Akhirnya, hari favorit Yuga datang juga.
Hari Minggu diawali dengan Yuga yang memilih bangun pukul 11.00 pagi menjelang siang. Ia meregangkan tubuhnya di kasur, lalu terpaksa keluar dari selimutnya yang lembut.
Ia mengucek mata sambil memasuki kamar mandi, lalu sedikit terkejut melihat penampilannya yang begitu berantakan di cermin. "Astagfirullah. Who's that?"
Setelah sadar bahwa itu hanya dirinya sendiri, ia pun mendengus geli lalu mencuci muka dan gosok gigi. Tepat sekali, ia tidak mau langsung mandi. Nanti saja.
Selesai melakukan aktivitas rutinnya, ia pun kembali ke tempat tidur, mengecilkan suhu AC-nya lalu menarik selimut hingga menutupi lehernya seperti kepompong.
"Hah, nikmatnya hidup," gumam Yuga sambil meraih PSP kesayangannya. "Yosh, kali ini harus naik level."
Ketika Yuga baru mulai bermain game kesukaannya, tiba-tiba ada panggilan masuk yang membuat Yuga berteriak frustrasi. "Argh, siapa sih?! Ada aplikasi buat chat, ngapain harus nelfon segala coba?!"
Yuga mengernyit karena nomor yang tertera di layar tidak ada namanya.
Karena penasaran, ia pun mengangkatnya setelah menghela napas panjang. "Hallo?'
[Ini bener Yuga?]
"Hah? Ya, bener. Ada yang bisa saya bantu?"
[Oh, hallo. Gue Ryan, inget?]
"Hmm, bentar. Gue coba inget-inget dulu, ya."
Terdengar suara tawa pelan. [Oke, kayaknya lo sering ngasih nomor lo ke sembarang orang, ya?]
"Hah? Nggak, kok."
[Gue Ryan, yang ketemu sama lo di toko buku. Masa lupa?]
Ah, cowok kuliahan waktu itu.
"Oh, kakak kuliahan waktu itu."
[Mumpung ini hari Minggu, lo ada waktu, kan? Gue mau traktir lo makan enak.]
Yuga memang suka makan, tapi dia lebih cinta main game.
"Sorry, hari ini gue sibuk, Kak."
[Sibuk? Bukannya ini hari libur?]
"Hmm, gue ada kencan. Haha."
[I see, ternyata Lo udah punya pacar ya. Cantik?]
Yuga memandang PSP-nya. "Banget. Dan hari ini gue mau menghabiskan waktu seharian sama pacar gue, Kak. Soalnya kalau hari biasa, rasanya kurang."
[Whoa, oke kalau lo sesayang itu sama pacar lo, gue angkat tangan.]
Nice!
"Oke, maaf ya, Kak!"
[Next time, lo nggak boleh nolak, ya.]
Hah? Tergantung, lah.
"Siap, Kak! Bye bye!"
Yuga pun akhirnya bisa kembali bermain game dengan damai. Baru satu jam ia bermain, pintunya diketuk paksa oleh seseorang.
"Yugaaa, ada temen-temen kamu nih dateng!"
"Yuga nggak ngundang temen, Ma!" teriak Yuga sambil fokus memandang PSP-nya.
Tiba-tiba pintu kamar Yuga semakin diketuk dengan kencang. Terpaksa, Yuga membuka selimut dan berjalan menuju pintu dengan malas.
Ketika akhirnya pintu terbuka, ketiga orang tidak sopan itu langsung masuk dan menyerbu Yuga.
"Surprise! Kaget nggak liat kita dateng tanpa bilang?" tanya Ringgo semangat. Tidak menyadari wajah Yuga yang sangat amat bete.
"Lo lagi ngapain?" tanya Kei sambil melihat-lihat foto yang ada di kamar Yuga. "Ini lo pas masih kecil? Kok pake rok?"
"Itu adek gue, Kei," jawab Yuga tanpa emosi.
"Kenapa lo majang foto adek lo?" tanya Aga yang tumben tenang.
"Hmm, emang nggak boleh?"
Ringgo yang mengetahui alasan Yuga, hanya diam sambil memberi kode Aga dan Kei agar tidak bertanya lebih lanjut.
"Boleh, kok." Kei akhirnya mengalihkan pandangannya ke Yuga. "Lo pasti belom mandi, ya?"
"Ini hari Minggu. Buat apa mandi?"
"Heh, gue baru tahu lo sejorok ini! Mandi sana! Pantes aja bau kampret!" Akhirnya, Aga yang emosian kembali.
"Heh, kata nyokap gue, badan gue selalu wangi walau nggak mandi!"
"Nyokap lo berarti bohong, dasar bego!"
[]
Hidung Aga aja yang terlalu deket sama mulut. Cih, dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...