11

52 13 0
                                    

Aku hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan tanpa alasan kak Dion yang keluar tiba-tiba. Aku bahkan sudah menatap nya lebih dari 5 menit. Kenapa dia harus membuat pertanyaan seperti itu?

"Kalau misal nya suatu hari nanti aku lamar kamu, kamu mau gak?" Tanya nya lagi.

Ini aja terpaksa gara-gara kak Dion tau banyak soal aku dan kak Dean

Aku hanya membalas diam. Kak Dion tampak tersenyum lalu menggeleng sebentar.

"Gpp kalau gak mau jawab sekarang, tapi aku bakalan pastiin kamu bakalan jawab iya atau mau" ucap nya tersenyum. Kenapa jadi begini?

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya ku kebinggungan daritadi.

"Aku pengen kamu seutuhnya"

Astaga, aku merinding sendiri.

Aku tidak pernah pacaran, karena menurutku itu buang-buang waktu. Tapi, kenapa sekali nya udah pacaran modelan nya kayak kak Dion begini? Aneh.

"Nanti pulang sama aku loh ya, jangan lupa" ingat nya pada ku.

"Iya"

"Jalan yuk"

"Kapan?"

"Kamu mau kapan?" Kak Dion malah tanya balik.

Tunggu mati

"Gak tau, malas jalan" jawab ku sengaja. Mau melihat reaksinya.

"Harus mau, kencan pertama kita"

Tolong, kenapa aku jadi jijik sendiri?

"Harus banget?"

"Iya banget, aku maksa"

"Liat jadwal dulu"

"Kamu sibuk?" Raut wajah nya berubah sedikit tidak enak.

"Engga tau, maka nya mau liat jadwal dulu"

"Oke, kalau udah kasih tau ya"

"Iya"

Lalu kami diam saja hingga Ely datang dan mengajak ku pergi. Entah kenapa tiba-tiba aku membayangkan Ely sebagai malaikat yang terbang kearah ku dan membebaskan ku dari kak Dion. Semoga Tuhan memberkati mu Ely.

-pulang sekolah-

Aku sedang menunggu kak Dion diparkiran, kak Dion tadi sudah disini tapi dia lupa mengambil kunci mobil nya yang tertinggal di laci meja. Ceroboh sekali bukan? Kalau ada orang licik pasti sudah di ambil.

Kak Dion itu setelah di analisa lagi merupakan orang yang cukup boros.

Tak lama kak Dion datang dengan memperlihatkan kunci mobil nya yang berhasil dia dapatkan. Kak Dion membukakan pintu untuk ku, astaga kenapa kami terlihat benar-benar sedang berpacaran?

Apa aku menikmati ini semua? Menikmati menjadi pacar nya?

Mesin mobil mulai dijalankan, dengan kecepatan atau keahlian kak Dion menyetir kami sudah keluar dari gerbang sekolah.

"Kamu hari ini sibuk?" Kak Dion tiba-tiba tanya.

"Engga" jawab ku jujur.

"Jalan hari ini" bilang nya.

"Tapi kan masih pakai baju sekolah"

"Pulang mandi sama ganti baju dulu"

"Ini udah jam 1 siang, nanti pulang nya kemalaman" aku berusaha menolak.

"Nanti aku minta ijin sama Dean, kalau perlu sama mama papa kamu" ucap nya percaya diri.

"Ya udah"

"Makasih"

"Buat?"

"Udah mau nurutin keinginan ku hari ini" ujar nya dengan senyum yang hangat dan tulus.

Kenapa aku rasa kak Dion banyak kepribadian nya?

Aku diam mendengar hal tersebut.

"Ini pertama kali nya aku menyukai seseorang dan mungkin aku bersikap berlebihan, maaf kalau aku merepotkan" ucap nya lembut.

Kenapa dia harus berbicara seperti itu?

"Ini juga pertama kali nya aku pacaran, jadi kalau aku melakukan kesalahan maaf juga" balas ku tersenyum.

Kak Dion tersenyum. Setelah itu kami diam, pertama-tama kami putuskan untuk kerumah ku dulu. Untung aku bukan orang yang suka dandan, aku hanya akan mandi, ganti baju dan selesai. Kalau orang yang suka dandan, biasa nya mandi nya juga lama. Mandi lama, dandan lama, belum lagi milih baju dan segala macem nya.

Wanita merupakan sesuatu yang unik.

-rumah kak Dion-

Aku diantara mau turun dan tidak turun dari mobil saat ini. Masalah nya ini pertama kali nya aku mampir kerumah teman, teman laki-laki. Kenapa aku jadi gugup? Jantung ku bahkan sudah dag dig dug sejak perjalanan kemari.

Ayolah, hanya menunggu kak Dion mandi dan ganti baju. Seharusnya cowok mandi nya gak lama kan?

Kak Dion menatap ku serius, seolah meminta jawaban ku secepatnya. Aku mengambil nafas dan menghembuskan nya dengan pelan, lalu aku mengangguk setelah nya.

"Takut?" Tanya kak Dion.

"Gak tau"

"Gugup?" Tanya nya lagi.

Sepertinya hobi kak Dion adalah menebak-nebak perasaan seseorang.

"Gak tau"

"Kayak mau ketemu mertua aja kamu" celutuk nya.

"Ihh" aku mencubit nya pelan, tapi kak Dion malah tertawa dan mengacak-acak rambut ku.

Aku sudah merapikan nya dengan susah payah. Tangan cowok adalah alat yang sempurna untuk menghancurkan tata rambut wanita nya.

Aku membuka pintu mobil, kak Dion mengajak ku masuk dengan isyarat tangan. Aku bisa, aku bisa, aku bisa, itu yang aku ucapkan didalam hati sekarang.

Dari luar aku melihat ada seorang wanita berjalan keluar, aku masih jauh dibelakang kak Dion. Kak Dion sudah masuk kedalam rumah nya, apa wanita itu mama nya kak Dion? Astaga jantung ku makin berdetak kencang.

Kenapa ini?

Tunggu!

"Ehh pacar nya Dion ternyata Zea?"

"Tante Hana?" Ucap ku tak percaya.

Tante Hana adalah istri dari teman papa yang waktu itu makan malam bersama.

"Masuk sini, kenapa diluar? Dion juga gak diajak masuk" Tante Hana memukul lengan kak Dion pelan.

"Gugup dia ma"

"Aduh kenapa gugup, sini sini" Tante Hana tersenyum semakin lebar.

Aku melangkah dengan linglung, aku tidak tau harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Anak yang di maksud Tante Hana saat makan malam adalah kak Dion maksud nya? Kok bisa?

Ahhh tidak tau lah, pusing.

BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang