9

51 13 0
                                    

Hari sudah berganti lagi, hari yang baru aku berharap adalah hari yang bagus dan cerah. Tiba-tiba seseorang merangkul ku dari belakang, tapi aneh nya itu tidak membuat ku terkejut sama sekali.

Itu kak Dion.

Dan soal kejadian waktu itu, aku menerima tawaran nya untuk menjadi pacar nya. Aku juga binggung kenapa aku mau, tapi aku rasa kak Dion bukan orang sembarangan. Dia bahkan tau jati diri ku yang asli yaitu adik nya kak Dean, selama ini yang tau hanya orang-orang tertentu saja dan yang paling mengejutkan dia tau perbuatan kak Dean kepada Farah.

"Pagi cantik" sapa nya dengan senyum andalan nya. Senyum manis yang membuat mabuk para siswi.

"Pagi kak" jawab ku.

"Kita udah sepakat gak boleh panggil aku kak loh" dia mencubit pipi ku tapi tidak bertenaga.

"Lupa"

"Lapar gak?"

"Engga, udah sarapan dirumah"

"Setiap hari ya?"

"Iya"

"Oh gitu"

Aku diam saja, aku malas berbicara dengan nya. Saat dekat-dekat parkiran aku melihat kak Dean yang baru saja sampai, kak Dean turun dari mobil nya. Kak Dean tadi memang sengaja terlambat bangun, kata nya masih ngantuk dan lelah kak Dean sudah mulai latihan basket untuk perlombaan nya.

"Woi bro" panggil kak Dion semangat.

Kak Dean hanya melambai, lalu berjalan mendekat. Soal aku dan kak Dion menjalani 'hubungan' kak Dean sama sekali tidak tau. Lihat saja muka nya heran begitu melihat kak Dion yang merangkul ku.

"Udah sah nih?" Tanya kak Dean.

"Yoi dong" kak Dion menggenggam tangan ku dan mengangkat nya. Memperlihatkan pada kak Dean.

"Beuh, pj pj"

"Gampang, doain ya"

"Pasti, jaga terus" suruh kak Dean.

"Siap kakak ipar" jawab kak Dion membuat ku menoleh.

"Najis"

Aku membulatkan mata ku kaget, kak Dean dan kak Dion memandang ku terpaku bagai es. Apa tadi? Aku tidak salah tanggap kan? Kak Dean tau? Atau gimana?

Aku menatap kak Dean seolah meminta penjelasan nya soal omongan nya tadi.

"Dia tau dek" ucap kak Dean tersenyum.

Gimana bisa tau? Kak Dean kasih tau? Atau gimana? Kenapa aku serba binggung begini!

Aku menatap kak Dion tajam, sedangkan kak Dion hanya mengangkat jadi telunjuk dan jari tengah nya menjadi angka 2. Tanda damai. Aku berjalan cepat untuk segera menuju kelas, meninggalkan kak Dean dan kak Dion. Terdengar langkah kaki mengejar kearah ku, itu pasti kak Dion.

Dan benar, itu diri nya. Kini kak Dion sejajar dengan ku. Dia berjalan di depan ku sekarang, memandang ku terus menerus dengan senyum manis nya. Kak Dion berjalan terbalik sembari sesekali melihat ke belakang.

"Marah?" Tanya nya.

Aku menggeleng.

"Kesel?" Tanya nya lagi.

Aku menggeleng lagi.

"Terus?"

"Binggung" jawab ku mengerutkan kening.

Kak Dion malah tersenyum semakin lebar dan mengacak-acak rambut ku seenak nya. Aku menyisirnya dengan rapi, berharap tetap rapi hingga nanti siang minimal nya. Tapi kak Dion dengan seenak jidat nya mengacak-acak nya hingga seperti rambut singa.

Aku membenarkan rambut ku tanpa memberikan reaksi kesal karena sudah menghancurkan tata rambut ku.

Tiba-tiba kak Dion berhenti, wajah nya tampak seperti binggung dan bertanya-tanya. Ada yang salah?

"Kenapa?" Tanya ku binggung lagi.

Sepertinya ini hari kebinggungan ku, banyak sekali yang aku binggung kan.

"Kamu gak marah? Kesel? Atau apa gitu?" Tanya nya tiba-tiba.

"Engga, buat apa?"

"Aku tadi acak-acak rambut kamu, biasa nya cewek bakalan mukul, kok kamu engga?" Heran nya.

Astaga! Haruskah semua cewek begitu?

"Ya engga aja, emang harus banget mukul?"

"Kamu gak normal ya?" Kak Dion menunjuk hidungku dan sedikit memencet nya.

"Ihhh" aku memukul nya dengan kuat.

Beberapa orang sudah memperhatikan kami, astaga aku lupa kalau ini hari pertama kami pacaran dan sekarang kami terlihat uwu didepan mereka semua. Aku percaya setelah ini pasti akan menyebar gosip.

Kak Dion tertawa, tawa nya begitu lepas dan cukup kuat suara nya.

"Kak, masuk dulu ya" ucap ku tapi dia malah melentangkan tangan nya.

"Apa?" Tanya nya.

"Masuk dulu"

"Hmm" Kak Dion memiringkan kepala nya sedikit.

Astaga!

"Aku masuk dulu, lupa gak boleh manggil kak"

"Nah gitu, oke, nanti pulang nya bareng aku ya?"

"Aku naik ang--" belum selesai kak Dion mengangkat telunjuk nya.

"Gak ada nolak-nolak" kak Dion lalu pergi.

Aku hanya pasrah dan mengangguk. Anak ini pemaksa banget kelihatan nya. Kalau di lihat-lihat kak Dion itu boyfriend able pake banget. Orang nya lucu, humoris juga, ganteng, tinggi, putih, serem juga iya tapi tetap manis. Kak Dion seperti nya gampang untuk menjadi lelaki buaya.

Sampai lupa, aku harus menanyakan hal penting dengan kak Dean. Kalau kak Dean tau kenapa tidak kasih tau aku? Dan aku heran nya kenapa kak Dean bisa kasih tau kak Dion, sedekat itu kah mereka? Kelihatan nya tidak begitu.

Hari ini banyak yang membuat ku bertanya-tanya dan kebinggungan. Astaga, kepala ku saja sudah mulai pusing-pusing sedikit.

Hari yang melelahkan di pagi yang cerah ini.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang