33: What a perfect band

142 47 15
                                    

"Kenapa kita harus ikut tampil? Yang sering nerima hadiah kan cuma Yuga," gerutu Aga sambil mengunyah es batu. Es teh manisnya sudah habis, hanya tersisa es batu.

"Hmm, sebenernya gue juga lumayan banyak nerima cokelat akhir-akhir ini," ujar Kei mengusap tengkuknya.

"Gue juga udah tiga kali dikasih minuman dingin, karena ngasih info tentang Yuga dan Kei." Ringgo tersenyum sombong.

Aga yang masih mengunyah es batu, merasa kesal mendengarnya. "Jadi, cuma gue yang nggak menerima apa-apa?"

"Makanya, muka lo santai dikit. Jangan cemberut dan kayak ngajakin ribut gitu, Aga," ucap Ringgo dengan ekspresi prihatin.

"Coba senyum deh, Ga. Menurut gue, lo sebenernya nggak jelek. Cuma ... yah, keliatan sedikit seram," jelas Kei tenang.

Aga mengernyit. "Muka gue udah kayak gini dari lahir."

Ringgo tiba-tiba tertawa. "Astaga, lo pasti bercanda! Kasihan nyokap lo, kalo muka lo pas bayi udah seseram sekarang."

Aga otomatis menggebrak meja. "Apa maksud lo, hah?!"

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Yuga, saat baru datang sambil membawa semangkuk mie ayam. "Aga, sabar.  Ringgo memang nyebelin. Ayo, yang waras ngalah."

Aga menghela napas, berusaha mengalah seperti saran Yuga. "Gue nggak mau ikutan bikin band. Muka gue kan SERAM, kalo penonton nanti pada kabur semua gimana, hah?!"

Ringgo terkekeh. "Tenang aja, drummer itu kan di belakang. Jadi, paling nggak keliatan."

Aga bangkit berdiri. "Gue mau cabut."

"Heh? Kenapaaaaa?!" tanya Ringgo tanpa dosa. "Gue salah ngomong?"

Yuga dengan gemas memukul belakang kepala Ringgo, hingga Ringgo meringis kesakitan. "Udah gue pukul, Ga. Duduk lagi, oke?"

Aga pun kembali duduk. "Tetap aja, gue nggak akan mau main band sama kalian. Apa pun yang terjadi."

Yuga mengangguk setuju. "Tenang aja, gue juga nggak mau."

Kei memijat dahinya yang mendadak pusing. "Aga, belajar drum itu susah, kan? Nggak semua orang bisa main drum, loh. Jadi, gimana kalo kita coba latihan dulu satu kali?"

Aga terlihat mulai berpikir. Yuga pun terkekeh. "Aga, jangan bilang lo luluh sama kata-kata Kei?"

"Yuga, suara lo pasti jelek, ya? Lo semalu itu buat tampil, karena suara lo jelek? Apa lebih jelek dari Ringgo yang setiap hari nyanyi lagu Perfect-nya One direction?" tanya Kei tersenyum polos.

Yuga merapatkan mulutnya, lalu mengepalkan tangannya tanpa sadar. Ia pun dengan kencang berkata, "Enak aja! Nggak mungkin sejelek itu, lah! Gue beneran bisa nyanyi, Kei!"

Kei tersenyum lebar. "Oke, kalau gitu buktiin nanti pas pulang sekolah. Deal?"

"Deal! Siapa takut?!"

Aga dan Ringgo terkekeh, menertawakan Yuga yang berhasil terpancing provokasi Kei.

"Aga, lo juga harus buktiin kalo lo bisa main drum. Gue sebenernya kurang yakin permainan drum lo layak buat ditonton," tambah Kei, tersenyum miring sambil bertopang dagu.

"FINE! Siapa takut?!"

Ketika Yuga dan Aga sadar bahwa Kei berhasil memancing mereka, kedua orang itu pun terdiam dan merasa menyesal.

Sedangkan Ringgo langsung mengajak Kei untuk high five. "Gue masih harus belajar banyak dari lo, Kei!"

[]

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang