28

25 8 2
                                    

Pulang sekolah pun tiba, aku cepat-cepat berusaha untuk keluar dari gerbang karena tidak mau ketemu dengan kak Dion. Masa bodoh dengan ajakan kak Dion yang ingin mengantar ku pulang. Aku masih malu untuk bertemu dengan kak Dion, belum lagi melihat sifat kak Dion yang cukup iseng orang nya.

Gawat! Itu kak Dion dan dia melihat kearah ku. Harus bagaimana? Harus bagaimana? Kabur aja kali ya? Pura-pura gak liat gitu.

"Zea!" Panggil nya.

Aku terus berjalan semakin cepat menyalip beberapa orang, tapi sial nya kak Dion berhasil meraih pergelangan tangan ku membuat ku mau tak mau harus berhenti.

Aku menghela nafas ku mencoba untuk tidak panik dan segala macam nya sekaligus mencari alasan.

"Kenapa kamu kayak ngehindar gitu?" Tanya kak Dion tersenyum jahil.

"Ahh engga tuh" ucap ku berusaha untuk menghindari kontak mata dengan nya.

Kak Dion tersenyum.

"Kamu tuh lucu tau gak, jadi gemes" kak Dion mencubit pipi ku pelan.

Aku memegang tangan kak Dion agar dia melepaskan cubitan nya. Kak Dion mengacak-acak rambut ku.

"Udah gak usah malu, aku juga gak bakalan bahas" kak Dion menggenggam tangan ku.

"Itu kak Dion bahas tanpa di sadari" ucap ku.

Kak Dion malah tertawa.

"Ya udah ayo pulang, pipi kamu merah tuh" kak Dion menunjuk pipi ku.

Astaga aku lupa soal pipi ku, soal nya tadi saat keluar dari kelas masih sedikit merah. Syukur nya kak Dion mikir nya aku sedang malu jadi pipi ku memerah. Tapi, memang iya sih.

Saat berjalan ke parkiran hp kak Dion berbunyi, aku yang berdiri di samping nya melihat nama penelfon yang tertera dilayar kaca hp kak Dion. Itu adalah mama nya kak Dion.

"Halo ma" ucap kak Dion begitu menjawab telfon itu.

"...."

Kak Dion sempat memandang ku sebentar lalu berpaling kedepan lagi pandangan nya.

"Jangan hari ini ma, Zea lagi datang bulan, kasian pinggang nya sakit"

"...."

Aku yang mendengar hal itu langsung melihat kearah kak Dion, bertanya-tanya kenapa ada sangkut paut nama ku disitu.

"Ya udah, nanti kalau misal nya udah engga lagi baru rencanain lagi, maaf ya ma"

"...."

"Iya ma, iya pasti dijagain, see you ma"

Setelah itu panggilan itu terputus, kak Dion menyimpan kembali hp nya. Aku masih memandang kak Dion penuh tanya, kak Dion yang sadar akan hal itu malah mencubit ku.

"Mama mau ngadain makan malam lagi sama keluarga kamu, kayak nya mama ku obsesi deh sama kamu" jelas kak Dion singkat.

"Ya udah, kenapa tadi ditolak?" Tanya ku.

"Kamu masih datang bulan gak boleh capek-capek, kata nya pinggang kamu sakit"

"Ya gpp kak, gak baik loh nolak gitu"

"Kata mama gpp sayang" ujar kak Dion sembari mengelus rambut ku pelan.

Aku tersipu mendengar panggilan itu. Ini sudah kedua kali nya kak Dion memanggil ku dengan kata itu. Untuk sekarang kata itu terdengar manis ditelinga ku.

Sekilas aku melihat ada Kalla yang melihat kearah kami. Aku dengan cepat menatap kak Dion dan tiba-tiba memeluk nya. Kak Dion awal nya tidak membalas pelukan ku karena kaget tapi beberapa detik kemudian dia membalas nya, malah dia memeluk ku dengan erat.

Kak Dion juga jarang memeluk ku begini, kata nya harus ijin dengan ku dulu, kalau aku tidak membolehkan dia tak akan lakukan. Tapi, sempat lepas kendali juga.

Sembari memeluk kak Dion, aku melihat kearah Kalla sebentar. Wajah nya tampak kesal dari jauh, Kalla melangkah pergi dengan cepat. Tapi, aku masih tidak mau melepaskan pelukan ini.

Hangat, keamanan, kenyamanan, aku suka.

Sepertinya aku sudah semakin terikat dengan kak Dion.

"Kalau gini terus aku bisa lepas kendali" ujar kak Dion.

Aku langsung melepaskan pelukan nya dan mata kami bertemu. Untung saja sudah tidak banyak orang lagi, hanya beberapa saja. Itu juga aku yakin sempat melihat kami untuk waktu yang cukup lama.

"Kamu kenapa? Gak biasa nya" nada kak Dion terdengar curiga.

"Gpp, gak boleh?" Tanya ku untuk mengahlikan pikiran kak Dion.

"Boleh, sering-sering juga boleh"

Aku memukul perut kak Dion pelan membuat nya tersenyum lebar, begitu juga dengan ku.

"Ayo pulang" ajak kak Dion dan aku hanya mengangguk saja.

Aku akan mempertahankan milikku mulai sekarang, kalau mau merebut kak Dion dari ku silakan saja kalau bisa. Aku yakin kak Dion tidak akan tertarik dengan siapapun.

Mulai sekarang aku akan men-cap kak Dion adalah punya ku.

-rumah-

Aku sudah sampai dirumah dan aku melihat ada papa dan juga mama diluar. Sedang duduk bersama sambil tertawa. Aku senang melihat kedua nya masih akur hingga anak nya sudah sebesar ini. Aku menghampiri mereka dan memeluk mereka.

"Udah pulang kamu, gimana sekolah nya?" Tanya papa.

"Lancar kok, tumben dirumah?"

"Udah selesai pekerjaan, kayak nya bakalan nganggur 1 bulan" jawab papa sembari melipat kembali koran yang dia pegang.

"Wahh, lumayan, liburan yuk, udah lama loh gak pergi sekeluarga" saran ku, jarang-jarangkan papa sama mama nganggur.

"Boleh tuh pa, tapi kamu kan sekolah, apalagi Dean udah kelas 12 bentar lagi lulus" ucap mama pikir-pikir.

"Tunggu liburan panjang dulu aja ya?"

"Ya udah" aku pasrah.

"Mama mau tanya sama kamu" ucap mama terdengar serius.

"Apa ma?"

"Kamu pacaran sama Dion?" Tanya mama melihat ku lekat.

Aku terdiam mendengar pertanyaan mama ku, papa ku juga terlihat ingin tau apakah itu adalah benar. Aku jadi binggung sendiri, ini kan pertama kali aku pacaran jadi agak aneh apalagi sampai papa dan mama tau.

Harus apa nih?



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang