38

24 6 8
                                    

AUTHOR POV

Semua nya kacau balau, berteriak dengan suara yang sudah serak-serak habis membuat mereka kelelahan. Acara sudah selesai, murid-murid langsung berhamburan pulang karena sudah bosan dengan acara ini. Malahan ditengah-tengah acara banyak yang kabur dan pulang diam-diam.

Tapi tidak untuk Dean, Dion, Ely dan Daniel. Apa yang mereka lakukan? Mencari Zea yang lagi-lagi menghilang bagai tak ada jejak. Sudah mencari ke gudang dan tempat yang waktu itu dia di kurung tapi hasil nya nihil.

Entah kemana kali ini Zea di bawa, Dean bahkan sampai mengutus beberapa orang untuk mencari Zea di luar sekolah takut-takut di bawa ke tempat lain.

Dion terlihat kacau balau, saat menyangkut Zea diri nya benar-benar lemah. Zea bagi nya bukan cuma hanya cewek yang menyandang status sebagai pacar nya tapi lebih dari itu.

Dion berlari ke arah rooftop untuk memastikan, karena dia sadar hanya tempat itu yang tidak terjangkau oleh yang lain. Karena sekolah ini cukup besar maka sedikit susah untuk melacak nya. Belum lagi banyak celah dan tempat untuk melakukan hal seperti ini.

Saat naik Dion mendengar ada suara tawa banyak orang, segera mungkin Dion mengirimkan pesan pada Dean untuk naik ke rooftop. Dion sampai di sana. Mata nya memanas, hati nya sudah hancur.

Didepan nya ada Zea yang sudah dilecehkan oleh tiga orang. 2 orang menahan tangan nya, mulut nya di bungkam oleh kain, satu orang nya lagi meraba-raba paha Zea. Air mata Zea mengalir.

"Brengsek!!!" Emosi Dion meledak.

Tanpa pikir lagi Dion langsung membabas habis orang-orang itu. Pukulan nya bertambah kuat setiap kali nya, sesekali Dion juga menerima pukulan dari lawan nya. Zea meringkuk di lantai, tangisan nya membuat Dion ingin meremukkan orang-orang ini.

Dion memukul habis-habisan salah satu dari mereka, kedua nya sudah sekarat dan tak sadarkan diri. Dean, Daniel dan Ely yang tiba disana kaget dengan apa yang mereka lihat. Darah dimana-mana, Dean langsung menghentikan Dion yang sudah hilang akal sehat nya.

"Jangan sentuh Zea!!! Brengsek!!!" Emosi Dion benar-benar diluar kendali.

"Dion udah Dion!" Dean mencoba melerai nya tapi kekuatan Dion sudah di luar batas.

Jika sampai orang ini terbunuh di tangan Dion, maka akan jadi masalah besar. Daniel mencoba menarik Dion dan berhasil menghempaskan Dion menjauh dari sana. Ely langsung menenangkan Zea dan memeluk nya dengan erat.

Mata Dion mengarah ke Zea yang menangis dipelukan Ely, Dion menghampiri nya dan mengambil ahli memeluk Zea.

"Maaf gak bisa jagain kamu" lirih Dion.

Tangisan Zea mulai menjadi-jadi.

"Gawat, dia meninggal" ujar Daniel yang memeriksa denyut nadi orang yang sudah di pukul oleh Dion tadi.

"Kita harus menyingkirkan mayat nya" ujar Dean yang mulai panik mendengar pernyataan Daniel.

"Tanam terbengkalai, disana aja" Ely memberi saran.

"Ada kain gak? Buat bungkus, biar darah nya gak kemana-mana"

"Ada nya karung doang, itu juga ada lubang nya dikit"

"Gpp, buruan"

"Bawa Zea pulang, gue sama mereka bakalan urus sisa nya" suruh Dean pada Dion.

Dion paham dan langsung mengendong Zea pergi dari sana di ikuti oleh Ely karena Dion menyuruh nya untuk ikut.

Dion benar-benar sudah gila, melihat kondisi Zea yang ketakutan begini membuat nya seolah mau membunuh siapapun yang berada di balik ini semua. Dion sudah menyimpan curiga sejak Zea yang di tusuk oleh Fiona, tapi dia sangka itu hanya pembalasan dendam saja.

Disisi lain Dean dan Daniel mengangkat tubuh mayat itu dengan susah payah, belum lagi jarak nya cukup jauh.

"Yang dua nya mau diapain?" Tanya Daniel.

"Karena dia udah ngeliat muka Dion, habisin aja sekalian" ucap Dean tanpa ragu.

Siapapun yang sudah menyakiti adik nya akan berakhir dengan tidak tenang, itu lah yang dipikiran Dean saat ini.

Daniel mengangguk paham.

AUTHOR POV END

-rumah-

Aku bangun dari tidurku, semua nya buruk. Mata ku melihat kearah kak Dion yang menemani ku hingga tertidur lelap. Apa aku sudah ternodai? Sejujurnya aku tidak mengingat semua nya, karena awal nya mereka membuat ku pingsan, setelah sadar aku sudah berada di rooftop.

Itu bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Air mata ku keluar lagi, aku harus apa? Harus bagaimana? Kak Dion terbangun karena tangisan ku, aku langsung menarik selimut untuk menutupi semua tubuh ku.

Entah lah, aku merasa tak pantas lagi. Bahkan untuk bertatap mata dengan nya.

Kak Dion tidak berbicara apapun, kak Dion malah naik ke kasur ku dan tidur disamping ku dengan memeluk ku erat.

"Zea, maaf" itu yang pertama kali kak Dion keluarkan dari mulut nya.

Air mata ku terus mengalir.

"Maaf gak bisa jagain kamu" lanjut nya lagi.

"Kak Dion, apa aku masih pantas?" Tanya ku dengan mencoba menahan air mata ku.

Kak Dion tidak menjawab hanya suara kak Dion menahan tangis yang bisa ku dengar.

"Kak Dion, a-apa aku benar-benar s-sudah..." Ucap ku terputus-putus.

Aku benar-benar tak kuat untuk melanjutkan kalimat nya. Aku tidak kuat.

Sesak rasa nya untuk meneruskan yang ingin aku katakan. Kenapa harus seperti ini?



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang