30: Checkmate

134 46 37
                                    


Riska dan Putri ikut berlari ke luar kelas, karena melihat Yuga menarik Kei tiba-tiba hingga membuat kelas berisik membicarakan mereka.

"Udah gue duga, pasti Yuga dan Kei tuh pacaran!" seru Putri semangat.

"Kita harus ngerekam mereka pas berduaan, Put! Pasti heboh!"

Sesampainya di dekat lapangan, Riska dan Putri berhenti. Riska mengeluarkan ponsel dan mulai merekam Yuga dan Kei yang terlihat saling berhadapan di pinggir lapangan. Pasti mau mesra-mesraan!

"DASAR BEGO!"

Brukk

Riska dan Putri terkejut saat Yuga mendorong Kei hingga jatuh cukup keras. "Lah? Kok berantem?" gumam Riska pelan.

"Ngapain lo ngaku-ngaku jadi gay, demi nutupin rumor gue, hah?! Gue nggak butuh bantuan lo!" teriak Yuga kencang, hingga semua orang di sekitarnya mendengar.

"Tapi, lo bakal dikira gay terus kalo gue nggak ngomong gitu!"

"Gue udah bilang, gue nggak peduli! Karena nyatanya gue bukan gay! Gue masih suka cewek! Tipe gue kayak Hinata istrinya Naruto, PUAS?!"

"Gue percaya! Tapi, yang lain masih aja salah paham. Lo sih terlalu imut jadi cowok!"

"Lo pikir gue seneng gitu punya wajah imut begini, hah?! Pokoknya, lo harus bilang ke yang lain kalau lo udah punya cewek!"

"Gue ngaku gay, sebenernya biar nggak ada cewek yang deketin gue. Gue capek nolak setiap cewek yang nembak gue, Yuga! Lo harusnya ngerti, kalau gue mau fokus belajar! Gue tuh pinter, nggak kayak Ringgo!"

"Oh, jadi lo ngaku gay bukan demi belain gue, ya?" Yuga mendengus, bertolak pinggang lalu menoleh ke arah Riska.

Riska terkejut karena matanya bertemu dengan Yuga. "Sial," umpat Riska lalu ingin kabur.

Namun sayangnya, Yuga berhasil menahan lengannya. "Mau ke mana lo? Kenapa lo nguping pembicaraan gue sama Kei? Mau nyebarin ke anak-anak? Iya?!"

Riska menghela napas. "Gue udah denger semuanya. Ternyata, kalian bener bukan gay? Kalian kenapa suka bikin semua murid salah paham, sih? Ngapain ngaku-ngaku gay coba? Dasar aneh."

"Gue nggak pernah ngaku-ngaku, ya!" protes Yuga.

"Jadi, lo udah tahu kalau gue cuma pura-pura? Gawat, bisa-bisa semua cewek jadi deketin gue lagi. Astaga, padahal gue mau fokus belajar demi masuk universitas yang gue mau," ujar Kei sambil menutup setengah wajahnya.

"Tenang aja, gue pastiin mereka nggak ganggu lo secara berlebihan. Yang pasti, semua murid harus tahu kalau mereka cuma salah paham. Gue ... sebenernya merasa bersalah pas lihat kalian berantem tadi. Padahal kalian sebelumnya deket banget, tapi ... bisa berantem seserius itu. Gue ikut bersalah, karena makin nyebarin berita pengakuan Kei. Sorry." Riska menunduk lemas. Yuga pun melepaskannya.

"Syukurlah, kalau lo menyesal. Jadi, apa yang mau lo lakuin? Lo nggak mungkin nyebarin video gue dan Kei berantem tadi, kan? Memalukan, Anjir." Yuga terkekeh.

"Nggak, kok. Gue dan Putri cukup ngasih tau yang lain kalau kalian bukan gay, dan alasan Kei ngaku gay adalah biar nggak dideketin cewek. Puas?"

Yuga tersenyum lebar. "Nice, makasih ya, Riska! Ternyata lo nggak sejahat yang gue kira."

"Sama-sama, jadi ... kalian harus baikan! Jangan berantem lagi!"

"Iya, gue sampai gemetar takut lihat kalian bertengkar," gumam Putri.

Yuga mendengus. "Kalau masalah ini udah selesai, gue baru mau maafin Kei."

"Tenang aja! Secepatnya, pasti selesai!" seru Riska semangat. "Ya udah, gue mau balik ke kelas dan ngasih tahu anak-anak buat berhenti salah paham ke kalian."

"Oke, bye-bye." Yuga tersenyum semanis mungkin.

Riska dan Putri bahkan sempat terdiam terpesona melihat Yuga tersenyum seperti itu. Rasanya, jarang sekali Yuga menunjukkan ekspresi semanis itu.

"Ah, oke. Bye!" seru Riska setelah kesadarannya kembali. Ia buru-buru berlari sambil menarik tangan Putri.

Setelah kedua perempuan itu pergi cukup jauh, Yuga menyikut lengan Kei. "Akting yang bagus. Good job."

"Lo juga. Bagus banget akting lo pas dorong gue sekuat tenaga," balas Kei tersenyum kesal. Bokongnya benar-benar sakit, karena ia tidak berpura-pura saat jatuh.

"Sorry, tapi kalo gue dorong lo pelan, mereka nggak akan percaya." Yuga malah tertawa sambil menepuk punggung Kei. "Thanks, karena mau ngikutin ide aneh gue. Lo nggak marah, kan?"

"Nggak, karena gue tahu ... ini juga demi kebaikan gue. Gay ... memang masih sulit diterima di negara ini, tapi gue kemarin tetap nekad dan nggak berpikir panjang."

"It's okay. Semuanya udah selesai sekarang...."

[]

Tamat.

Bercanda, masih panjang kok kisah gue dan ketiga cowok aneh.

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang