11: Ringgo's Plan

221 76 9
                                    

"Kita akan jadi Mas comblang lo, Bro!" seru Ringgo semangat. "Kita akan buat seolah-olah lo dan Renata memang ditakdirkan untuk berjodoh. Cewek tuh nggak percaya sama kebetulan. Jadi, rencana gue pasti berhasil!"

Yuga menghela napas, merasa tidak yakin dengan rencana Ringgo. "Kei, apa lo punya ide lain yang nggak selebay Ringgo?"

"Heh! Kok malah nanya Kei?!" Ringgo merasa tidak terima. Kerja kerasnya seperti diremehkan begitu saja.

"Oke, coba jelasin rencana lo lebih rinci lagi. Kalo aneh, gue berhak menolak."

Ringgo langsung membisikkan rencananya ke telinga Yuga, agar tidak ada yang tahu kecuali Yuga.

"Gimana menurut lo?" tanya Ringgo penasaran, setelah memberitahu rencananya.

"Lo yakin berhasil? Hari ini belum tentu hujan. Ramalan cuaca sering banget salah tau." Yuga tetap merasa ragu dengan rencana Ringgo. "Lagian, gue bawa payung. Ngapain gue numpang payung Renata?"

"Aga, cepat buang payung Yuga! Buruan, GO GO!" Dengan perintah Ringgo yang cepat, Aga reflek bergerak menurutinya. Berlari sekuat tenaga, lalu mengambil payung yang ada di dalam tas Yuga.

"Kampret, kenapa gue nurut sama tuh kunyuk?!" ucap Aga setelah pikirannya bekerja normal dan menyadari situasi. "Bodo amat, lah. Yang penting Yuga dapet cewek!"

Aga pun kembali ke ruang UKS. Ya, mereka berempat rapat di ruang UKS saat jam istirahat kedua.

"Aga! Kenapa payungnya belom dibuang? Cepet buang!" seru Ringgo.

"HEH, KUNYUK! SIAPA LO NYURUH-NYURUH GUE?!" Aga mulai mengamuk. Hal kedua yang paling ia benci adalah diberi perintah.

"Kok lo tiba-tiba ngegas?" Ringgo langsung berlindung di balik punggung Kei.

"Aga, tenang. Ya udah, payungnya terserah mau lo buang atau simpen. Sebenernya, sayang banget kalo buang payung sebagus itu," ujar Kei tenang.

"Oke." Aga menghela napas. "Sorry, gue terbawa emosi tadi."

"Nggak cuma tadi! Tiap lima menit lo selalu ngegas, anjir!" Ringgo kembali bersuara, mengintip dari balik punggung Kei.

"Emang gaya bicara gue begini, kampret! Kalo lo nggak terima, sana jauh-jauh dari gue!"

"Lo aja sana yang pergi!"

"Stop, kayaknya ada yang aneh." Kei baru menyadari sesuatu. Ia melihat ke sekeliling, dan tidak menemukan Yuga. "Ke mana Yuga?"

Ponsel ketiga orang itu berbunyi, dan ada chat masuk dari groupchat mereka.

Yuga: Gue capek jadi teman kalian. Sorry, gue mau resign aja. Terima kasih atas segala kesulitan yang telah kalian berikan....

[]
Mungkin kalian berpikir gue cuma bercanda saat bilang mau resign jadi teman mereka.

Ya, gue emang bercanda.
Dan, mereka juga tau kalo gue bercanda. Ah, kecuali Ringgo.

Dia nangis dan langsung lari meluk kaki gue, sambil minta maaf.
Sekian.

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang