꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂
ⓇⓄⓊⓃⒹ ①
Round 1 = Present timeSebuah Ferrari mewah berwarna merah tampak berhenti dengan mulusnya di depan tangga mansion keluarga kenamaan yang menjadi tuan rumah di pesta spesialnya. Pesta penyambutan atas diangkatnya seorang pimpinan mereka yang baru. Dari mobil itu, turunlah seorang pria bersetelan jas mewahnya yang memang khusus dibuat untuknya. Dengan senyum sumringahnya, ia memberikan kunci mobilnya pada seorang pelayan yang akan memindahkan mobilnya itu.
Sebelum memantapkan langkahnya menaiki tangga mansion mewah itu, senyum miring tampak terbit di wajah tampan Edric. Bagi Edric, malam ini adalah malam terindah sejak pertama ia mendatangi California. Memasukkan satu tangannya pada salah satu saku celana kainnya, ia melangkah dengan aura percaya dirinya. Tatapan yang lurus tanpa memedulikan bisikan dan tatapan dari beberapa orang, terutama para gadis yang mengagumi sosoknya.
Kini, edric tengah mengobrol dengan beberapa pengusaha yang ia kenal. Obrolan yang membosankan untuk edric. Karena bukan ini tujuan Edric kemari. Bukan para pengusaha ini yang ia cari. Bukan juga para gadis yang tengah menggosipinya atau wine berkualitas tinggi yang memabukkan. Tapi, dia, tokoh utamanya.
Bahkan, sudah tidak terhitung berapa kali ia harus menolak ajakan beberapa gadis yang mengajaknya mengobrol agar ia sendiri bisa memfokuskan mencari sosok indah itu. Astaga, rasanya sepetri edric akan menyisiri segala ruangan hanya untuk bertemu dengannya. Edric bersumpah akan melakukannya jika wanita itu tidak kunjung ditemukan. Malam ini akan menjadi sia-sia, kan.
"Apa harus sesusah ini." Gumam Edric yang terdengar seperti sednag menggerutu karena tak kunjung menemukan seseorang yang dicarinya.
Tepat setelah beberapa saat ia menggerutu seperti anak kecil, dari jauh mata Edric memandang punggung seorang wanita yang entah kenapa Edric mengenalnya dengan baik. Sesaat setelah wanita itu menolehkan kepalanya dan memperlihatkan sisi samping wajahnya, Edric pun mmeutuskan untuk mendekatinya dengan senyum kecil yang terbit di wajahnya.
Seolah jalan menuju wanita itu adalah jalanan sepi, Edric mampu membelah keramaian orang-orang dan pegawai yang berlalu lalang. Hingga saat jarak mereka hanya satu meter, edric menghentikan langkahnya. Wanita itu masih belum menyadari kehadiran orang di belakangnya, dengan diam ia hanya menikmati segelas wine putih dan seolah tengah mengamati keadaan pesta di sekitarnya.
"Selamat atas penobatanmu, Nona Elizabeth. Ah, atau aku harus memanggilmu dengan..... Annabeth?"
Seringaian ras apuas terbit begitu wanita di depannya membalikkan badannya dan menatapnya dengan datar. Walaupun begitu, edric tahu jelas jika wanita itu tengah terkejut dengan kedua alis yang mengerut dan bibir yang hampir terbuka. That's right, I found you.
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL's Game (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (4th) Sejak pertemuan pertama itu, Edric Charles Davidson, tidak pernah menyadari jika ia sendiri yang sudah memulai permainan berbahayanya. Hanya karena ketertarikannya dengan seorang wanita yang tidak di ketahui kehidupannya, wan...