Keesokan harinya, sudah jelas, Yuga langsung dikeroyok oleh ketiga sahabatnya setelah menceritakan semuanya.
"Bego! Dasar cowok bodoh, tolol! Nggak punya otak!"
"Tega-teganya lo putus dengan alasan kayak gitu!"
"Gue udah capek-capek nyomblangin kalian, tapi lo malah--ARGH KESEL GUE. Traktir gue bakso!"
Yuga pasrah dipukul dan dicubiti oleh ketiga sahabatnya itu. Benar kata Aga, Yuga memang bodoh. Nilai Matematikanya memang tidak pernah diatas tujuh. Tapi, haruskah Aga berteriak seperti itu di depan banyak murid?
Lalu Kei. Memangnya alasan Yuga salah? Apa Kei tidak tahu, kalau perasaan tidak nyaman itu sangatlah menyiksa? Itu bukan alasan sepele bagi Yuga!
Dan Ringgo, si kampret itu malah minta ditraktir bakso. Apa-apaan, hari ini kan Yuga sengaja tidak bawa dompet agar menghemat uang jajan.
"Cukup, guys." Yuga bangkit berdiri. Ya, dia dari tadi dipukuli saat duduk dengan tenang di kursinya. "Pukulan dan cubitan kalian tuh sakit. Gue diem aja dari tadi, bukan berarti gue nggak bisa bales kalian, ya."
Ketiga sahabatnya otomatis memasang wajah ngeri.
"Terus, kenapa lo pasrah kita pukulin dan kata-katain?" tanya Ringgo, berlindung di balik punggung Kei.
"Karena ... gue layak dipukul? Tapi, kalian lama-lama nggak tau diri. Mukulnya pake dendam, ya? IYA KAN, RINGGO?!"
Ringgo semakin bersembunyi di balik Kei dan menarik Aga sekalian untuk menutupi dirinya. "Ampun, Yuga!"
Yuga menghela napas, dan kembali duduk. "Kalian bikin kita jadi pusat perhatian. Gue yakin, kabar gue putus sama Renata bakal tersebar cepat."
"Iya, terus jadi banyak yang makin yakin kalo lo nggak suka sama cewek. Hahaha. Sukurin!" Ringgo mendadak tidak kenal takut.
"Iya juga, ya. Gue pacaran sama Renata terlalu singkat." Yuga pun menempelkan dahinya di meja.
"Yuga, pulang sekolah nanti, gue mau ngomong serius sama lo. Berdua aja." Kei tiba-tiba berbicara dengan nada yang sangat serius. Ringgo dan Aga melirik tidak terima karena tidak diajak. "Sorry, Guys. Hari ini aja, gue mau bahas sesuatu sama Yuga, tanpa kalian. Oke?"
Aga terbatuk. "Fine. Bodo amat."
Sedangkan Ringgo, dia sok melipat tangan dengan angkuh. "Oke, tapi jangan sampai bikin Yuga terluka. Mengerti, Kei?"
Yuga pun dengan gemas melempar buku tulisnya ke arah Ringgo. "Berisik lo, kampret! Siapa tadi yang paling semangat nyubitin gue, hah?!"
[]
Hari itu, gue benci banget sama Ringgo. Serius deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...