Elzo melempar asal tas nya ke atas sofa. Pria itu baru sampai di apartemen pukul 9 malam. Tadi dia dan Gavin pergi untuk belanja baju, lebih tepatnya di paksa oleh Elzo. Gavin tentu mau, Elzo bilang akan membelikannya baju jika Gavin mau menemaninya belanja.
Sebenarnya tujuan Elzo pergi ke mall bersama Gavin hanya untuk menghilangkan rasa kesalnya. Elzo jika sedang kesal harus belanja, jika tidak belanja ya makan. Kebetulan tadi dia kesal saat melihat Rey pulang bareng dengan Yolla.
Bukan, bukan cemburu. Elzo pun tak tau apa penyebab nya.
Masih mengenakan seragam, Elzo berniat menunda untuk mandi. Dia terlalu mager untuk bergerak.
Tangannya merongoh ke dalam tas sekolah, dia mencari keberadaan handphone nya. Setelah menemukan benda yang ia cari. Elzo segera mengotak atik benda pipih itu.
Gavin titit nya kecil
Ke apartemen gue sekarang. Cepet, 5 detik harus udah sampe
Selesai mengirim kan pesan kepada sahabat nya, Elzo merebahkan tubuh nya di sofa. Dia tidak tau apa alsan dia memanggil Gavin. Elzo hanya gabut.
"El? Ada apa?" Tanya Gavin. Pria itu masih mengenakan seragam.
Gavin menutup pintu apartemen Elzo. Hanya butuh waktu lima detik untuk sampai di apartemen Elzo. Wajar saja, apartemen Elzo dan Gavin sebelahan. Rey dan Gavin tingal satu apartemen.
"Tes gue pake rumus matematika" Ucap Elzo tiba tiba.
"Engga, gak mau" Tolak Gavin. Dia tidak mau mengambil resiko, terlebih lagi di sini tidak ada siapa siapa.
"Cepet! Gue maksa" Ucap Elzo sambil bangkit dari duduk nya.
"Gak mau. Nanti lo kumat, terus gue di salahin sama Rey" Tolak Gavin lagi.
"Gue beliin hoodie" Sogok Elzo.
Elzo sedikit tersenyum saat melihat wajah Gavin seperti sedang memikirkan sesuatu. Dia tau sahabatnya ini akan luluh jika di sogok menggunakan baju, atau tidak makanan.
"Dua" Tawar Gavin.
"Oke" Jawab Elzo senang.
Dia pergi untuk mengambil buku di lemari. Tak lama, Elzo kembali membawa satu buku tebal beserta kertas, tak lupa beserta pensil.
"Cari soal di dalem buku ini, terus tulis di kertas" Perintah Elzo.
Gavin nurut saja, bukan hal yang sulit. Ini semua dia lakukan demi hoodie gratis.
"Katanya tes rumus" Cibir Gavin. Dia masih mencari soal yang cocok untuk Elzo.
"Nih" Gavin memberi selembar kertas itu. Dia sudah menulis soal yang dia sendiri pun tak tau jawabannya.
"Fokus" ujar Gavin mengikuti kata kata Yolla.
Elzo mulai membaca soal itu. Dia sudah memaksakan diri untuk fokus. Sudah selesai membaca, Elzo mulai menggerakkan pensil itu untuk menulis jawabannya.
'El, tolong aunty!'
'Elo, sakit!'
"Arghhhhhhhhh" Teriak Elzo keras. Dia meremas remas kertas itu.
Tangannya memukul asal kepalanya sendiri. Gavin yang melihat itu mendadak panik. Sudah di pastikan kejadian ini akan terjadi, tapi Gavin malah tergiur hoodie yang Elzo tawarkan. Seharusnya dia memikirkan resiko nya. Gavin benar benar menyesal.
"Maafin Elo, Maafin Elo!" Elzo seperti sedang berhalusinasi. Hal itu membuat Gavin merinding.
"El, Elzo. Asu ah gue nangis nih" Pekik Gavin panik. Otak nya benar benar ngelag, dia bingung harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
30
Fantasi🔞 Sekuel Bintang untuk Elang. Elzo yakin, dalam waktu 30 hari dia bisa sembuh dari trauma nya. Tapi Elzo tidak yakin, untuk tidak memiliki rasa kepada seseorang yang telah membantunya sembuh dari trauma. Perjanjian dengan musuh bebuyutan nya mengh...