Rey dan Gavin berusaha tenang menangani kondisi Elzo yang lumayan parah.
Wajah tampan nya berlumuran darah apalagi di bagian pelipis nya. Beberapa area di wajah nya membiru membuat Rey dan Gavin berdigik ngeri.
Gavin sedang mencari kotak obat di kamar Rey. Sedangkan Rey sedang meneliti Elzo dari jarak lumayan jauh.
Bukan karena tidak perduli, Elzo datang membawa banyak darah yang entah dari mana. Bau amis yang sangat menyengat memenuhi seluruh ruang apartemen Rey dan Gavin.
"El? Jam tangan lo mana?" tanya Rey tiba tiba.
Elzo tidak akan pernah mau melepas jam pemberian papanya. Jam yang Elang berikan kepada Elzo sebagai hadiah ulang tahun anak nya yang ke 17 tahun.
Mau itu hanya ke supermarket, Elzo akan tetap memakai nya. Kecuali ke sekolah.
"Gu-gue jual bu-buat ba-yar Yolla" jawab Elzo terbata-bata.
"Sa-kit rey" adu Elzo pelan.
"WOI BABI LAMA BANGET!" Teriak Rey kepada Gavin.
Gavin datang membawa dua kacamata hitam, dua masker, dan kotak berisi obat obatan.
"Nih buruan pake" ucap Gavin sambil menyodorkan kacamata dan masker.
Gavin dan Rey bukan manusia anti darah. Tapi jika melihat darah se banyak ini Gavin dan Rey bisa di pastikan pingsan. Mereka berdua kurang kuat jika melihat darah sebanyak ini.
"Lo telpon om Elang atau Kim, gue bersihin lukanya" Gavin mengangguk Patuh.
"Ko gelap ya" gumam Rey.
"Rey" panggil Elzo.
Rey menghentikan pergerakan tangannya saat akan mengambil kapas. Dia lebih mendekatkan telinganya dengan bibir Elzo agar bisa lebih jelas mendengar ucapan Elzo.
"Pu-punggung gue" Ucap Elzo pelan.
Perasaan Rey tidak enak. Buru buru dia meraih pergelangan tangan Gavin supaya mau membantu mengecek punggung Elzo.
"Apasi babi" Gavin melempar tatapan tajam kepada Gavin. Handphone boba keluaran terbaru nya terjatuh akibat tangannya di tarik.
"Lo cek punggung Elzo. Gue mau siapin kapas" Bohong Rey.
Rey pura pura mempersiapkan untuk membersihkan luka Elzo. Sedangkan Gavin terlihat biasa saja.
Tanpa curiga, Gavin langsung membalikan punggung Elzo kepinggir. Jadilah Elzo tengkurep dengan cara tidak manusiawi.
"Rey..." Gavin menggantungkan ucapannya. Wajah nya cengo melihat ada dua luka bacok di punggung Elzo.
"Gue gak tahan" itu kata kata terakhir Gavin sebelum pingsan.
Rey memejamkan matanya. Kurang ajar anak si Nior ini.
Rey bangkit, dia menyeret kaki Gavin supaya menjauh dari posisi Elzo. Setelah itu ia kembali mendekati Elzo untuk mengurus sahabat nya ini.
Rey membalikan posisi Elzo lagi jadi terlentang. Kali ini sangat hati hati. Tidak seperti Gavin yang langsung sekaligus.
"El?" Rey menepuk nepuk pipi Elzo.
Elzo merespon dengan membuka sedikit kelopak matanya.
"Papa lo sebentar lagi kesini bawa ambulan. Lo tahan sebentar ya?" ucap Rey pelan. Elzo hanya mengangguk, tak lama matanya kembali terpejam.
Dilihat nya darah semakin lama semakin banyak. Rey khawatir Elzo kekurangan oksigen akibat darah banyak yang keluar.
Rey mau mengotak atik luka di punggung Elzo, tapi Rey takut semakin parah. Mau didiamkan, tapi kasihan juga Elzo. Rey benar benar serba salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
30
Fantasy🔞 Sekuel Bintang untuk Elang. Elzo yakin, dalam waktu 30 hari dia bisa sembuh dari trauma nya. Tapi Elzo tidak yakin, untuk tidak memiliki rasa kepada seseorang yang telah membantunya sembuh dari trauma. Perjanjian dengan musuh bebuyutan nya mengh...