31

27 6 7
                                    

Anggap saja aku sedang kerasukan setan entah dari mana, sejak kejutan kak Dion waktu itu aku lebih sering bersama dengan kak Dion. Aku manja terhadap nya dan terus merengek untuk berada didekat nya. Karena kak Dion adalah tipe laki-laki idaman maka harus aku awasi terus.

Tapi, berlebihan gak sih?

Rasa ku sih iya, cuma aku juga tidak perduli. Aku saat ini bersama dengan kak Dion di kantin, ada Ely, Sasha, Eva, Daniel dan juga kak Dean yang sudah punya hobi menyusup diantara kami seperti kak Dion.

Aku sebenarnya curiga dengan sikap kak Dean yang satu ini. Dia seperti ada sesuatu, iya ada sesuatu yang ingin dia lakukan. Dan firasat ku itu di Ely.

Kak Dean seperti nya mengincar Ely.

"Kak Dean geseran ihh" kesal Ely mencoba mendorong tubuh kak Dean.

Padahal di sebelah kak Dean masih cukup tempat. Memang dasar nya jahil ya gitu lah.

"Gak mau" jawab kak Dean tidak terusik.

"Oii gue mau keluar dong, sempit gila" ujar Ely menyuruh yang disisi lain keluar sebentar.

"Ehh, ini gue geseran" kak Dean menahan tangan Ely agar tidak jadi pindah.

"Gitu kek dari tadi, susah banget"

Kak Dean tertawa dan mengacak-acak rambut Ely dengan geram. Rambut Ely menjadi sangat berantakan karena hal itu, tanpa mikir lagi Ely langsung memukul kak Dean dengan kuat.

Bagus Ely, aku terwakilkan.

"Lama-lama ya, mata gue tuh sakit" Daniel terlihat memijat kepala nya.

"Iya kan, sama gue juga" Sasha juga ikutan.

"Me to" Eva pun nimbrung dengan mengangkat tangan nya.

"Kalian berempat nih, kalau misal nya mau uwu-uwuan jangan di sini"

"Pindah ya kami"

"Lahh nyalahin kita" ujar kak Dion tidak terima karena memang dari tadi kak Dion tidak banyak tingkah.

"Gue gak ada hubungan sama siapapun, gue ikut pindah deh" ucap Ely yang sudah mau berdiri lagi.

"Ehh, mau kemana?" Kak Dean menahan nya lagi.

"Pindah lah, ikut mereka"

"Ikut" jawab kak Dean juga ikutan berdiri.

"Duh, Ely lo disini aja" suruh Eva yang pusing dengan ini semua.

"Gak mau, gak tenang" sindir Ely melihat kearah kak Dean sebentar.

Aku yang melihat semua nya fokus pada pembahasan pindah tempat duduk, diam-diam pergi bahkan kak Dion pun tidak tau aku kabur. Aku berjalan dengan cepat setelah sampai di pintu kantin.

Kaki ku berjalan menuju taman yang terbengkalai waktu itu. Tapi, sebelum itu aku mau ke toilet dulu. Tangan ku tiba-tiba lengket-lengket entah kenapa.

Sesampai di toilet aku langsung mencuci tangan ku, melihat pantulan diri ku di cermin sebentar dan aku sekalian mau buang air kecil.

Saat pintu toilet ku buka...

Byurrr!!!

Aku menutup mata ku dan membuka nya setelah aku mengelap wajah ku. Air? Ada yang mau mengerjai ku? Siapa? Tidak ada orang disini.

Hal seperti ini biasa nya sering terjadi juga di sekolah lama ku. Dimana murid-murid nakal akan menaruh ember atau gayung yang sudah di isi air, dan mereka letakan di atas pintu. Ketika pintu dibuka, maka pertumpahan air pun terjadi.

Aku segara keluar dan menuju ke kelas, banyak mata tertuju pada ku karena aku basah kuyup.

"Zea" panggil seseorang dari arah belakang.

Aku menoleh dan itu kak Dion.

"Kamu kenapa? Kok basah gini?" Kak Dion memegang bahu ku, wajah nya berubah khawatir.

"Dari toilet" ujar ku singkat.

"Siapa yang giniin kamu?"

"Murid iseng kali, gpp kak" ucap ku melepaskan pegangan nya pada bahu ku.

"Apa nya yang gpp? Kalau masuk angin gimana?"

"Ini aku mau ganti"

"Aku beliin seragam ya?"

"Ini kan searah nanti"

Kak Dion sudah tidak mau berbicara lagi dan segera menarik ku untuk ke koperasi. Aku hanya diam, semakin banyak mata melihat kearah kami, mendadak aku menjadi malu karena di tatap banyak orang. Tapi, ini lah tujuan ku. Terus berada didekat kak Dion.

"Kak Dion" panggil ku.

"Iya?" Kak Dion melihat ku sebentar.

"Kak Dion kenapa suka aku?" Tanya ku tiba-tiba.

Aku Dion diam sebentar, terlihat berpikir apa jawaban yang tepat. Kebanyakan orang akan menjawab kalah suka itu gak perlu alasan, menurut ku itu hal terbodoh dari jawaban yang ada. Tidak mungkin ketika kita menyukai sesuatu dan kita tidak punya alasan untuk suka dengan hal itu.

Entah kamu suka dia karena cantik, pintar, ganteng, tinggi, putih, lucu, banyak tingkah, suka ngomel dan lain nya.

"Karena kamu unik" jawab kak Dion pada akhirnya.

"Unik gimana?"

"Ingat kan aku pernah bilang kalau misal nya aku mencari perempuan yang bisa mengatur ku, kebanyakan tidak bisa tapi kamu bisa"

"Gitu aja?" Tanya ku menyakinkan.

"Hmm ada satu lagi, ini yang paling kuat"

"Apa?"

"Karena kamu menggoda" kak Dion tersenyum penuh makna.

Aku seketika terdiam.

Menggoda? Itu kata yang terdengar sangat sensual bukan? Tiba-tiba suasana menjadi aneh, aku menjadi tidak berani untuk membuka suara lagi tapi kak Dion malah tersenyum seolah itu jawaban yang biasa-biasa saja.

"Aku mencoba menahan diri saat dekat sama kamu, tapi kamu tau sendiri kadang-kadang lepas kendali" lanjut kak Dion.

Benar. Aku membenarkan hal itu.

"Maka nya, kamu kurangin kadar nya"

Aku terus diam, jujur aku juga tidak tau harus berkata apa.

"Aku bisa lepas kendali kapanpun Zea, aku takut nanti nya aku udah gak kuat buat nahan, gimana pun kita lawan jenis, ngerusak kamu itu aku gak mau" kak Dion mengelus rambut ku pelan.

Tidak sehat untuk jantung.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang