16: Why?

178 69 23
                                    

"Kei, lo sebenernya mau ngomong apa, sih? Kayaknya serius amat." Yuga heran, karena Kei mengajaknya bicara empat mata di pinggir lapangan yang sepi. Hampir semua murid sudah pulang, termasuk Ringgo dan Aga.

"Yuga, kenapa lo mau nutupin rumor kalau lo gay?"

Pertanyaan Kei membuat satu alis Yuga terangkat. "Hah?"

"Lo berusaha punya pacar cewek, buat nutupin rumor itu, kan? Kenapa lo segitu bencinya dibilang gay?" Ekspresi Kei sulit dibaca oleh Yuga. Kesal? Atau, kecewa?

"Kei, kayaknya lo salah paham."

"Salah paham gimana? Ringgo udah jelasin semuanya, Yuga. Dan bodohnya, gue mau-mau aja bantuin lo. Tapi, gue nggak nyangka lo beneran cuma manfaatin Renata untuk nutupin rumor itu."

"Rumor?"

"Lo boleh benci atau jijik sama gay, tapi gue nggak terima kalau lo manfaatin orang lain demi diri Lo sendiri."

"Kei, gue nggak benci atau malu tentang rumor itu. Lebih tepatnya, gue nggak peduli," jelas Yuga berusaha santai. "gue juga nggak ada maksud buat manfaatin Renata. Serius, awalnya gue beneran merasa tertarik sama dia."

"Terus?"

"Gue putus karena ternyata merasa nggak nyaman, itu aja. Kalau gue berniat manfaatin dia untuk nutupin rumor, gue pasti akan bertahan jadi pacar dia lebih lama. Iya, kan?"

Kei terlihat mulai berpikir. "Bener juga. Jadi, kenapa lo harus punya pacar, kalau lo nggak peduli sama rumor itu?"

"Hmm, gue cuma nggak mau ada cowok yang tiba-tiba nembak gue lagi pake surat cinta. Kalau mereka tau gue udah punya pacar, mereka pasti nyerah. Iya, kan?"

Kei tersenyum kecil. "Jadi, lo beneran benci sama gay?"

"Bukan gitu! Gue cuma ... selalu merasa nggak nyaman setiap nolak mereka. Canggung juga. Jadi, gue cuma nyari cara untuk terhindar dari situasi kayak gitu. Dan itu bukan berarti gue benci atau jijik sama mereka, ya! Paham?"

Kei mengangguk. "Oke, paham."

Yuga akhirnya bisa mengembuskan napas lega. "So? Udah, kan? Masalah kita udah clear?"

"Ya, syukurlah ternyata semuanya salah paham. Jadi, mungkin udah saatnya gue jujur ke lo, Yuga."

"Hah? Jujur?"

Kei tersenyum tipis. "Gue ... sebenernya gay."

"HAHHH?!"

[]

Tenang, tenang!
Sampai detik ini, Kei dan gue tetap menjadi sahabat.
Tidak lebih, tidak kurang!

Cutie Pie [Short version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang