35

3.1K 345 144
                                    

Ruangan yang biasanya hening dan tenang memancarkan ketegangan di antara Elang dan Elzo. Tidak ada yang memulai percakapan, hanya ada helaan nafas dari seseorang yang sejak memasuki ruang kerja Elang hanya diam saja.

Sebenarnya Elang tidak mau ikut campur masalah Elzo. Elang percaya Elzo mampu menyelesaikan masalah nya sendiri. Tapi sebagai orang tua Elang berhak menasehati anak nya.

"Setiap mau tidur papa selalu berulang kali minta maaf sama mama kamu dari umur kamu 4 tahun sampai sekarang" ucap Elang tiba tiba.

Elzo yang awalnya menunduk kini mendongak menatap manik mata papa nya.

"Papa selalu berdoa semoga kamu sama Zoya tidak seperti papa dulu. Tapi sepertinya kelakuan papa dulu nempel di diri kamu sekarang. Papa jadi takut putri kecil papa ikutan seperti papa atau bahkan seperti mama dulu" Elang menghela nafas kasar. Wajah yang seharusnya memancarkan kebahagiaan atas kemenangan Elzo kini di tutupi kesedihan.

"Itu kan masa lalu, pa. Papa sama mama yang bilang gitu ke Elzo. Papa udah buktiin kalo papa berubah demi mama. Papa beneran jadiin mama ratu di hidup papa. Kenapa papa bahas ini lag-"

"Ya kamu kenapa ngikutin kelakuan papa dulu. Papa kepikiran, El. Papa gamau kamu ngikutin papa dulu" Elang menunduk kan kepala nya. Tangannya mengurut pangkal hidung nya di barengi matanya yang terpejam.

"Sekarang papa tanya. Kamu sayang enggak sama Yolla? Atau suka?" Tanya Elang serius.

"Sayang, Elzo sayang banget sama Yolla. Elzo suka Yolla" jawab Elzo tak ada keraguan.

"Terus kenapa kamu deketin juga Jihan?!"

"El, papa gamau ikut campur urusan kamu. Tapi kamu udah salah arah. Kamu ini ga cukup sama satu wanita, ya?"

"Aflan yang udah bimbing papa dulu sampai papa bisa se sukses sekarang. Papa berhutang banyak sama dia. Aflan sudah seperti keluarga bagi papa. Papa sayang sama Yolla sama Olla. Papa selalu pengen lindungi Olla apalagi Yolla. Tapi kamu malah kurang ajar sama Yolla" Elang menatap anaknya tajam. Tapi Elzo malah menunduk kan kepala nya tak berani menatap Elang.

"Papa enggak mempermasalahkan soal perlombaan. Tapi papa gamau kamu nambahin goresan di hati Yolla. Kamu plinplan. Sekarang manis sama Yolla, besok nya ganti sama Jihan. Kamu bisa bayangin ga kalo Zoya ada di posisi Yolla?"

"Gausah bawa bawa adik Elzo!" Desis Elzo. Pria itu mengepalkan tangannya.

"Ya kamu seharusnya mikir. Yolla yang udah bantu kamu sampe kamu ada di titik sekarang. Yolla rela tinggalin semuanya demi temenin kamu bahkan sampe dia gagal karna kurang belajar. Tapi ko gini balesn kamu?"

"Papa minta maaf udah ikut campur masalah kamu" lagi lagi Elang menundukkan kepala nya. Sepertinya karma belum selesai. Dan sekarang Elzo terkena imbas nya.

Elzo mendekat. Dia memeluk Elang, superhero di hidup nya. Cinta pertama Zoya. "Elzo minta maaf" ucap nya pelan.

"Minta maaf sama Yolla. Bukan ke papa" biar perkataan Elang terdengar ketus dan matanya menatap Elang sebal. Tapi tak lama Elang membalas pelukan Elzo.

"Andai papa tau yang sebenarnya" batin Elzo.

"Kamu mau apa hadiah dari papa?" Elang berusaha mencairkan suasana. Sudah cukup tegang tegang nya. Elang tidak mau merusak hari bahagia Elzo.

"Mau liburan"

"Tapi ada mobil keluar terbaru"

"Motor juga"

Elang tertawa melihat wajah bingung Elzo. Dia peka Elzo ingin semua nya. Tapi tidak semudah itu. Elang tidak mau anaknya tumbuh jadi manja. Harus ada usaha terlebih dahulu.

30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang