(Play video on mulmed)
I talk a lot of shit when I'm drinking, baby
I'm known to go a little too fast
Don't mind all my friends, I know they're all crazy
But they're the only friends that I have
I know I don't know you
But I'd like to skip the small talk and romance, girl
That's all I have to say so, baby, can we dance?Setelah Yuga bernyanyi tanpa musik dan hanya memegang botol minuman seolah memegang mic, ketiga sahabatnya itu pun tercengang kagum.
"Udah, segitu aja." Yuga berdeham, tenggorokannya mendadak terasa gatal. "Gimana? Gue bener bisa nyanyi, kan?"
"Yuga! OH ASTAGA, suara lo kenapa bisa sekeren itu? GIMANA CARANYA?!" tanya Ringgo sambil mengguncang badan Yuga ke kanan dan kiri.
"Hmm, dari kecil gue memang merasa suara gue bagus."
Jawaban pasrah Yuga mendapat pelototan dari Aga. Dia terkejut. Ia tidak menyangka suara Yuga sebagus dan seunik itu. "Bego, kenapa lo baru pamer sekarang?"
"Gue cuma pamer kalo ada yang minta gue nyanyi. Gue nggak suka ngumbar bakat gue sembarangan," jawab Yuga tersenyum miring.
Tiba-tiba, Kei bertepuk tangan lalu berkata, "Yuga, gue suka sama suara lo. Gue harus ngelakuin apa, biar lo mau nyanyi terus?"
"Hah?" Yuga cukup bingung dengan pujian sekaligus pertanyaan dari Kei. "Lo mau denger gue nyanyi satu lagu sampai habis?"
Kei menggeleng. "Gue mau tampil bareng lo. Gila, suara lo itu harus didenger banyak orang!"
"Maksud lo, gue harus mau tampil bareng kalian?" tanya Yuga dengan ekspresi malas.
Kei dan Ringgo mengangguk semangat. Yuga tambah menghela napas, lalu melirik Aga yang malah menunduk. Yuga punya ide.
"Oke, gue mau jadi vokalis kalau permainan Aga bisa bikin gue tepuk tangan sambil berdiri," ujar Yuga tersenyum lebar. Ia sebenarnya tidak yakin dengan kemampuan Aga bermain drum. Walau bisa pun, Yuga yakin permainan Aga tidak akan sebagus itu sampai membuatnya kagum.
"Aga, lo pasti bisa!" seru Ringgo menepuk punggung Aga. "Ayo, semangat!"
"Gue pegang kata-kata lo, kampret." Aga menatap Yuga dengan tajam, sebelum berjalan menuju drum milik Kei. Oh iya, mereka sedang berada di rumah Kei.
Kei ternyata orang kaya, rumahnya bahkan memiliki studio musik. Kei juga sebenarnya bisa bermain drum, tapi ia lebih senang memainkan bass atau gitar.
Saat Aga memegang stik drum, cowok itu memutar-mutar stik drum dengan cepat hingga Yuga lumayan gugup. Ia takut Aga tampil dengan bagus, itu gawat!
Tiga menit.
Aga bermain drum secara free style selama tiga menit. Hanya tiga menit. Namun, Yuga tanpa sadar sudah berdiri dan bertepuk tangan.
"Selamat! Anda mendapatkan golden ticket!" seru Ringgo semangat sekaligus terharu. "Aduh, gimana nih? Kayaknya band kita bakal keren banget. Kalo kita jadi terkenal, gimana? Gawat!"
Dengan napas terengah-engah, Aga berdecak. "Mimpi lo ketinggian, kampret."
"Dasar perusak suasana!" seru Ringgo. "By the way, Yuga tadi tepuk tangan sambil berdiri, kan? Jadi, itu artinya...."
"Artinyaaa?" Kei ikut melirik Yuga dengan jail.
Yuga menghela napas. Sialan. "I'm in."
[]
Kira-kira begitulah awal band kami terbentuk.
Gue serius bener-bener nggak niat untuk tampil bareng mereka saat itu. Tapi, ternyata ...That's not really bad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...