18

4.5K 503 29
                                    

Vote+comment

-

Sesuai dengan ucapan Olla, Yolla lolos seleksi sebagai perwakilan SMA bangsa dalam lomba pelajaran Fisika. Yolla tidak ikut seleksi lagi seperti lomba matematika, guru fisika sudah mempercayai Yolla sebab Yolla sudah banyak mengikuti berbagai lomba.

Kini Yolla sedang berdiskusi dengan guru Fisika mengenai strategi lomba nanti. Perlu persiapan yang matang karena lomba ini beda dari biasanya.

Lomba kali ini lebih menantang bagi Yolla. Pesertanya tidak bisa di remehkan. Yang lebih menantang bagi Yolla, jika ia berhasil membawa pulang piala juara satu, Yolla akan  mendapatkan hadiah uang tunai, tiket liburan dan beasiswa. Yolla juga bisa mengikuti pertukaran pelajar selama 6 bulan.

"Lomba akan di adakan kurang lebih 14 hari lagi. Saya berharap banyak sama kamu" ucap bu Rani sebagai penutupan diskusi.

14 hari, waktu yang Yolla punya untuk membantu Elzo sembuh sesuai kesepakatan. Bagaimana jika nanti Yolla sibuk mempersiapkan untuk lomba? Sepertinya Yolla harus pandai dalam membagi waktu.

"Baik bu, akan Yolla usahakan" bu Rani menghela nafas lega. Dia sudah sepenuh nya percaya akan kepintaran Yolla.

"Kalau gitu saya permisi dulu. Kita bicarakan besok lagi"

"Baik, Bu"

Yolla memejamkan matanya sambil memijit pelipisnya. Pusing tiba-tiba menghampiri nya saat memikirkan bagaimana 14 hari kedepan. Yolla tidak mau persiapan lomba nya terganggu, Yolla juga tidak mau mengabaikan Elzo apalagi keputusan Elzo adalah tanggung jawabnya. Jika ada apa apa dengan Elzo, maka Yolla lah yang pertama di salahkan.

"Kaya lagi punya beban berat aja lo" cibir Olla sambil tertawa mengejek.

"Emang iya" balas Yolla lesu.

"Cerita dong sama gue"  Olla menarik kursi yang tadi di duduki oleh bu Rani. Ngomong-ngomong keduanya sedang berada di ruang rapat khusus Osis. Kebetulan ruangan ini sedang kosong makanya di pakai untuk diskusi antara Yolla dan bu Rani.

"Elzo ganteng banget ya" Yolla menatap lurus ke depan. Mulutnya tertarik ke atas membentuk senyuman paling manis.

"Beban pikiran lo gara-gara ke-gantengan Elzo?" tanya Olla tak percaya.

"Iya lah. Rasanya gue makin jatuh cinta sampe terpental jauh" Yolla terkikik geli akibat ucapannya. Semenjak Elzo memintanya menjadi tutor, Yolla terlihat banyak perubahan. Seperti sering melamun sambil senyum-senyum sendiri, sering memimpikan Elzo, dan masih banyak lagi.

"Gue bilangin daddy ah lo punya pacar" ancam Olla.

"Ide bagus, sekalian minta restu"

"Bis-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Rey datang dengan nafas tersenggal-senggal.

"El-El-El.....El"

"El apa sih, lo jangan bikin gue jantungan" desak Yolla khawatir. Perasaan nya tiba-tiba tidak enak saat mendengar nama panggilan Elzo.

Rey masih berusaha mengatur nafasnya. Di rasa cukup tenang, Rey mulai bicara pelan-pelan. "Elzo masuk UKS, pingsan dia"

"Gue duluan" pamit Yolla.

Otak Olla masih Loading dengan keadaan barusan. Apa tadi? Elzo pingsan? Kok bisa. Seperti nya Olla harus menyusul Yolla untuk memastikan keadaan calon pacar adiknya. Secara kan Olla ini dokter, jadi dia faham masalah per-penyakitan.

"Eh ada bu cantik" Rey memamerkan deretan giginya. Sialan, Rey malu sekali. Pasti tadi guru cantiknya ini melihat keadaan wajah nya yang amburadul akibat panik.

30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang