Ringgo yang baru datang, lumayan merasa bingung untuk menyapa Yuga. Ya, mereka masih bermusuhan sejak kemarin. Ringgo juga kemarin memilih pulang duluan, karena hampir dilempar meja oleh Yuga.Tapi, hari ini, ia ingin sekali berbaikan dengan Yuga. Bagaimana caranya, ya?
"Oi, kok baru dateng?" tanya Aga, saat melihat Ringgo belum juga duduk di kursinya. "Lo masih berantem?"
"Hmm." Ringgo melirik Yuga yang sepertinya sedang tidur dengan handuk di kepala. "Pas lo dateng, dia udah kayak gitu?"
Aga mengangguk. "Yep."
"Kei mana?" tanya Ringgo.
"Lagi ke toilet."
"Kok lo nggak ke toilet juga?"
Aga mengernyit. "Heeh, ngapain gue nemenin dia ke toilet?! Aneh banget."
"Gue sama Yuga sering ke toilet bareng, emang itu aneh?"
"Hmm, iya. Kalian kan emang aneh."
Ringgo tiba-tiba merasa rindu bicara dan bercanda dengan sahabat sejak kecilnya itu. "Eh, Aga. Apa gue harus minta maaf duluan ke dia?"
"Terserah. Suka-suka lo, lah. Kenapa jadi nanya gue?"
"Sebagai sahabat baru gue, lo ternyata nggak guna, ya." Ringgo mendengus, lalu akhirnya memberanikan diri untuk duduk di sebelah Yuga.
Lima detik kemudian, Yuga terbangun dengan kaget. "Hah, astaga. Gue mimpi jatoh dari eskalator...."
Ringgo tanpa sadar tertawa, wajah bangun tidur Yuga sangat lucu. "Ada yang bilang, itu tandanya lo bakal tambah tinggi."
"Hah? Serius?" Senyum Yuga mengembang, "Alhamdulillah, kalo bener tambah tinggi."
Astaga.
Ringgo baru sadar, ternyata ia dan Yuga sudah mengobrol seperti biasa. "Woy, lo udah nggak marah?"
Yuga malah menguap. "Kemaren, kita berantem karena apa, ya?"
"Lo lupa?"
Yuga mengangguk. "Udahlah, ngapain kita musuhan lama-lama? Lo udah ngerjain PR belom? Gue mau nyontek."
"Bilang aja lo maafin gue karena mau nyontek PR! Dasar!"
Yuga terkekeh. "Nggak, kok! Gue serius udah maafin lo karena lupa."
"Diem lo, cepet salin PR gue!" Ringgo marah-marah, tapi tetap memberikan buku PR-nya.
"Siap, Bro!"
Saat Kei datang, ia mendengus geli melihat Yuga dan Ringgo sudah kembali akrab. "Yah, gue ketinggalan."
"Ketinggalan acara baikan mereka?" tanya Aga datar. "Seperti biasa, aneh banget."
Kei terkekeh pelan, lalu duduk di samping Aga. "Tapi, syukurlah mereka udah baikan. Kemarin mereka berantemnya kayak serius banget, gue sebenernya rada ngeri."
Aga mengangguk setuju. "Iya, Yuga sampai hampir mau lempar meja."
"Iya, hampir. Untung gue tahan."
"Gue juga berhasil melindungi Ringgo, kan?" tanya Aga bangga.
"Melindungi? Maksud lo, nyeret paksa Ringgo keluar dari kamar Yuga?"
"Ya, itu maksud gue."
"Oke, good job."
[]
Diri gue saat SMA ternyata emang rada aneh ya, walau imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...