24

3.8K 453 33
                                    

"Buat soal nomor 12 pake cara yang ini" Yolla mengarahkan jari telunjuk nya pada rumus yang tertulis di buku catatan. Dengan teliti Elzo mencermati apa yang Yolla katakan.

Sudah 19 hari Yolla menjadi tutor Elzo. Ada untung ada rugi. Untung yang Yolla dapatkan bisa lebih banyak dan lebih dekat menghabiskan waktunya bersama sang pujaan hati. Dan rugi yang Yolla dapatkan waktunya belajar, main, dan waktu senggang nya jadi terbatas. Tapi tak apa, selama 19 hari itu Yolla sudah melihat banyak perubahan dalam diri Elzo.

Elzo sudah mulai terbiasa saat berhadapan dengan matematika. Elzo sudah pandai mengontrol emosi. Dan semua perubahan dalam diri Elzo tentu ada campur tangan Yolla.

"Mana lagi yang lo gak bisa?" tanya Yolla.

"Gue gak bisa suka sama lo" jawab Elzo.

"Gue gak nyuruh lo suka sama gue"

"Tapi sikap lo seolah nyuruh gue buat suka sama lo"

"Sikap gue gak ada yang aneh" Yolla memperhatikan raut wajah Elzo. Sangat tenang seolah tidak ada beban dengan ucapan yang ia lontarkan tadi.

"Lo aneh, gue rasa lo suka gue" tebak Elzo.

"Kalo iya kenapa?" tanya Yolla berani.

"Mending lo buang deh jauh-jauh rasa suka lo" Yolla bungkam, dia tidak tau harus merespon seperti apa ucapan Elzo. Apa selama 19 hari ini Yolla terlalu menonjol kan rasa sukanya kepada Elzo?

"Tenang aja. Lo... Lo cuma temen gue. Gak lebih" ucap Yolla pelan.

Elzo tersenyum, pria itu mengacak pelan  rambut Yolla. "Bagus" bisik nya.

Setelah menghabiskan waktu satu jam untuk membahas soal yang Elzo tidak mengerti, akhirnya pembelajaran hari ini selesai.

Keduanya kompak membereskan peralatan belajar yang berserakan di meja Elzo. Baik Yolla maupun Elzo saling diam untuk beberapa saat.

Yolla menajamkan pengelihatan nya saat melihat seseorang di balik pintu kelas Elzo. Iya kelas Elzo, pria itu memilih belajar di kelas nya supaya tidak banyak menghabiskan waktu untuk sekedar pulang ke apartemen nya.

"El, di luar ada orang" bisik Yolla.

Elzo melirik ke arah pintu. "Kan emang belum pada pulang semua. Masih ada yang latihan buat lomba nanti" jawab Elzo santai.

"Tapi dia pake baju item"

"Mata lo ada belek nya kali"

"Gue se- Awas!" Yolla langsung memeluk Elzo seraya membalikan posisi pria itu. Awalnya Elzo membelakangi pintu, saat seseorang itu terlihat akan melempar sesuatu, Yolla langsung melindungi Elzo.

"El" ucap Yolla pelan sambil meringis.

Elzo tersentak kaget melihat air mata Yolla terjun dengan bebas di pipinya . Dan dengan bodoh nya, Elzo malah melepas pelukan Yolla. Dia berlari cepat ke arah pintu.

Tidak jauh dari tempat Elzo, seseorang itu berdiri dengan tangan memegang spanduk berukuran sedang. Spanduk itu menampilkan foto Elzo dan Elfa, adik papanya.

Tiba-tiba lutut Elzo lemas. Dia bersandar di tembok untuk menopang tubuhnya. Detak jantung nya berdetak sangat cepat.

"El, sakit" panggil Yolla pelan. Wanita itu terkulai lemas di atas lantai. Darah segar dari punggung nya sudah mengotori lantai kelas Elzo.

Masih di posisi yang sama, Elzo malah diam saja menatap lurus ke arah seseorang itu berdiri. Bahkan seseorang itu sudah tidak ada di tempat nya. Telinga nya seolah berhenti berfungsi saat rintihan Yolla, Elzo abaikan.

30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang