ini sudah siang dan aku belum makan sejak pagi. Kepala ku sudah mulai pusing seperti biasa.

Kak Dean berada di dapur juga, memakan salad buah dengan lahap nya. Kak Dean memperhatikan ku dan aku bisa merasakan nya. Aku duduk didepan nya dan menatap nya balik, tiba-tiba kak Dean menjentik kepala ku.

"Kenapa sih?" Tanya ku heran.

"Kamu beneran mau tunangan?" Kak Dean malah tanya balik.

Aku mengangguk dan mengambil sendok untuk ikut makan salad buah nya. Kak Dean mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya, kenapa dengan kak Dean? Raut wajah nya tidak seperti biasa nya, apa ada yang salah? Atau dia sedang bertengkar dengan Ely?

"Kak Dean kenapa?" Tanya ku lagi.

"Berasa dikhianati" jawab kak Dean.

"Sama siapa? Ely?"

"Mana mungkin Ely" sewot kak Dean langsung.

"Terus?"

"Sama kamu nya"

"Aku?"

"Kakak ingat dulu kita main bareng, kita selalu berdua bahkan dulu makan juga kita berdua, tau-tau nya kamu sudah dewasa dan bahkan sudah mau tunangan" jelas kak Dean.

Aku meletakkan sendok ku dan memegang tangan kak Dean, aku mengerti perasaan nya. Ketika kalian sudah seperti belahan jiwa dengan kakak atau adik kalian dan ketika salah satu nya harus pergi entah menjalani hidup yang baru atau melakukan perjalanan yang jauh, pasti akan merasa ada yang kosong dan sepi. Seolah semua nya hanya bisa dijadikan kenangan disaat-saat kita merindukan nya.

Itu lah yang dirasakan kak Dean.

"Kak Dean juga selalu sama Ely, aku juga merasa di khianati" sindir ku padanya.

Kak Dean tersenyum dan menatap ku dalam.

"Maaf kalau waktu-waktu yang lalu kamu banyak terluka, kamu mengalami hari yang buruk" nada kak Dean mulai berubah sedih.

"Bukan salah kakak" ujar ku.

"Kamu sudah dewasa"

Aku mengangguk saja.

"Haruskah kita adakan pertunangan dua kali lipat, kakak sama Ely, kamu sama Dion?" Saran kan Dean.

"Ide bagus"

"Coba deh saran ke papa sama mama"

Kami terdiam ketika ada suara pintu terbuka, kak Dean memandang ku dan aku hanya memandang balik. Kak Dion berlari masuk dan menemukan kami di dapur.

"Lo mau maling?" Tanya kak Dean.

"Maling adek lo" kak Dion duduk di sebelah ku.

"Memang udah lo ambil juga kan" ujar kak Dean.

Aku menatap kak Dion dengan tatapan tidak suka, kak Dean pergi begitu saja meninggalkan kami di dapur berdua.

"Ngapain kesini? Mau gagal tunangan?" Tanya ku dengan nada ketus.

"Zea, aku gak bisa" ujar kak Dion lesu.

"Tinggal bilang kalau mau di undur hari nya"

"Zea" kak Dion memeluk ku dengan erat.

Aku jadi tidak tega melihat nya begini, raut wajah kak Dion tergambar kalau diri nya capek. Aku melepaskan pelukan kak Dion dan menarik nya untuk keruang tamu. Aku mendudukkan nya di sofa dan mengisyaratkan pada nya untuk tunggu sebentar.

"Mau kemana?" Tanya nya.

"Kata nya mau jalan" ujar ku terus berjalan ke kamar.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang