12: Ringgo's Plan (2)

225 73 10
                                    

Terpaksa, Yuga mengikuti rencana Ringgo yang sedikit tidak meyakinkan.

Berhasil, kah? Yuga juga tidak tahu. Sebenarnya ia hanya bisa pasrah.

"Tuh, kan. Bener turun hujan! Yey!" Ringgo merangkul Yuga, saat mereka meninggalkan kelas. "Sekarang, waktunya beraksi."

Kei: Lapor, Renata baru ninggalin kelas, menuju gerbang sekolah.

Ringgo menyeret Yuga lebih cepat, setelah mendapat chat laporan dari Kei yang berhasil memata-matai Renata.

"Ayo, ayo. Lo harus buruan nabrak Renata terus kenalan, terus pulang bareng, deh"

"Kenapa harus nabrak? Kan entar sakit, anjir."

"Jangan manja!"

"Bukan gue yang sakit! Kalo dia kesakitan pas gue tabrak, gimana?"

"Ya, gampang! Lo nabraknya jangan pake tenaga kuli! Selow aja."

"Hmm, gitu?" Solusi Ringgo sangat membantu.

Setelah melihat punggung Renata, Ringgo buru-buru mendorong Yuga ke arah cewek itu. "Good luck, Bro!"

Yuga terkejut karena Ringgo tidak memberikan aba-aba. Tapi, dengan cepat ia berhenti agar tidak menabrak Renata terlalu keras.

Brukk

"Eh, sorry! Gue didorong sama temen gue yang kampret," ujar Yuga tersenyum canggung. "Sakit?"

"Hah? Nggak, kok." Renata terlihat salah tingkah, ia langsung membuang muka setelah menatap Yuga cukup lama.

"Nama lo ... Renata, kan?"

"Lo ... kenal gue?" Cewek itu terlihat terkejut.

"Kenal, lah. Lo siswi terpintar seangkatan, dan guru-guru juga sering muji lo karena menang lomba cerdas cermat." Yuga terkekeh.

Renata tersenyum. "Oh, karena itu. Gue kira ... cowok kayak lo nggak akan inget nama gue."

"Maksud lo?" Yuga memiringkan kepalanya, sedikit bingung. Apa seaneh itu, jika Yuga tahu nama Renata?

"Lo kan populer banget, Yuga. Banyak cewek di kelas gue juga diem-diem suka sama lo. Haha."

"Oh, ya?" Yuga tersenyum kecil, "gue baru tahu, loh."

"Jangan sok merendah." Renata akhirnya tertawa pelan. "Aduh, gue harus cepet pulang. Kenapa harus turun hujan, sih?"

"Lo bawa payung?"

"Bawa. Nyokap gue suka marah kalo gue nggak sedia payung di dalem tas."

"Syukurlah, soalnya gue lupa bawa payung." Yuga tersenyum lebar.

"Hah? Maksudnya?"

"Ayo, pulang bareng. Tapi, kalo lo keberatan--"

"Oke! Ayo!" Renata membuka payungnya, dan Yuga pun mendekat berdiri di sebelahnya.

"Biar gue aja yang pegang, karena gue lebih tinggi," ujar Yuga tersenyum jail. "Nanti tangan lo pegel, loh."

"O-oke."

[]
She's really nice.
But....

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang