1: Rumour Has it

717 138 22
                                    


Yuga menunduk lemas, bahkan hampir tidak bisa berkata-kata. Niat merokoknya pun juga jadi menghilang entah ke mana.

"Selamat, ya. Ini udah ketiga kalinya lo dapet surat cinta dari cowok sejak SMA." Ringgo menepuk-nepuk punggung Yuga sambil menahan tawa. Sahabat Yuga satu-satunya itu memang sering menyebalkan, jadi Yuga sudah terbiasa.

Ia pun tanpa sadar menghela napas. "Gue cuma pernah ngobrol dua kali sama Tomy, tapi masa dia langsung naksir gue?"

Ringgo tersenyum jail. "Dia lumayan ganteng, loh."

"Teruuuusss?" Yuga memandang Ringgo dengan malas. "I'm not gay."

"Tapi, lo belom pernah pacaran. Tiap ada cewek yang deketin lo, lo juga malah menjauh gitu. Pantes aja banyak yang salah paham."

"Gue menjauh karena butuh ketenangan. Bukan berarti gue nggak tertarik sama cewek!"

"Oh, yaaaa?"

"Terus, gue harus gimana biar nggak ada yang salah paham lagi?"

"Cari pacar cewek, lah."

"Tapi, gue mager pacaran." Yuga menutupi setengah wajahnya. "Gue suka kebebasan. Gue mau nonton anime dan main game sepuasnya!"

"Ya terserah lo. Tapi, jangan kaget kalo ada cowok lagi yang nembak lo lagi. Okeh?" Ringgo tersenyum lebar, lalu memukul punggung Yuga cukup keras.

"Sialan, lo bener juga."

"So?"

"Oke, gue akan cari pacar. Puas lo?"

"Good luck, Bro! Gue bantu doa!"

Yuga memandang Ringgo dengan sinis, "Jangan cuma bantu doa, Kampret. Bantu gue cari cewek!"

"Lah, gue aja jomblo. Malah disuruh nyariin lo cewek. Mikir, Bro!"

"Bener juga. Kalo lo, kenapa nggak mau punya pacar?"

"Menurut lo?"

Yuga berusaha berpikir sejenak. "Karena mau fokus belajar dan mengejar karir untuk masa depan?"

"Bisa jadi, bisa jadi."

"Hmm, tapi ... bukannya lo bodoh? Gue tadi asal nebak doang."

Ringgo menahan diri untuk tidak menyakiti Yuga. "Oke, gue jawab aja daripada lo nebak yang aneh-aneh. Gue sebenernya mau aja punya pacar, tapi setiap cewek yang deket sama gue tuh, malah minta nomor lo dan jadi minta dikenalin lebih deket sama lo. Puas?"

"Whoa, gue baru tau," ujar Yuga datar. Sengaja meledek Ringgo.

"Oh, ya? Tapi, muka lo kok kayak ngajakin ribut?!"

Yuga pun menghela napas. "Maaf, kalau wajah gue bikin lo susah dapet cewek. So sorry. Puas?"

"Malah makin ngeselin. Udah, ah. Gue mending pulang aja!" seru Ringgo, lalu berbalik badan sambil menghentakkan kaki.

"Oke, sampai ketemu besok di sekolah, Bro!"

[]

[]
Ringgo tuh sahabat terkampret gue.
Kenapa gue bisa bertahan jadi sahabatnya?
Mungkin, gue aja yang terlalu kuat dan sabar.

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang