18. Round 13: Secrets Within Lie

67 4 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Sesuai rencana semalam, pagi ini Annabeth dan Cera akan menghabiskan waktu berdua. Annabeth tahu keinginan Cera padanya adalah untuk menjadi seorang anggota keluarga yang lebih dekat dari siapapun. Bagaimanapun juga, semenjak Anna mengenal Cera semalam, Anna pun menghormati Cera sebagai ibu yang hangat dan penyayang.

            Melihat bagaimana sosok Cera menjadi ibu sekaligus istri yang selalu memprioritaskan keluarga dibandingkan apapun, hal itu membuatnya kembali teringat dengan orang tuanya. Terlepas dari masalah hubungannya dengan Edric, sosok Cera sudah seperti ibu kedua untuknya.

            Kedekatan Annabeth dan Cera sendiri sudah menjadi perhatian tersendiri untuk Edric. pagi ini, ketika ia mengantar ibunya dan Anna untuk pergi bersama membuatnya diam seribu bahasa. Sekalipun ia adalah putra Cera, Edric tidak bisa mengambil celah untuk bergabung dalam obrolan kedua wanita itu.

            Sebelum Annabeth sempat keluar dari mobil, Edric mencekal lengan tangan Anna dan tersenyum miring. Anna mengerutkan keningnya.

            "Ada apa?" tanya Anna datar.

            "Tidak bisakah nanti kita pulang berdua saja? kau bisa mengatakannya pada ibu, kan?"

            Untuk sepersekian detik, Anna sempat tersenyum menggoda, kemudian mendekatkan dirinya pada tubuh Edric yang mencondong padanya.

            "Aku akan mengatakannya pada ibu..... Agar supir yang menjemput kami. Bye."

            Tanpa menunggu tanggapan Edric, Anna sudah meninggalkan pria itu yang tengah tertawa hambar. Sebenarnya, ia sudah tahu jika ia akan ditolak seperti ini. Walaupun begitu, usaha itu layak untuk dicoba. Akhirnya, Edric pergi dengan tawa hambarnya.

            Seperti saat Anna pergi bersama sang ibu, Anna dan Cera sudah memiliki hubungan dalam yang membuat mereka merasa nyaman satu sama lain. Anna yang terus mengaitkan lengannya pada lengan Cera dan juga berbincang bersama sembari berjalan memasuki satu toko ke toko lainnya.

            Bahkan, obrolan terus berlanjut saat mereka sedang singgah di suatu restoran. Awalnya, Cera sedikit khawatir jika ia akan membebani Anna jika ia terus banyak bicara dan membuatnya pergi bersama seperti ini. Namun, Cera cepat-cepat meruntuhkan perasaan tak berarti itu, karena rupanya Anna benar-benar gadis yang bisa menanggapi dan mengurusnya sebaik ia mengurus ibunya sendiri. Cera berpikir cara Anna yang memberikan perhatian sebaik ini padanya, membuat Cera luluh dan merasa tenang karena bisa memercayakan masalahnya pada Anna. Karena, itu berarti Anna sudah menganggap dirinya sebagai ibunya sendiri juga, kan?

            "Sampai sekarang aku masih tidak percaya anakku itu sudah berhenti bermain dan memutuskan untuk menikah." Anna tersenyum mendengar ucapan Cera yang disertai senyuman dan tatapan lembut itu. Tentu saja Anna akan luluh.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang