"Tadi, perasaan, gue ngajak lo cabut ke kantin. Tapi, kenapa lo malah narik gue ke UKS?" tanya Aga terlihat bete.
"Sahabat terbaik gue lagi sakit, makanya kita harus jenguk dia."
"Maksud lo, Ringgo?" Aga menaikkan satu alisnya. "Dia sakit apa?"
"Sakit perut, karena gue tendang." Yuga berkata dengan santai, wajah imutnya semakin membuat Aga tidak percaya.
"Lo pasti bercanda, kan?"
"Kalo nggak percaya, mau coba?" tanya Yuga sambil mulai memasang kuda-kuda. "Gue nggak akan pakai tenaga penuh, tenang aja."
Aga mendengus geli. "Oke, gue percaya. Kuda-kuda lo menunjukkan kalau lo nggak selemah tampang lo."
Yuga tiba-tiba merasa lemas. "Apa tampang gue selemah itu?"
Aga melipat tangan dan mulai mengamati Yuga dari atas sampai bawah. "Lo terlalu imut untuk ukuran cowok. Walau lo tinggi, badan lo masih terlalu kurus. Lo kayak bakalan terbang kalo ketiup angin."
"Terus, apa lo punya solusi biar gue keliatan ... hmm nggak lemah?"
Mata Aga melebar. "Ada! Lo harus bikin badan lo lebih kuat. Makan yang teratur dan sehat, juga olahraga jangan males!"
"Olahraga apa?"
"Push up, sit up, lari pagi, renang, basket. Kalo lo rutin ngelakuin itu semua, otot lo juga pasti bakal kebentuk."
Yuga berpikir sejenak. "Intinya, gue harus punya otot biar nggak keliatan lemah?"
"Tepat sekali. Minimal, jangan terlalu kurus gitu!"
"Hmm, kalau misalnya gue punya otot, apa ... cowok-cowok jadi berhenti naksir gue?"
Aga terdiam sejenak. "Hah?"
"Karena fisik gue yang imut dan keliatan lemah ini, udah tiga kali gue ditembak sama cowok sejak masuk SMA."
"Wow, gue kira selama ini, lo tuh cuma disukai para cewek. Ternyata, cowok juga? Tapi, lo bener bukan gay?"
"Bukan!" Yuga tanpa sadar meninggikan suaranya. "Makanya, gue nggak mau ditembak sama cowok lagi. Gue capek nolaknya, dan bingung juga."
"Tapi, walau ada otot, banyak juga di luar sana gay yang berotot. Gue nggak bisa jamin lo aman, Bro," ujar Aga serius dan prihatin.
"Kalian ngapain di depan pintu UKS?" tanya Ringgo yang muncul tiba-tiba seperti hantu. "Dan, sejak kapan kalian seakrab ini?"
"Baru aja," jawab Aga cepat.
"Iya, baru aja. Ringgo, perut lo udah baikan?" tanya Yuga pura-pura khawatir.
"Ya, makasih ya, karena lo nendang gue nggak pakai tenaga penuh. Makasih banget, loh." Ringgo pura-pura terisak. Lalu melirik Aga, "Heh, lo bukannya Aga yang suka bolos dan benci bergaul, ya? Ngapain deketin Yuga gue, hah?"
"Dih, gue tadi tuh cuma belain dia dari anak-anak tukang gosip!"
"Nggak paham. Nggak percaya."
"Argh! Terserah! Gue juga males bergaul sama lo, dasar mata empat!"
"Dasar rambut duren!"
"DASAR KALIAN BERISIK! AYO IKUT, GUE TRAKTIR!" seru Yuga, lumayan emosi dan berjalan duluan ke kantin.
[]
Berisik banget sumpah setiap Ringgo dan Aga berdebat.Padahal yang mereka debatkan itu sering nggak jelas. Serius deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Pie [Short version]
Teen FictionTentang Yuga, yang nama belakangnya dirahasiakan. Yuga bosan dibilang imut, padahal sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya. Lalu, masalah terbesar Yuga adalah ... sudah ada tiga cowok memberikannya surat cinta sejak ia masuk SMA. Padahal, Yuga...