Yuga memasang earphone dan mulai bermain game dari ponselnya. Tidak peduli murid-murid yang lain akan berisik membicarakan dirinya. Dan sedikit informasi, Ringgo masih berada di UKS."Yuga mulai main game, tuh."
"Aman nih kita ngomongin dia?"
"Aman kayaknya. Yuga kalo main game kan jadi tuli sama sekitar."
"Jadi, gini, tadi pagi gue liat Tomy sama Yuga berduaan di parkiran. Dan tatapan mereka beda gitu, apalagi Tomy kan emang gay."
"Lo denger mereka ngobrol?"
"Nggak, tapi Yuga keliatan salah tingkah gitu, gemes banget!"
"Aaaakk, jangan-jangan mereka baru jadian!" seru seorang siswi. Dia malah terdengar senang jika Yuga dan Tomy benar jadian.
"Kok lo malah girang? Gue sih geli banget! Ganteng-ganteng homo, ew." Riska—bendahara yang terkenal tukang gosip— memasang wajah jijiknya dan membuat yang lain ikut berpikiran sama dengannya.
"Iya juga, sih. Gue rada kecewa kalo misalnya Yuga beneran gay."
"Emang, cowok tuh kalo nggak brengsek, ya gay."
"Bener banget, tuh!"
"Tapi, kalian bersikap biasa aja ya sama Yuga. Pura-pura nggak tau aja!"
Seorang siswa yang dari tadi pura-pura tidur di mejanya, tiba-tiba bangkit berdiri dan memukul meja perkumpulan biang gosip tersebut. "Heh, kalian tuh sadar nggak kalo kalian tuh berisik banget?!"
"So-sorry, Aga. Kita cuma—"
"Apa? Seseru itu ya ngomongin temen di belakang?" Aga berdecak. "Tapi, omongan kalian makin ngeselin. Emangnya kalo gay, kenapa, hah?! Masalah banget buat hidup kalian?"
"Nggak, kok. Iya, iya kita diem. Lo juga diem dong, Ga. Yuga udah buka earphone soalnya," bisik Riska, setelah melirik Yuga yang sudah selesai bermain game.
"Biarin aja dia denger! Biar dia tau kelakuan busuk kalian!"
Yuga menguap sambil menutup mulutnya. "Mereka ngapain, sih? Serius amat kayaknya."
"Busuk? Kita cuma ngegosip, dan bukan ngomongin lo juga!"
"Bacot!" Aga semakin emosi, ia pun menatap Yuga yang mejanya cukup jauh. "Heh, Yuga! Lo gay apa bukan?"
Yuga mengernyit. Apa-apaan sih tuh orang? Tiba-tiba nanya begitu. "Bukan. Emangnya kenapa?"
"Kalian denger, kan? Jadi, berhenti nyebarin gosip nggak bener!" bentak Aga, lalu menghampiri meja Yuga. "Heh, Kunyuk. Gue laper karena belain lo. Yuk, cabut."
Yuga sedikit memiringkan kepalanya, menatap Aga dengan bingung. "Emang kita seakrab itu, ya?"
"Lo mau gue tonjok, biar kita bisa akrab?"
[]
Aga tuh susah ditebak.
Suasana hati dia juga suka berubah-ubah nggak jelas.
Kalo dia lagi ngamuk, gue lebih milih kabur daripada kena timpuk.[]
Bonus: Ekspresi Yuga pas Aga bilang laper karena belain dia. Hahah
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Ficção AdolescenteTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...