Aku hanya bisa diam begitu orang itu berjalan mendekati ku, kami sedang hadap-hadapan. Mata nya dan mata ku benar-benar menatap dengan dalam, kenapa harus bertemu disini? Dan apa tadi? Lo?
"Kak Dion ngapain kesini?" Tanya ku.
"Jalan aja, lo ngapain disini?" Tanya nya balik.
Lo? Dulu nya kamu, cepat banget ya kak Dion berubah. Apa mungkin kak Dion sudah punya seseorang?
Setelah itu kami hanya diam-diaman saja, jujur ini adalah situasi yang paling canggung. Aku kembali duduk dan kak Dion juga ikutan duduk di samping ku. Aku ingin menanyakan alasan kak Dion ingin putus tapi aku takut, sudah lah.
"Kak Dion aku boleh tanya?" Aku mencoba memberanikan diri.
"Boleh"
"Kenapa kak Dion mau putus?" Tanya ku takut-takut.
Kak Dion diam sebentar.
"Padahal kita baik--"
"Aku merasa bersalah" potong kak Dion.
Aku menatap nya, menunggu lanjutan nya.
"Aku gagal jagain kamu, kamu tersiksa sama aku, aku ngerasa gak pantas, kalau aku sama kamu itu akan lebih menyiksa" lanjut nya.
"Bukan nya memang begitu ya siklus nya? Kita akan tertawa dan sedih dengan orang yang kita cintai" jawab ku dengan nada kecewa.
"Aku gak tega"
"Kalau pemikiran kak Dion kayak gitu itu arti nya kak Dion gak percaya sama aku dan hubungan kita"
"Bukan--"
"Kak Dion sendiri yang bilang kalau kita harus saling percaya, tapi apa yang kak Dion lakuin? Kak Dion ngambil jalan yang gak seharusnya, aku menderita juga bukan aku sendiri tapi kak Dion juga, karena itu memang hukum nya kalau mencintai seseorang kak"
Air mata ku mulai menetes sedikit demi sedikit, aku cukup kecewa dengan jawaban kak Dion. Menurut ku sangat bodoh memutuskan hubungan hanya karena dia merasa pasangan nya akan menderita jika bersama nya, menurut ku itu lah cinta.
Kita akan merasa bahagia dengan orang yang kita cinta tapi kita juga harus siap disakiti oleh nya.
Aku sudah tidak bisa menahan suara tangis ku untuk keluar, aku berdiri dan berjalan pergi. Tetap disini juga tidak membuat kak Dion berubah atas pemikiran nya.
"Zea" panggil nya.
Aku berhenti untuk mendengarkan nya dan memunggungi nya.
"Aku bakalan keluar negeri besok" ujar nya yang berhasil membuat ku terkejut.
Tau apa yang aku rasakan? Tubuh ku seketika lemas dan ingin jatuh, kaki ku bahkan seolah kehilangan tulang. Aku benar-benar terguncang dengan omongan kak Dion, tapi begitu juga lebih baik kan?
Dengan kak Dion tidak berkeliaran di sekeliling ku maka aku juga akan dengan cepat melupakan nya begitu juga kak Dion tak akan tersiksa. Aku berjalan pergi dan meninggalkan kak Dion sendiri, air mata ku sudah mengalir deras.
∆∆∆
Ini sudah lusa, pertemuan ku dengan kak Dion waktu itu adalah pertemuan terakhir. Aku juga tidak bisa menjamin kami akan bertemu lagi atau tidak tapi ini adalah yang terbaik.
Kami sedang bersiap-siap untuk pergi ke Bali, papa dan mama tidak mau ikut dan memilih untuk dirumah saja. Aku sedang mengecek koper ku dan tas ku apakah ada yang belum aku masukkan. Semoga liburan kali ini bisa membuat ku lebih baik, kak Dean sibuk dengan hp nya sejak tadi. Entah apa yang akan dia lakukan.
Aku membuka hp ku dan tidak sengaja postingan dari kak Dion muncul. Ternyata benar-benar sudah pergi ya? Padahal aku berharap kalau yang dia beritahu itu adalah kebohongan untuk menarik perhatian ku, orang yang sudah jatuh cinta bodoh nya 100%.
"Zea udah belum?" Tanya kak Dean.
"Udah" jawab ku menutup koper dan keluar dari kamar.
"Ayo berangkat"
"Papa, mama kami berangkat dulu ya" ujar kak Dean pamit.
"Hati-hati kalian, Dean jagain ya Zea nya" nasihat mama.
"Iya ma siap"
"Papa sama mama nitip salam buat Ely"
"Oke ma"
"Nyetir nya pelan-pelan aja" tambah papa.
"Iya" jawab kak Dean membantu ku membawa koper.
"Kami duluan ya pa, ma" aku memeluk mereka dan berjalan pergi.
Papa dan mama hanya mengangguk, lalu kami keluar dari rumah. Mobil mulai di jalankan dan kami segera menuju ke rumah Ely, syukur saja papa dan mama nya Ely mengijinkan Ely untuk ikut.
"Dion udah keluar negeri ya?" Tanya kak Dean membuka topik.
"Kak Dean gak tau?" Aku malah tanya balik, soal nya ku kira kak Dean tau.
"Loh kamu tau?"
"Tau" angguk ku.
"Masih chat?"
"Engga, kemaren ketemu di taman"
"Oh gitu, dia gak ngasih tau apa-apa sama kakak"
"Ya udah lah, jangan dibahas" aku mencoba memutuskan pembicaraan.
"Mau kakak kenalin sama orang baru gak?" Tawar kak Dean mencoba menghibur.
"Gak"
"Pelan-pelan aja lupain nya dek, kalau dipaksa makin gak bisa lupa nanti" ucap kak Dean.
"Aku gak berniat buat lupain kak"
"Lalu?"
"Hubungan aku sama kak Dion gak salah, kenapa harus aku lupain? Aku akan jadiin kenangan aja" jawab ku.
"Adek nya Dean udah dewasa ya"
Aku hanya tersenyum dan mencoba tidur saja. Daripada nanti mendengar mereka berduaan bermesraan membuat hati ku panas saja.
Aku percaya ini adalah yang terbaik buat aku dan kak Dion. Semoga kami sama-sama akan menemukan jalan terbaik untuk hidup kami, putusnya hubungan kami tidak akan memutuskan hidup kami kan?
BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜
LOPYOU 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I AM?[COMPLETE]
RomanceBahkan terkadang kamu tidak akan pernah tau soal diri mu sendiri, terkadang kamu sendiri binggung dan tanpa sadar melakukan hal yang menurut diri kamu sendiri juga tidak wajar dilakukan. Terkadang kamu memang tak mengenal diri mu sendiri. Oleh kare...