Keesokan harinya, saat mereka berempat makan di kantin, semua murid diam-diam membicarakan Kei. Namun, mata mereka terang-terangan memandang ke arah meja Yuga dan kawan-kawan.Benar tebakan Yuga, berita Kei adalah gay benar-benar menjadi perbincangan panas di sekolahnya.
Yuga kagum dengan keberanian dan kejujuran Kei, tapi tetap saja pengumuman seperti itu tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang Indonesia. Lebih banyak kontra malah.
Yuga pun juga sebenarnya tidak mendukung, tapi setidaknya ia bisa menghargai. Tidak seperti murid-murid lainnya, yang berpikir geli dan jijik dengan Kei karena Kei seorang gay.
Yuga tidak bisa diam saja melihat sahabatnya dikucilkan hanya karena dia berbeda. "Kei, gue punya ide biar semuanya balik normal lagi. Biar nggak ada yang ngomongin lo lagi."
Kei terkekeh. "Apa pun ide lo, don't do that. Okay?"
Yuga menghela napas. "Lo bahkan nggak mau denger ide gue dulu?"
Kei menggeleng, tiba-tiba Aga memukul meja lalu berdiri.
"Berisik! Kalo berani, SINI NGOMONG DEPAN KITA!"
Ringgo menarik-narik lengan Aga, menyuruhnya duduk karena terlalu menarik perhatian. "Udahlah, jangan dengerin mereka, anggap aja mereka kucing yang me-ngeong."
Yuga berdecak cukup kencang."Kucing terlalu lucu, Bego. Lagian kan yang bener anjing, kan? Anjing, woy!"
"Oh, iya! ANJING ya yang bener, bukan kucing." Ringgo lalu tertawa. "Yuga, untung lo koreksi."
Setelah Aga kembali duduk, murid-murid mulai diam dan tidak berani bicara, Aga pun tersenyum puas. "Heh, Yuga. Apa ide lo, biar mereka bisa diem dan nggak ngomongin Kei?'
Kei menghela napas. "Udah gue bilang, nggak usah. Aga, kalo lo merasa risi karena ikut diliatin dan diomongin sama mereka, gue bisa makan di tempat lain–"
"Bukan gitu!" Aga memukul meja tanpa sadar. "Gue cuma nggak suka mereka ngejek sahabat gue. Peduli amat mereka ikut ngomongin gue!"
Yuga dan Ringgo diam-diam tersenyum, tidak menyangka Aga ternyata memiliki hati yang selembut itu. Kalau dipikir-pikir, dulu juga Aga memarahi murid-murid yang membicarakan Yuga. Seperti pembela kebenaran saja.
"Thanks, maaf karena gue udah berburuk sangka." Kei menunduk. "Karena sebelumnya, gue udah sering ditinggalin sama temen-temen gue hanya karena gue gay. Mereka takut nggak jelas, padahal gay itu bukan berarti nafsu sama semua cowok."
Yuga dan Ringgo tertawa. Baru kali ini mereka melihat Kei mengeluh dengan wajah kesal.
"Kita nggak akan ninggalin lo, tapi lo harus ngikutin ide gue ini. Kita mau mereka berhenti ngomongin lo, bukan karena kita malu. Kita cuma nggak mau terus-menerus emosi dengerin mereka jelek-jelekin lo. Paham?" ujar Yuga serius.
"Aye aye, Captain." Kei tersenyum kecil, "jadi, apa ide lo? Apa yang harus gue lakuin?"
"Gampang! Lo tenang aja!"
Ringgo dan Aga saling tatap, lalu memandang Yuga dengan penasaran.
"Jadi, nanti...."
[]
Maaf gantung, soalnya biar gereget Hahah!
[]
Visual Yuga versi real life dan gondrong. Tapi Yuga nggak akan mau sih gaya imut begitu wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Ficção AdolescenteTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...