28

5.2K 520 101
                                    

Bu Sarah merasakan perasaan campur aduk saat melihat perkembangan Elzo dalam persiapan untuk lomba nanti.

Bu Sarah merasa senang Elzo serius untuk mengikuti lomba matematika perwakilan SMA Bangsa. Bu sarah juga kadang geram melihat tingkah laku Elzo saat berhadapan dengannya untuk latihan.

Elzo terus merengek minta di hadirkan Yolla setiap latihan bersama bu Sarah. Saat di tanya alasannya kenapa, Elzo menjawab dia tidak bisa berduaan satu ruangan dengan bu Sarah. Katanya menimbulkan aura mistis.

Berani sekali bukan Elzo ini?

Padahal bukan itu alasannya. Elzo masih takut berhadapan dengan matematika jika tidak ada Yolla. Dia merasa tidak tenang bila tidak ada tangan yang menggenggam tangannya.

Peran Yolla sangat penting dalam hidup Elzo. Yolla membantu Elzo mengejar pelajaran matematika yang tertinggal secara tulus. Dan ini yang paling utama, Yolla mau membantu Elzo supaya terbiasa saat menghadapi matematika sekaligus obat untuk trauma nya.

"Yolla juga lagi latihan sama bu Olla. Kamu kalau mau berduaan sama dia pulang latihan. Sekarang fokus dulu sama saya" bu Sarah mencoba memberi pengertian kepada Elzo. Jika di pikir-pikir Elzo ini seperti anak tk yang sedang merajuk.

"Elzo gak bisa kalo gak ada Yolla, bu" ucap Elzo lesu.

"Kerjakan dulu soal yang saya kasih, nanti saya panggilkan Yolla" pada akhirnya bu Sarah lah yang mengalah.

"Tapi Elzo lapar" Elzo mengusap-ngusap perutnya dramatis.

"Ibu gak kasian apa? Udah 3 jam Elzo di kurung gini"

"Banyak alasan kamu. Liat kertas latihan kamu, kosong" bu Sarah menunjuk kumpulan kertas latihan Elzo.

"Ibu dari tadi tes Elzo secara lisan. Kering banget tenggorokan Elzo" jika tadi mengusap-ngusap perut nya. Sekarang Elzo mengusap-ngusap  tenggorokan nya.

"Kayanya ibu salah pilih orang buat perwakilan lomba matematika nanti" ucap bu Sarah lesu.

"Eitss, Elzo bukan di pilih sama ibu. Karna ini" Elzo menunjuk otaknya sambil tersenyum puas.

"Kenapa kamu enggak daftar fisika atau kimia aja? Biasanya kamu ikutan lomba itu"

"Suka-suka Elzo lah" Elzo menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi.

Lelah bicara dengan Elzo, bu Sarah lebih memilih mengirimkan pesan chat pada ibu kantin untuk mengantarkan satu porsi nasi goreng beserta es teh. Tak lupa bu Sarah meminta agar Yolla yang mengantarkan nya.

"Kayanya saya harus diskusi sama orang tua kamu agar mereka membantu membimbing kamu supaya lebih giat belajar" bu Sarah membuka suara agar suasana tidak sepi.

"Bilang aja mau ketemu papa" sindir Elzo berani.

"Kenapa kamu bicara begitu?" tanya bu Sarah sedikit ketus.

"Ya karna papa Elang ganteng. Papa kan kesukaan ibu-ibu macem ibu" Elzo menampilkan deretan giginya.

Ingat. Elzo tidak takut kepada siapapun penduduk sekolah sma Bangsa ini. Bu Sarah yang terkenal galak saja Elzo tidak ada takut-takutnya.

"Permisi, maaf bu. Yolla di suruh bu Fatin buat anterin nasi goreng ini" Yolla menyimpan nampan itu di hadapan bu Sarah. Detik berikutnya bu Sarah menggeser nampan itu ke hadapan Elzo.

"Kamu duduk temani Elzo makan" ucap bu Sarah.

Yolla sedikit bingung dengan ucapan bu Sarah. "Tidak apa-apa, bu?" tanya Yolla hati-hati. Bu Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo udah ganti perban? Kalo sakit pulang aja" ujar Elzo di sela-sela kunyahan nya.

"Udah gak sakit kok" jawab Yolla semangat. Dia merasa mendapatkan perhatian dari Elzo.

30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang