23: DOUBLE STUPID

153 52 27
                                    


"Jadi, untuk saat ini, lo nggak mau nyari pacar lagi?" tanya Ringgo, bingung karena Yuga menolak untuk mendekati perempuan lain lagi.

"Yep."

"Why?"

"Males. Lagian, gue kan baru putus, masa langsung punya pacar lagi? Walau gue bego, gue juga bisa mikir kali."

"Lo bisa mikir? Wow." Reaksi Aga langsung mendapat pelototan tajam dari Yuga. "Bercanda."

Ke-empat cowok itu sedang makan bakso di kantin, dan lumayan menjadi sorotan bagi murid lain karena sebenarnya ke-empat cowok itu terlihat menarik setiap berkumpul.

Yuga yang imut tapi sulit didekati.

Ringgo yang berkacamata dan murah tersenyum.

Kei yang keren dan elegan,

Aga yang galak, tapi terlihat tampan saat diam saja.

Mereka sangat menarik! Tapi, mereka tidak sadar akan hal itu. Mereka tidak peduli dipandang atau dinilai seperti apa oleh orang-orang. Yang penting, mereka bisa berkumpul dan makan. Itu saja.

Kei tiba-tiba tersenyum tipis memandang Yuga yang terlihat sedang berpikir sambil mengaduk-aduk kuah bakso. "Yuga, lo nggak takut ditembak cowok lagi?"

Yuga beralih menatap Kei. "Kapan gue takut? Udah gue bilang, gue tuh cuma males nolak mereka karena gue selalu merasa nggak enak."

"Ohh, gitu." Kei bertopang dagu, "terus, kalo misalnya ada cowok yang nembak lo lagi, gimana?"

"Ya ... gue tolak dengan sopan," jawab Yuga, "by the way, ada cowok kuliahan yang ganggu gue belakangan ini. Lewat chat, telepon, bahkan semalem ngajak video call."

"TERUS, lo ladenin?!" tanya Ringgo heboh.

"Nggak, lah! Gue terus nyari alesan, buat nolak video call. Tapi, dia terus-terusan nge-chat gue. Tingkah dia ... menurut kalian aneh, kan?" jelas Yuga.

"Cowok kuliahan? Yang di toko buku?" tanya Kei, masih ingat cerita Yuga tempo hari.

"Iya, gue jadi merasa nyesel ngasih nomor gue." Yuga menghela napas, "gue harus gimana, Kei?"

"Kasih gue kontak tuh cowok." Kei tersenyum kecil, memberikan ponselnya ke Yuga.

"Lo mau ngapain minta kontak tuh cowok?" tanya Aga bingung.

"Mau gue marahin, karena udah berani ganggu Tuan Muda Yuga." Jawaban Kei membuat Yuga terbatuk, "Anda baik-baik saja, Tuan?"

"Jangan ngikutin kebiasaan aneh Ringgo, Kei. Nanti sisi keren lo bisa hilang!" seru Yuga. "Kalau lo ikut-ikutan aneh kayak Ringgo dan Aga, siapa lagi sahabat gue yang normal?"

Aga reflek menendang kaki Yuga dari bawah meja. "Apa lo bilang?!"

"Jadi, gitu. Menurut lo, cuma Kei dan lo sendiri yang nggak aneh? Heh, ngaca! Lo juga aneh!" dengus Ringgo kesal, ia berbicara kencang di sebelah Yuga hingga membuat Yuga menutup sebelah telinganya.

"Udah puas kalian ngomelin gue?" tanya Yuga, "kita kembali ke topik sebelumnya. Jadi, Kei, lo mau marahin Ryan demi ketenangan hidup gue?"

"Namanya Ryan? Kok keren?" Kei mendengus geli, "Pokoknya, akan gue omelin dan tegur dia biar nggak ganggu lo lagi. Gimana?"

"KEISHIN.... lo memang sahabat yang bisa gue andalkan. Nggak kayak dua orang yang lagi melototin gue sekarang." Yuga menatap Kei dengan tatapan lega sekaligus kagum. "Terima kasih, Kei!"

Kei tertawa pelan. "It's okay."

"Mana kontak Ryan?! Gue juga bisa marahin tuh cowok!" bentak Aga, memukul meja. "Berani-beraninya tuh cowok godain Yuga mulu tiap hari!"

"Sssstttttt! Kecilin suara lo, kampret." Yuga mendadak naik darah, suara Aga sangat kencang hingga seisi kantin menoleh ke arahnya.

"Aga tolol!" seru Ringgo, "jangan teriak-teriak kalau Yuga lagi dideketin sama COWOK dong! Nanti makin banyak yang salah paham, Bego!"

Yuga rasanya ingin menghilang saja. Yuga pun menunduk dan menutup wajahnya dengan malu.

Suara Ringgo tidak kalah kencang dari Aga, jadi seisi kantin juga mendengar bahwa Yuga sedang didekati oleh COWOK.

"Thanks, Guys. Semua orang akan semakin mengira kalau gue gay. Ha-ha, astaga, apa gue harus pindah ke luar kota demi bisa hidup tenang? Astaga, tapi pindah ke mana, ya? Bandung atau Bogor, ya? Astaga, gue bingung," gumam Yuga pelan, hampir mirip seperti membaca mantra.

Kei menghela napas, ikut prihatin dengan nasib Yuga. Tapi, bagaimana caranya agar bisa menyelamatkan reputasi Yuga?

Yuga memang bilang tidak peduli jika dikira gay, tapi ... pasti dia tetap merasa risi jika diperhatikan banyak orang setiap dia lewat.

Kei tahu sekali, bagaimana rasanya berada di posisi Yuga saat ini.

[]

MEMANG AGA DAN RINGGO SIALAN, BODOHNYA KETERLALUAN!

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang