Aku dipaksa untuk tidak ke sekolah untuk sementara waktu, kak Dean menemukan asal dari orang-orang itu semalam dan mereka sudah di bereskan oleh kak Dean. Kak Dean menyuruh orang untuk membunuh mereka semua. Kak Dean percaya masih ada orang di balik kejadian ini tapi saat dihabisi tak ada satu pun dari mereka yang mau berbicara.
Kak Dion bahkan sampai ijin juga hari ini demi menemani ku padahal aku sudah bilang tidak usah, karena sebentar lagi mereka sudah mau lulus. Tapi, kak Dion tetap keras kepala dan memilih untuk disini.
Aku membuka hp ku karena bosan, kak Dion terus menatap ku dengan tatapan yang sulit di artikan. Sudah ku suruh untuk tidak melihat ku seperti itu tapi dia tidak mau.
Aku menjatuhkan hp ku ke kasur membuat kak Dion panik dan melihat apa yang sudah aku lihat. Setelah mengetahui hal itu kak Dion langsung memeluk ku dan mencoba menenangkan ku.
"Gpp Zea, aku bakalan urus semua nya" ujar kak Dion menenangkan ku.
Air mata ku mengalir lagi, harus kah aku mengeluarkan air mata ku hingga titik penghabisan? Kenapa rasa nya ini terlalu kejam untuk aku rasakan? Apakah ini hukuman?
"Kak, aku takut" ujar ku.
"Kamu baik-baik aja, ada aku"
"Tapi--" kak Dion meletakkan jari telunjuk nya di mulut ku.
"Aku akan menemukan orang yang nyebarin foto itu"
Benar, foto ku yang di pegang-pegang oleh cowok itu terunggah di sosial media. Banyak yang berkomentar kalau aku sudah diperkosa oleh mereka dan aku sudah tidak suci lagi.
Aku harus apa? Aku harus apa? Aku hanya bisa menangis dalam pelukan orang dan tak bisa melakukan apapun. Semua orang akan menatap ku dengan penuh rasa jijik.
"Kak, aku mau di periksa" minta ku.
"Zea" mata kak Dion benar-benar tak tega. Dia mungkin takut kalau aku akan terkejut atau mendapatkan hasil yang buruk.
"Aku mohon"
Kak Dion terlihat tidak tega dengan ku tapi dia tetap membolehkan diri ku untuk diperiksa lebih lanjut. Kalau pun hasil nya positif aku sudah di perkosa oleh mereka aku harus terima.
"Aku panggilin ya, kamu tunggu disini" kata kak Dion.
"Makasih kak, kalau hasil nya nanti--" lagi-lagi kak Dion memotong ucapan ku.
"Kamu harus percaya aku, tidak akan ada apa-apa, oke?"
Aku hanya mengangguk.
Kak Dion keluar dan mulai mengeluarkan hp nya untuk menelfon. Aku kembali membuka hp ku dan melihat postingan yang tadi. Aku memperhatikan sudut pengambilan nya, setelah aku sadari foto ini di ambil oleh seseorang secara diam-diam. Berarti orang ini sudah bersiap-siap akan hal ini dan pasti nya tau persis kalau hal ini akan terjadi.
Aku masuk ke profil orang yang menggunggah nya dan melakukan screenshot. Aku dengan cepat menghubungi seseorang untuk dalam masalah ini, dia adalah ahli nya untuk meretas akun. Sahabat ku yang berada di luar negeri.
Tersambung.
Hey, can you help me, I have problem
Sure, what is it?
I will send a picture for you
Okay
Aku mematikan telfon itu dan mengirimkan nya akun tersebut. Kami berahli mengobrol dalam chat dan dia bilang ini akan selesai dalam beberapa jam atau paling lama beberapa hari. Aku bercerita tentang masalah ku, dia bertanya siapa yang melakukan hal itu pada ku, karena aku juga tidak tau maka dia akan menemukan akar dari semua ini.
Aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, karena aku dari keluarga yang terpandang dan dari keluarga yang ditakuti juga.
Mungkin sudah saat nya kalian untuk tau siapa aku dan dari keluarga apakah aku berasal. Papa ku adalah seorang pengusaha tapi juga seorang mafia yang menyalurkan senjata api, senjata tajam, bom, narkoba untuk orang-orang besar. Papa sudah banyak membunuh orang dengan tangan nya yang lembut itu, bahkan ada beberapa bagian tubuh korban yang berada di rumah ini, menjadi pajangan. Karena hobi papa ku adalah mengoleksi bagian tubuh korban nya maka hal itu turun pada kak Dean juga. Kak Dean sudah membunuh kurang lebih 10 orang termasuk Farah. Kak Dean mulai melakukan itu ketika SMP, dan aku sempat menyaksikan pembunuhan keji itu.
Kak Dean bahkan mengajari ku agar korban mati dengan cepat dan juga mati dengan perlahan.
Setelah melihat itu aku mulai melakukan nya, bukan pada manusia tapi pada binatang karena kak Dean bilang belum saat nya aku melakukan hal besar. Saat sudah masuk SMP, karena aku merahasiakan indentitas ku jadi banyak yang memandang rendah ku. Karena muak aku membunuh mereka.
Manusia seperti mereka aku muak melihat nya.
Mama? Mama juga berasal dari keluarga yang sama, seluruh keluarga mama adalah pembunuh bayaran.
Keluarga kami memang sekacau ini, tapi kami mencoba untuk terlihat tidak ada yang terjadi. Mencoba membuat masyarakat berpikir kalau kami adalah keluarga yang normal seperti pada umum nya. Di pandang, di hormati dan di teladani bahkan.
Soal apa yang terjadi pada teman nya Fiona, mungkin sebagian dari kalian sudah menyadari nya dan sudah menebak nya. Aku melakukan nya. Aku membunuhnya. Aku puas akan hal itu. Kenapa aku tidak membunuh Fiona langsung? Karena tidak seru, aku sudah merencanakan hal yang besar untuk Fiona tapi rencana ku gagal karena Fiona ternyata bertindak di luar dugaan ku.
Jadi...itu lah keluarga ku dan aku.
Sisi ku yang lain, aku menyembunyikan dengan sangat baik dengan kelemahan lembutan ku. Mungkin sekilas aku hanya anak normal yang lemah dan tak bisa apa-apa, tapi... Dibalik itu semua aku adalah seseorang yang berhati dingin.
"Satu iblis mengejar iblis lain" ujar ku mengucapkan kata-kata yang aku dapat dari sebuah drama Korea.
BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜
LOPYOU 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I AM?[COMPLETE]
RomanceBahkan terkadang kamu tidak akan pernah tau soal diri mu sendiri, terkadang kamu sendiri binggung dan tanpa sadar melakukan hal yang menurut diri kamu sendiri juga tidak wajar dilakukan. Terkadang kamu memang tak mengenal diri mu sendiri. Oleh kare...