"Jangan bercanda, Kei." Yuga berusaha terkekeh, walau terdengar sangat canggung."Katanya, lo nggak benci gay? Tapi, kok lo kayak jijik setelah tau kalo gue gay?" Pertanyaan Kei terdengar begitu dingin, hingga membuat bulu kuduk Yuga berdiri.
"Hah? Jijik? Nggak, lah!" Yuga melangkah mendekat, menepuk pundak Kei dengan kencang. "Jadi, Lo serius? Jujur!"
"Ya, gue serius. Apa lo mau lihat foto mantan gue, biar lo percaya?"
"Lo nggak keliatan kayak gay."
"Maksudnya?"
"Hmm, lo terlalu ganteng buat jadi gay. Terus, lo juga kayak biasa aja walau skinship sama kita-kita. Lo nggak deg-degan?"
Kei tiba-tiba tertawa, bahkan sampai menutupi mulutnya. "Deg-degan? Sama kalian? Cuih."
Yuga pun dengan gemas merangkul sekaligus berusaha memelintir leher Kei. "Apa lo bilang? CUIH?!"
"Aduh aduh, ampun!" Kei berusaha melepaskan diri, tapi tenaga Yuga ternyata tidak selemah wajahnya. "Walau gue gay, selera gue tuh tinggi banget. Sorry, ya!"
Yuga menghela napas, dan akhirnya melepaskan Kei. "Jadi, lo sama sekali nggak tertarik sama gue? Gue kan imut... eh, maksud gue--"
"Aneh banget denger lo ngaku imut kayak gitu. Biasanya Lo ngamuk setiap kita bilang imut." Kei masih tertawa. Baru kali ini Yuga melihat Kei tertawa sepuas ini.
"Lupakan! Jadi, serius lo nggak tertarik sama gue?"
"Tenang aja, gue nggak suka cowok yang lebih pendek dan kurus dari gue. Dan, lebih imut dari gue. No way," jawab Kei dengan santai sambil tersenyum jail.
"Ahh, begitu ternyata." Yuga diam-diam mengerti, bahwa posisi Kei adalah uke. Jangan heran mengapa Yuga tahu hal itu. Sebenarnya, Yuga sempat mencari tahu tentang gay karena sering ditembak oleh cowok.
Dan memang, selama ini yang menyukai Yuga selalu lebih tinggi dan macho dari dirinya. Tidak seperti Kei yang tampannya keterlaluan hingga membuat banyak perempuan iri.
Bagaimana menjelaskannya, ya? Kei tampan, tapi auranya berbeda. Elegan? Indah? Begitulah. Tapi, tetap saja, Yuga sama sekali tidak menyangka bahwa Kei adalah gay. Ini adalah fakta yang sangat mengejutkan.
"Yuga, hal ini ... jangan sampai bocor ke Aga atau pun Ringgo," ujar Kei.
"Aga kayaknya nggak akan peduli, tapi Ringgo memang cukup ember. Okelah, rahasia lo aman."
"Rahasia? Gue sebenernya nggak pernah menganggap ini rahasia, kok. Kalau ada seseorang yang curiga dan nanya soal hal ini, gue akan jujur. Mungkin karena gue cukup lama tinggal di Jepang kali, ya?"
"Kei, Jepang dan Indonesia itu beda. Lo harus hati-hati. Oke?"
"Oke." Kei tersenyum kecil lalu mengacak rambut Yuga. "Gue nggak mau Aga dan Ringgo tahu, karena gue merasa belum siap aja lihat reaksi mereka. Suatu hari nanti, kalo kita semua udah makin deket, gue pasti ngaku ke mereka tanpa malu."
"Yosh! Kalo gitu, ayo pulang!"
[]
Sampai sekarang, gue masih menganggap Kei itu keren banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...