42

22 6 0
                                    

Aku, kak Dean dan kak Dion sedang mendiskusikan kejadian yang mengerikan waktu itu. Aku menghela nafas ku, kak Dean dan kak Dion juga sudah menyerah karena aku melarang mereka untuk berbuat yang aneh-aneh. Tes waktu itu hasil nya sudah ku lihat dan aku tidak kenapa-kenapa dan aku sepenuh nya yakin kalau orang itu memegang tubuh ku untuk membuat isu ini.

Tapi, kedua laki-laki yang saat ini bersama ku sudah merencanakan pembunuhan keji untuk Kalla bahkan sampai membuat rencana untuk membuang mayat nya nanti agar tak ada satupun orang akan menemukan nya.

"Kak, udah lah gak usah" aku mencoba menghentikan kedua manusia ini.

"Apa nya yang gak usah? Akhirnya kita dapat dalang nya, dia udah keterlaluan" kak Dean membantah habis-habisan.

"Kak Dean juga udah habisin semua anak geng itu, gak cukup?"

"Engga" tegas kak Dean langsung.

"Aku juga gpp kak, selagi dia gak gerak ya gak usah"

"Kamu terlalu baik tau gak" ujar kak Dion.

Aku hanya tersenyum canggung. Baik? Aku?

"Mungkin karena kak Dean udah habisin suruhan nya waktu itu maka nya dia udah gak gerak lagi, bisa aja dia kapok" jelas ku.

"Jujur aja aku gak percaya Kalla kayak gitu" ucap kak Dion seolah mengingat-ingat sifat Kalla.

"Gue juga, keliatan manis orang nya, nurut dan baik" kak Dean menambahkan.

"Iya, selama gue kenal dia gak pernah dia mukul gue"

"Selama gue satu kelas sama dia, gak ada tuh dia menunjukkan sifat-sifat jahat, lemah lembut lah"

"Iya, siapa sangka orang kayak gitu bisa berbuat keji"

Aku memasang muka cemberut, apa yang mereka lakukan? Membicarakan kebaikan Kalla? Sungguh dramatis, tadi berapi-api untuk membunuh nya merencanakan semua nya dengan matang dan rapi, tapi sekarang? Wah hebat sekali mereka.

Aku bangun dari duduk ku membuat mereka berdua sama-sama memandang ku.

"Omongin aja terus" aku menghentakkan kaki ku dan pergi ke kamar.

Kak Dion langsung mengejar ku, tepat sebelum aku menutup pintu tangan kak Dion terlebih dahulu menahan nya. Aku masuk dan duduk di kasur, meraih buku dan pura-pura membacanya dengan serius.

Kak Dion duduk di samping ku, melihat ku dengan senyum manis di wajah nya. Kenapa dia hobi sekali melihat ku seperti itu sih? Belum lagi detak jantung ku yang terus berpacu dengan kencang nya. Kalian tau, serasa jantung ku sedang melompat-lompat di dalam sana.

Jatuh cinta terkadang membuat jantung lemah.

"Marah?" Tanya kak Dion memandang ku lembut.

"Engga"

Kak Dion merebut buku yang ku pegang. "Orang baca buku gak mungkin terbalik"

Aishh!!! Kenapa harus terjadi hal seperti ini?!

Aku mencoba untuk tetap terlihat tenang, aku membiarkan buku itu dan berahli ke hp ku. Membuka sosial media dan meng-scroll asal, pikiran ku saat ini sedang entah berbuat apa. Ini adalah hal random, sampai kapan aku harus pura-pura begini?

Kak Dion merebut hp ku, membuat ku mencoba mengambil nya tapi kak Dion mengangkat nya tinggi-tinggi. Aku tidak menghiraukan nya dan memilih untuk memandang kak Dion saja.

"Kak Dion" panggil ku.

"Apa?" Jawab kak Dion.

"Gak jadi deh"

"Kenapa?"

"Gak jadi"

"Bilang dulu" kak Dion tetap memaksa.

"Gak jadi, gak usah maksa diem aja" ucap ku cepat.

Kak Dion beneran diam, aku tidak tau harus membuka topik apa lagi. Tadi itu hanya akal-akalan ku saja agar tidak hening-hening banget.

"Nama Kalla kamu ganti apa?" Tanya kak Dion.

"Bisa cek sendiri" jawab ku malas.

Apapun yang berhubungan dengan Kalla aku merasa malas.

"Tau dari kamu aja biar aku gak nyari"

"Jangan diangkat+jangan dibalas"

"Ha?" Binggung kak Dion.

"Itu nama nya"

Kak Dion tertawa, aku tau nama itu memang aneh tapi tawa nya kak Dion benar-benar puas sekali kedengaran nya.

"Kenapa gitu?" Tanya kak Dion masih menyisakan suara tawa nya.

"Biar nanti kalau di telfon kak Dion gak usah jawab, kalau dia chat gak usah balas" jelas ku singkat.

Kak Dion tersenyum dan memegang tangan ku.

"Kamu tau hal yang paling aku suka?" Kak Dion menatap ku dengan mata lemah lembut nya.

Pesona seorang kak Dion benar-benar kuat.

"Apa?"

"Kamu" jawab kak Dion singkat tapi membuat ku terpaku.

"Aku? Kenapa?"

"Kamu seperti dunia baru buat aku, aku seolah menemukan rumah kedua ku saat sama kamu"

"Udah ada berapa korban kak?"

"Korban?"

"Kak Dion ramah sama banyak orang, bicara nya kak Dion juga manis, bagaimana orang-orang itu menanggapi nya? Kak Dion kayak gini banyak yang suka" ujar ku mengeluarkan pikiran terpendam ku.

"Kenapa? Gak suka?" Tanya kak Dion.

Aku mengangguk "iya, aku gak suka, apalagi orang yang suka kak Dion adalah orang-orang kayak Kalla"

Kak Dion mengelus rambut ku. "Tapi yang penting aku suka kamu"

"Bisa aja berubah suatu hari nanti"

"Engga akan" jawab kak Dion yakin banget.

"Yakin?"

"Iya yakin, bahkan aku berdoa di kehidupan selanjutnya aku bisa ketemu kamu lagi"

Aku diam mendengar hal itu, rasa nya tidak ada yang harus aku katakan. Aku melihat ke jendela kamar ku lalu kembali melihat ke kak Dion lagi. Kak Dion hanya bermain-main dengan jari-jari ku, mengelus nya dan menggenggam nya.

"Kak Dion, jalan yuk" ucap ku membuat kak Dion hanya terdiam.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang