51

18 5 0
                                    

Kami sedang istirahat sebentar dan tau dahsyat nya apa? Setelah usai aku bernyanyi banyak yang meminta aku untuk berfoto dengan mereka. Awal nya aku menolak karena bukan ini tujuan ku, tapi Ely menyuruh ku untuk menerima nya saja karena kata nya aku pantas.

Banyak yang memuji ku cantik, suara ku bagus dan aku kata nya seperti pacar idaman.

"Misi kak, boleh minta foto gak?" Tanya salah seorang murid cowok mendatangi meja kami.

Aku menoleh kearah kak Dion dan yang lain nya, lalu aku mengangguk. Cowok itu langsung mengarahkan kamera nya dan menyuruh ku melakukan pose dua jari dan finger heart.

Astaga apa-apaan ini?!

Setelah puas berfoto dia mengucapkan terima kasih dan pergi dengan gembira. Aku sama sekali tidak menyangka akan hal ini.

"Panas ya woi" ucap Ely mengipas diri nya menggunakan tangan nya sendiri.

"Banget, berapi-api" kak Dean juga ikut menambahkan.

"Panas?" Ulang ku.

"Iya, lo gak ngerasa?"

"Engga terlalu sih"

Tiba-tiba kak Dion berdiri dan pergi begitu saja meninggal kami. Aku menatap kak Dean dan Ely bergantian, mereka hanya menyuruh ku untuk menyusul nya dan aku segera berlari menyusul kak Dion yang sudah agak jauh dari pandangan ku.

"Kak Dion tunggu" panggil ku.

Aku sedikit kesusahan mengejar kak Dion karena aku memakai high heels, seharusnya aku tidak memakai hal bodoh seperti ini. Begitu banyak orang berlalu lalang tadi aku bahkan hampir jauh.

Bruk!

"Aww" ringis ku pelan.

Aku terjatuh karena kaki ku terasa sakit dan tadi tidak sengaja bersenggolan dengan orang. Mereka membantu ku berdiri dan tiba-tiba kak Dion sudah didepan ku, tanpa basa-basi kak Dion langsung menggendong ku.

Aku hanya diam, kak Dion terlihat khawatir tapi aku masih bisa merasakan ada aura tak enak dari diri nya. Ternyata kak Dion membawa ku ke UKS, kak Dion menurunkan ku di ranjang dan hendak mencari kotak p3k tapi segera aku tahan.

"Kak Dion kenapa?"  Tanya ku.

"Obatin dulu" kak Dion malah mengahlikan pembicaraan.

"Gak mau, kak Dion kenapa?"

"Siapa yang suruh kamu pakai high heels gini? Sakit kan?"

"Kak Dion kenapa?" Tanya ku lagi.

"Lain kali gak usah pakai ginian" kak Dion tidak mau menjawab.

"Kak Dion" panggil ku menarik dagu kak Dion agar tatapan kami bertemu.

Kak Dion duduk di samping ku mata nya lekat menatap ku, aku membalas tatapan itu. Kak Dion menghembuskan nafas nya kasar.

"Aku cemburu" ujar nya begitu pelan tapi tetap bisa ku dengar.

"Sama siapa?"

"Kamu terus didatangi buat foto, kamu ngabaiin aku padahal aku terus ngoceh disamping kamu"

Aku tertawa mendengar hal itu. Ahh benarkah aku tidak dengar kak Dion membicarakan sesuatu? Saking fokus nya aku? Seolah aku merasa seperti artis papan atas. Astaga aku puas sekali melihat ekspresi kak Dion yang sedang cemburu begini.

"Lain kali jangan lagi" bilang nya.

"Lagi apa?"

"Gak boleh nyanyi depan umum lagi, gak boleh cantik didepan orang lain selain aku, gak boleh foto-foto sama orang lain selain aku dan gak boleh pakai high heels lagi" ucap nya dengan cepat.

Aku mengangguk nurut lalu kak Dion memeluk ku sebentar. Kak Dion menatap ku dengan lekat, mata nya aku lihat sedang melihat kearah bibir ku. Perlahan kak Dion mendekat dan mengunci pergerakan tubuh ku dengan cepat.

"Mau lanjut kan yang waktu itu?" Ujar kak Dion dengan suara berat nya.

Seketika kejadian waktu di tempat makan itu terulang kembali di kepala ku. Jadi, saat itu kak Dion mencium ku dengan ganas, bahkan kak Dion memberikan sebuah tanda dileher ku. Karena tanda itu kak Dean mengolok-olok diri ku bahkan sampai saat ini, mau tidak mau aku menutupi nya dengan plesteran.

Aku mencoba mendorong kak Dion untuk menjauh tapi kak Dion sengaja menambahkan kekuatan nya. Kak Dion bahkan tersenyum miring membuat ku merinding.

Tiba-tiba pintu terbuka aku langsung menoleh bersamaan dengan kak Dion, dan tau itu siapa? Kalla. Kalla hanya diam saja disana melihat kami berdua, lalu tiba-tiba kak Dion mencium ku sekilas.

"Sorry" ucap Kalla yang masih mematung didepan pintu.

"Mau apa?" Tanya kak Dion judes.

"Lo dicari sama guru"

"Nanti gue kesana, tutup pintu nya dan jangan ganggu"

Aku memukul dada kak Dion pelan lalu melihat kearah Kalla lagi. Wajah Kalla terlihat marah, bagaimana tidak? Melihat laki-laki yang di sukai nya sedang bermesraan dengan orang lain? Ralat, aku pacar nya kak Dion bukan orang lain.

Kalla langsung pergi setelah menutup pintu cukup keras.

Aku rasa tadi kak Dion sengaja mencium ku untuk memperingati Kalla untuk tidak mendekati nya lagi. Rasa aku begitu. Aku mendorong kak Dion menjauh setelah sadar kalau kak Dion sedang lengah.

"Kak Dion apaan sih?" Aku membenarkan duduk ku.

"Apa nya?" Tanya kak Dion seolah tidak mengerti.

"Yang tadi"

"Biarin, itu peringatan buat dia"

"Dia masih dekatin kak Dion?" Tanya ku kepo.

"Gitu lah" jawab kak Dion seadanya.

"Kak Dion balas?"

"Balas kalau mengenai orang tua nya"

"Kenapa lagi?"

"Mama nya jadi pelacur kata nya" ujar kak Dion.

Aku kaget hingga menutup mulut ku. Apakah saking berantakan nya hingga mama nya harus mengambil jalan itu?

"Ayo lanjut" kak Dion mendekatkan diri nya lagi.

"Kak Dion mesum!!!" Aku melemparkan bantal pada kak Dion.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang