12

36 12 0
                                    

Aku dan kak Dion sudah berada di sebuah taman, sekarang cukup sepi mungkin karena sudah mau menjelang malam. Kak Dion fokus menghabiskan es krim nya. Apa kak Dion suka es krim? Soal nya dia terlihat santai dan sangat menikmati setiap es krim yang masuk ke mulut nya.

Aku melihat kak Dion lama. Muncul tiba-tiba di otak ku kenapa kak Dion mau dengan ku, kenapa dia mau aku jadi pacar nya? Dia bisa dapatkan wanita mana saja dengan paras dan keramahan nya itu kan? Kenapa harus aku?

Kak Dion mengetahui soal aku dan kak Dean, kak Dion juga tau soal pembunuh Farah yang sebenarnya. Lalu dia mengancam ku seolah-olah mau membongkar nya jika aku tidak menuruti permintaan nya, dia cuma main-main dengan ku atau bagaimana?

Pikirkan, dia tau soal diri ku dan kak Dean, dia bilang akan pura-pura tidak tau kalau aku jadi pacar nya, bukan kah dengan begitu dia punya kendali atas aku? Lalu dia mencoba mempermainkan ku dengan hal yang dia tau itu.

Masuk akal, tapi apa motif nya?

"Kamu kenapa?" Tanya kak Dion yang masih memasukkan es krim ke mulut nya.

Aku tersadarkan, astaga apa aku ketahuan melihat nya begitu lekat? Malu banget.

"Engga" jawab ku takut-takut. Iya takut ketahuan lagi teoriin diri nya.

"Terus kenapa ngeliatin gitu?"

"Kak Dion suka es krim?"

"Engga" jawab nya yang sudah menyelesaikan makan es krim nya.

"Terus? keliatan nya kayak suka"

"Suka nya kamu aja gimana?"

Aku merasakan pipi ku seperti memanas sendiri. Hei, jangan bilang aku tersipu malu hanya karena omongan nya itu. Aku cepat-cepat memalingkan muka, malu banget kalau tiba-tiba pipi ku memerah di depan kak Dion.

"Zea" panggil nya.

"Hmm" jawab ku tidak mau melihatnya. Aku rasa pipi ku masih panas.

"Liat sini dulu"

"Ngomong aja"

"Sini dulu" ucap nya.

Aku melihat kearah nya lagi, lalu aku di kagetkan karena kak Dion memegang sebuah buket bunga biru. Kapan dia membeli nya? Bukan kah mustahil?

Flashback

Kami sudah sampai di mall, rencana nya mau nonton. Kak Dion ajak nonton horor, sebenarnya aku malas untuk menonton genre ini, tapi karena kak Dion mau banget kelihatan nya jadi turutin aja.

Aku menunggu jam nonton nya, bersama dengan kak Dion yang masih sibuk membeli cemilan dan minuman untuk di bawa masuk.

"Ini makanannya, aku mau pergi ketemu sama orang sebentar, kalau udah mulai kamu masuk duluan ya" ujar nya sambil menyerahkan makanan sama minuman.

Rempong banget.

"Oh oke" jawab ku mengiyakan.

Lalu kak Dion pergi.

Flashback off.

Apakah disaat itu kak Dion membeli nya? Lalu kenapa aku tidak melihat dia membawa nya? Apalagi buket nya cukup besar, untuk di katakan tidak kelihatan seperti nya tidak mungkin. Kak Dion memang punya cara nya, apakah ini juga cara nya untuk tau aku dan kak Dean ternyata saudara? Dengan diam-diam bagai bayangan?

"Buat kamu" kak Dion menyodorkan nya kepada ku.

"Pas mau nonton ya?" Tanya ku sembari menerima nya.

Kak Dion tersenyum puas "pinter"

"Gak usah repot-repot beli ginian"

"Gpp, itu hadiah pertama yang bakalan aku kasih"

Pertama yang bakalan di kasih? Maksud nya ada lagi gitu yang kedua dan selanjutnya?

"Jangan boros-boros, segini aja udah mahal loh" ucap ku sambil melihat-lihat bunga nya.

Mendadak aku menjadi kesal sendiri, ini kami baru pacaran tapi aku sudah di kasih-kasih barang seperti ini. Jujur aku kurang suka, terkadang ada orang yang licik dengan kita. Kalian tau lah.

Aku memutar-mutarkan bunga nya hingga aku melihat semua inci nya. Norak sekali bukan?

Kak Dion tersenyum "iya, engga bakalan"

"Kasih nya pas ada hari nya aja"

"Iya" jawab kak Dion mengangguk.

"Sama ini, jangan suka ceroboh taruh barang, kalau kunci mobil nya hilang tadi gimana?" Mendadak aku ingat kejadian tadi dan menjadi tambah kesal.

"Iya engga lagi"

"Engga lagi biasa nya di ulangi" sindir ku. Biasa nya gitu kan, bilang nya engga lagi tapi nanti kejadian lagi. Gitu-gitu aja terus sampai gak ada ujung nya.

"Takut lupa lagi"

"Maka nya langsung di masukin dalam kantong celana"

"Iya"

"Kasian orang tua kak Dion udah kerja capek-capek tapi kak Dion malah buang-buang nanti kalau anak nya kak Dion juga gitu kak Dion stress loh" aku geram dan akhirnya memanggil nya dengan sebutan kak, terserah lah, aku sedang ingin menceramahi nya saat ini.

Cowok itu cerobohnya luar biasa ya terkadang. Kalau hilang ya udah aja gitu.

Kak Dion tertawa.

"Kenapa? Ada yang lucu?"

"Ada" jawab nya masih sedikit tawa terdengar.

Aku mengerutkan kening.

"Kamu lucu"

Aku makin heran.

"Makasih ya, udah di ingetin sampai segitunya" ujar nya menatap ku.

Aku diam menunggu lanjutan nya.

"Aku engga salah milih kamu, sepertinya kali ini sasaran ku sangat tepat mendarat nya, tidak lebih tidak kurang"

Aku masih diam.

"Aku sengaja boros didepan orang terutama cewek, aku mau liat gimana reaksi mereka, tapi kebanyakan malah senang aja mendapatkan yang aku kasih, kamu cuma aku kasih bunga udah ngomel panjang lebar, mereka yang ku beri perhiasan langsung memeluk ku dan mencium ku, padahal saat itu dia bukan siapa-siapa ku" cerita nya singkat.

Aku diam. Alasan dia boros itu?

"Aku mau mencari orang yang bisa memarahi ku kalau aku boros dan membeli apapun yang didepan mata ku"

"Orang yang bisa memukul ku kalau aku salah dalam perlakuan ku, orang yang memarahi saat aku salah tapi tidak meninggalkan ku sendiri"

Kak Dion menatap ku dalam, tatapan itu bisa aku rasakan sangat tulus.

"Dan aku harap orang itu kamu" ucap nya kemudian.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang