"Jadi, lo udah nolak Tomy?!"
"Bacot lo. Anjir minta gue timpuk, hah?" Yuga memelototi Ringgo dengan geram. Namun, bukannya takut, Ringgo malah tertawa mengejek.
"Terus, gimana reaksi dia?"
"Dia keliatan sedih dan nahan marah. Gue merasa nggak enak banget sumpah pas nolak dia tadi," ujar Yuga sambil mengaduk-aduk kuah baksonya.
"Makanya, kenapa nggak lo terima aja, sih?"
Yuga langsung mengarahkan garpu yang ia pegang ke arah Ringgo. "Oi, jangan sampai garpu ini melayang."
"Bercanda. Gue tahu lo bukan gay dan nggak suka sama gay. Iya, kan? Apa Lo homophobic?"
Yuga menghela napas. "Gue bukan tipe orang yang bisa menghakimi perasaan mereka kayak gitu. Tapi, ya ... gue tahu kalau gue masih tertarik sama cewek. Itu aja."
"Oh, begituuu."
"Kok lo kayak nggak percaya?" Yuga memandang Ringgo datar.
"Percaya, kok. Jadi, lo nggak benci sama gay?"
"Biasa aja. Gue juga nggak bisa nyalahin mereka yang naksir gue. It's okay."
"Whoa, pikiran lo sangat terbuka. Lo nggak merasa jijik?"
Yuga menghela napas. Lumayan capek menjawab pertanyaan sahabatnya itu. "Nggak. Selama mereka nggak macem-macem ke gue."
Ringgo malah menahan tawa. "Apa tuh maksud lo macem-macem?"
"Shut up. Mulut lo mau gue sumpel pakai bakso, hah?!"
"Boleh. Aaaaaa?"
Yuga pun memukul meja lalu bangkit berdiri. "Ikut gue."
"Ngapain?"
"Gue mau menguji tendangan maut terbaru gue."
"Hah?"
[]
Hari itu, tendangan gue berhasil membuat Ringgo masuk UKS.Padahal, tendangan gue nggak sehebat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...