26

29 9 2
                                    

Aku berada di kamar, mendengarkan musik dengan volume yang keras. Bagaimana tidak? Suara kak Dean dan kak Dion sampai di kamar ku, mereka sedang main game sambil teriak-teriak seperti pemandu sorak.

Astaga berisik sekali.

Tiba-tiba aku merasa tidak enak, astaga seperti nya aku akan datang bulan. Soal nya sebulan yang lalu tidak dapat jatah datang bulan, kemungkinan bulan ini dapat nya. Tapi, biasa nya itu tanggal 20an tapi ini masih tanggal belasan.

Setelah mengecek nya sekilas, ternyata benar. Seketika aku jadi malas untuk berbuat apapun, aku paling malas ketika datang bulan begini. Aku berjalan ke lemari dan mencari pembalut yang seingat ku masih ada. Aku mengobrak-obrik dan hanya tinggal satu saja, aku bersyukur tidak habis.

Aku segara mengambil nya dan menuju kamar mandi, sekalian mandi saja walaupun masih sore jadi nanti ku putuskan untuk tidak mandi lagi. Sejujurnya aku jarang mandi orang nya, karena aku cukup malas bertatap setiap hari dengan toilet. Terkadang saat liburan aku bisa mandi 1 minggu hanya 2 atau paling rajin 3 kali. Sangat jorok, mama ku sempat mengomeli ku beberapa kali tapi tetap tidak mempan dan akhirnya beliau capek untuk mengomeli ku. Untung saja papa ku tidak menghiraukan hal tersebut, karena sejujur nya papa ku juga sering begitu kata nya.

Keturunan, jadi ini bukan salah ku.

Lagi, kalau datang bulan biasa nya mandi ku lama, bisa-bisa 30 menit atau lebih aku di dalam toilet. Rutinitas mandi setiap hari ku mulai berjalan dari hari ini.

Setelah sudah selesai, aku mengambil keperluan pergi ku dan segera kebawah. Tentu aku mau membeli pembalut. Lagi, hal yang paling tidak ingin aku lakukan saat datang bulan begini adalah banyak gerak. Aku ingin malas-malasan, tiduran, pokok nya tidak melakukan apapun.

Apa kalian seperti itu?

Datang bulan adalah hari termalas ku sedunia.

Aku menaikkan tudung jaket ku, lalu segera pergi. Saat sampai diruang tamu aku melihat kak Dean dan kak Dion masih asik dengan permainan mereka. Lalu, kak Dion menoleh kearah ku, meninggalkan permainan yang begitu seru bagi nya dari tadi. Kak Dion menghampiri ku yang sedang membenarkan baju ku, tadi sedikit berantakan.

"Mau kemana?" Tanya kak Dion begitu tiba di hadapan ku.

"Minimarket" jawabku singkat.

Satu lagi kalau sedang datang bulan, irit bicara. Itu diri ku sih tidak tau dengan yang lain. Inti nya di saat-saat seperti ini aku jarang mau mengeluarkan suara ku.

"Aku antar"

"Gak usah, terusin aja" jawab ku yang sudah mau melangkah keluar.

"Kamu marah?" Tanya kak Dion menahan tangan ku.

"Engga"

"Judes gitu jawab nya"

"Engga kak Dion"

"Aku antar, kamu tunggu bentar, aku ambil jaket sama kunci mobil"

Aku pasrah dan mengangguk saja. Tak lama dari itu kak Dion kembali sembari memakai jaket nya.

"Kak pamit ya" ucap ku.

"Iya hati-hati kalian, kalau adek gue sampe lecet gue bunuh lu" pesan kak Dean yang mematikan.

"Iya kakak ipar" jawab kak Dion sengaja di lebay-lebaykan.

"Idih" ujar ku tiba-tiba.

Jujur, aku agak jijik. Astaga bukan kah aku kejam?

Kalian pernah jijik sama pacar sendiri?

"Amin gitu, biar beneran bisa nikah sama kamu"

"Iya"

"Amin nya mana?"

"Amin" ucap ku.

Kak Dion mencubit pipi ku pelan, lalu menggandeng tangan ku. Memegang nya dengan erat.

-minimarket-

Akhirnya kami sampai, ini minimarket yang agak besar. Astaga padahal aku sedang tidak niat mengitari minimarket ini, aku juga belum pernah kesini. Kak Dion mengajak ku untuk masuk dan tidak terlalu ramai disini.

Aku langsung melihat-lihat dengan cepat dan untung lah aku langsung menemukan letak pembalut dimana. Kak Dion yang mengikuti ku, terlihat keheranan di wajah nya.

"Itu apa?" Tunjuk kak Dion.

"Pembalut" jawab ku singkat.

"Buat apa?"

"Nampung darah"

"Darah? Kamu berdarah? Dimana? Mau kerumah sakit aja?" Kak Dion memegang bahu ku dan mulai memutar-mutar badan ku untuk mengecek.

"Bukan kak Dion, ini setiap cewek ngalamin kok" ucap ku cepat, pusing juga kalau diginiin.

"Apa nama nya?"

"Menstruasi"

"Ohh itu" ucap kak Dion mengerti

Aku kembali melihat-lihat pembalut, aku mengambil cukup banyak karena biar tidak usah beli-beli lagi nanti.

"Sakit gak?" Tanya kak Dion masih terdengar khawatir dari nada nya.

"Sakit perut sama pinggang aja"

"Seharusnya kamu gak usah kesini, biar aku aja yang beli, kamu nya istirahat" kak Dion mengambil ahli keranjang yang tadi nya aku pegang.

"Kak Dion gak malu beli ginian?"

"Kenapa malu?" Tanya kak Dion makin heran.

Aku tertawa tiba-tiba entah kenapa menurut ku itu manis, aku mengacak-acak rambut kak Dion pelan. Wajah keheranan kak Dion makin terlihat.

"Cowok-cowok paling gak mau disuruh beli ginian, kebanyakan nya sih"

"Oh begitu, karena barang cewek ya?" Tanya kak Dion memastikan.

"Iya"

"Ya udah, beli yang banyak, kamu butuh nya berapa? Atau mau semua aja?"

Aku memukul lengan kak Dion yang sudah mau mengambil semua pembalut yang ada. Dia melihat ku dengan kebingungan. Astaga kenapa jadi kak Dion yang terlihat rempong sekarang?

"Jangan boros kak, ini udah lebih dari cukup" ujar ku.

"Berapa lama hilang nya?" Tanya kak Dion makin penasaran.

"Kalau aku pas 1 minggu"

"Jadi kamu bakalan sakit perut 1 minggu? Itu seriusan gpp?" Nada bicara kak Dion terdengar khawatir.

"Engga 1 minggu berturut-turut, cuma sampe hari ketiga"

"Lama banget, gak bisa sehari doang?" Tanya kak Dion dengan polos nya.

Kalian tidak akan tau seberapa manis nya dia saat ini.

"Gak bisa lah"

"Susah ya jadi cewek" ucap kak Dion.

"Baru tau" ucap ku pergi ke rak lain.

Sekalian beli cemilan.

"Kan baru punya kamu jadi baru tau" ujar kak Dion menyejajarkan diri nya dengan ku.

Aku hanya tersenyum dan kak Dion membalas nya dengan mengelus rambut ku pelan.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang