45

25 7 0
                                    

Aku bersama dengan kak Dion di butik langganan keluarga kak Dion. Aku terseret kesini karena tiba-tiba mama mengirimi ku pesan kalau malam ini juga akan diadakan malam makan bersama dengan keluarga kak Dion. Aku hanya pasrah saat kak Dion juga mendapatkan pesan yang sama dan menarik ku hingga ke tempat ini.

Aku melihat gaun-gaun cantik yang tidak aku sukai satu pun, aku lebih suka memakai celana karena gerak nya lebih bebas dan leluasa. Kak Dion juga berkeliling di bagian jas, lalu dia menghampiri ku dengan membawa setelan jas berwarna biru tua.

"Aku bakalan coba, kamu nilai" ujar nya mengangkat jas nya.

Aku mengangguk "Oke"

Kak Dion masuk ke ruang ganti, aku duduk di sofa yang sudah di siapkan disana. Saat pertama kali datang para pelayan di butik ini langsung menundukkan kepala nya melihat kak Dion, seperti nya keluarga kak Dion benar-benar dihormati disini.

Kak Dion keluar setelah beberapa saat.

Aku terdiam, betapa menawannya kak Dion saat menggunakan pakaian formal benar-benar membuat ku terdiam. Beberapa detik aku hanya melihat nya dan aku segera sadar, siapapun kalau berpapasan dengan kak Dion pasti akan berhenti sebentar untuk melihat begitu menawan nya dia.

Kenapa dia bisa seperti ini? Pakaian sekolah dia terlihat begitu keren, pakaian biasa dia terlihat begitu liar dan saat pakaian formal begini dia begitu menawan, pesona nya kak Dion benar-benar tak ada tandingan nya.

Kak Dion menghampiri ku karena aku hanya diam saja dan tak memberi nya nilai.

"Gimana?" Tanya nya berputar sekali.

"Bagus" aku mengangguk-angguk saja sebagai apresiasi.

"Mungkin harus coba beberapa lagi"

"Tunggu" ucap ku menghentikannya.

Kak Dion menatap ku seolah bertanya kenapa. Aku memeluk nya tiba-tiba, entahlah aku merasa harus melakukan nya. Kak Dion membalas pelukan ku. Laki-laki ini aku harap tidak akan berpaling dari ku sedikitpun. Aku melepaskan pelukan nya dan menatap nya, aku membenarkan jas nya dan tersenyum pada nya.

"Ini aja, kak Dion ganteng" kata ku dengan suara kecil.

Kak Dion hanya tertawa, lalu kak Dion melihat kearah pelayan yang memang bertugas melayani kami. Karena tau tatapan kak Dion menyuruh nya pergi, dia langsung pergi begitu membungkukkan badan nya.

Aku menatap kepergian pelayan itu lalu tangan kak Dion memutar kepala ku untuk melihat kearah nya. Tangan nya menarik pinggang ku untuk lebih dekat dengan nya.

Apa ini? Mau apa dia?

"Terkadang aku lelah" ucap kak Dion.

"Lelah? Kak Dion sakit?" Aku memeriksa kening nya tapi kak Dion menurunkan tangan ku.

Kak Dion mendekatkan wajah nya dan aku memalingkan wajah ku ke arah lain. Kak Dion memundurkan wajah nya dan tersenyum saat aku melirik nya sekilas. Aku mencoba memberanikan diri untuk menatap Kak Dion lagi.

"Takut?" Tanya nya sambil tersenyum.

"Engga" sejujurnya itu jawaban bohong, aku lebih merasa gugup daripada takut.

"Aku kan udah bilang aku bakalan ijin dulu"

Aku diam dan sedikit lega mendengar hal itu, tiba-tiba kak Dion memajukan wajah nya dengan cepat. Bibir kami bersentuhan kira-kira dua detik. Aku menatap nya terkejut dan kak Dion hanya tersenyum.

"Tapi bohong" ucap nya setelah itu tertawa.

Aku menjauhkan badan nya sebisa mungkin dari kak Dion, menyibukkan diri dengan memilih gaun. Jiwa ku seolah melayang entah kemana saat ini, kecupan kak Dion benar-benar membuat ku tak bisa berpikir jernih. Kenapa dia harus seperti ini sih? Untung saja tidak ada yang melihat.

"Pilihlah aku akan nilai" ucap nya mencoba mencairkan suasana.

Aku menoleh kearah nya dan mengangguk saja. Bahkan kata-kata pun tidak mau aku keluar lagi, suana yang canggung gara-gara kelakuan liar kak Dion.

Ahh pikirkan ku!!!!!!!! Aku ingin berteriak rasa nya. Astaga kak Dion.

-restoran-

Aku datang bersama dengan kak Dion, saat mau masuk kak Dion memaksa harus menggandengnya, jujur saja aku malu. Walaupun kedua belah pihak sudah tau, tetap saja aku malu. Aku tetap melakukan permintaan kak Dion karena dia memaksa terus.

Kami langsung di sambut oleh pelayan yang membungkukkan badan nya lalu menunjukkan pada kami jalan ke ruangan VVIP. Bukan kah ruangan itu sangat menguras uang, terkadang para orang tua itu tidak tau arti nya uang. Entah kenapa aku mau menangis ketika uang dikeluarkan dengan nominal yang besar.

Pintu terbuka dan mereka semua tersenyum, aku melihat kak Dean ternyata dia ikut juga. Padahal awal nya dia bilang padaku tidak mau ikut karena bakalan jadi obat nyamuk. Bayangkan saja disitu kak Dean yang tidak ada pasangan nya. Aku membayangkan nya jadi mau tertawa sendiri.

"Sepertinya mereka sudah semakin dekat, tidak ada salah nya menentukan tanggal baik sekarang" ucap papa kak Dion begitu kami duduk.

Baru datang sudah di kasih beban itu. Kami bahkan masih SMA belum lagi kuliah dan mencari kerja.

"Kalian mau langsung nikah aja tunangan dulu?" Tanya papa ku sambil menyantap makanan nya.

"Uhuk" aku mendadak batuk membuat semua orang melihat kearah ku, aku malah menoleh ke kak Dion.

Kak Dion tersenyum saja. Sepertinya kak Dion tidak peka kalau aku meminta bantuan nya.

Siapapun... Tolong aku!!!



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang