16

4.4K 512 49
                                    

Inget ya, cerita ini gak ada di dunia nyata. Jadi kalo ada yang gak sesuai sama di kehidupan nyata, ya maklum.

Voteeeee + spam comment

-

Elzo sudah seperti anak TK yang di antar ibunya saat hari pertama masuk sekolah, Elzo tak jauh berbeda dengan anak kecil itu.

Sekarang jam istirahat kedua di hari senin. Seharusnya ia dan Yolla ke perpustakaan seperti biasanya, tapi kali ini tidak. Keduanya sedang menuju aula untuk mendaftarkan Elzo ikut lomba.

Sebelum melakukan seleksi, mereka yang sudah di tunjuk guru harus daftar terlebih dahulu kepada osis. Ribet memang, tapi ini semua di lalukan agar SMA bangsa tidak salah pilih.

Elzo datang dengan rapor di tangannya. Dia tidak di tunjuk guru, jadi Elzo menggunakan rapor untuk meyakinkan osis bahwa Elzo mampu mengikuti seleksi ini.

"Maaf, nama Zorion tidak terdaftar" Ucap osis yang bertugas mendata bagian seleksi matematika.

"Kemarin Elzo gak sekolah pas bu Sarah ngumumin siapa aja yang ikut seleksi" Ucap Yolla bohong.

Osis yang di ketahui bernama David itu mengerutkan kening nya. "Kemarin kan minggu, sekolah libur"

"Ma-maksud nya jumat. Ck, loading banget otak lo" cibir Yolla.

"Tulis aja sih nama Zorion, dia mampu ikut seleksi kok. Lo kaya gak kenal gue aja, pilihan gue enggak bakal salah" desak Yolla.

David menatap Elzo. Dia tentu kenal Elzo, termasuk ciri khas Elo, anti matematika. Dan sekarang si manusia anti matematika itu ingin ikut seleksi. Apa tidak salah?

"Bo-boleh liat nilai rapor lo?, gue bisa bantu lo kalau nilai matematika lo mencukupi persyaratan" jika bukan teman sekelas Yolla, David tidak akan mau repot-repot membantu Elzo.

"Buang-buang waktu aja, langsung aja tulis nama nya" protes Yolla.

"Maaf Yolla, gue harus ikutin aturan yang udah di kasih sama sekolah. Segini juga gue mau bantu Elzo karna lo"

Baik Yolla maupun Elzo menghembuskan nafas kasar. Elzo bisa saja menggunakan kekuasaan papanya sebagai jalur dalam, tapi Elzo masih waras, dia pasti akan di larang keras oleh papanya.

Elzo ingin lolos seleksi dulu. Jika sudah lolos, dia akan bicara pelan-pelan kepada mama dan papanya.

"Izin kan Elzo untuk ikut seleksi" ucap kepala sekolah tiba tiba.

Elzo, Yolla, dan David menatap tak percaya kepala sekolah itu. Pak Galih terkenal dengan tegas nya. Jika dia sudah berkata A maka harus A, tidak bisa di ubah.

"Maaf pak, tapi yang boleh ikut seleksi hanya siswa siswi yang sudah di pilih oleh guru matematika" ucap David sopan.

"Saya langsung yang pilih Elzo, ada masalah?" Saut pak Galih.

David tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah pak Galih. Jika nanti David di salahkan oleh bu Sarah, dia akan mengatakan ini semua perintah pak Galih.

"Terimakasih, pak" Ucap Elzo semangat sambil tersenyum.

Pak Galih tak menjawab, dia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Semoga ini bisa menembus kesalahan saya di masa lalu" batin pak Galih.

"Langsung masuk ke kelas 12 ipa 5 ya. Di sana udah pada kumpul yang ikutan seleksi" instruksi David.

"Makasih David" Ucap Yolla dan Elzo kompak.

"Elzo denger. Lo harus fokus okey?. Jangan mikirin yang lain, lo harus tunjukin sama dunia kalo lo bisa" Yolla mengusap punggung tangan Elzo untuk menenangkan. Yolla yakin Elzo pasti bisa.

30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang