5. ROUND 3 - Fake Glass Slipper

70 7 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Round 3 = Present time

Perbincangan Annabeth dan Taylor semalam membuat Annabeth harus membuat jadwal kunjungan dengan Taylor. Sebelum pekerjaan kian menumpuk, saat itu juga Annabeth memutuskan untuk membuat jadwal pertemuan hari ini juga—di jam makan siang. Setelah merapikan semua barang di atas mejanya dan bersiap-siap untuk turun, tiba-tiba Sherine memasuki ruang kerja Annabeth setelah mengetuk pintu beberapa kali.

"Anna, ada seseorang di bawah yang meminta untuk bertemu denganmu sekarang." Ucap Sherine. Raut wajahnya tampak ragu sesaat.

Annabeth mengerutkan kening. Setahunya, dia tidak ada janji penting yang mendesak siang ini. "Apa kau sudah mengatakan padanya kalau aku ada urusan siang ini?"

"Tentu saja aku sudah mengatakannya, tapi dia tetap bersikukuh ingin bertemu sekarang. Dia juga tidak ingin menyebutkan nama atau apapun." Jawab Sherine. Karena saat ini adalah jam makan siang dan kedekatan mereka yang sudah lama, sebelum ini Anna sudah meminta Sherine untuk menggunakan ucapan non-formal padanya saat berbicara.

Ucapan Sherine membuat Anna menghela napasnya. Tentu saja ia sudah tahu siapa orang yang memaksa untuk bertemu ini. Siapa lagi kalau bukan Edric?

"Ha, baiklah. Katakan pada hayden untuk menungguku 30 menit lagi. Aku akan menyelesaikan urusanku dengan orang ini secepat mungkin."

Setelah menyanggupi perintah Annabeth, Sherine segera turun dan mengatakan sendiri pada 'seseorang yang memaksa untuk bertemu Anna' itu dan juga menyampaikan pesan pada Hayden yang pasti sudah siap di basement perusahaan.

Annabeth benar-benar tidak habis pikir dengan pria satu ini. Kegigihannya justru membuat Annabeth kesal setengah mati. Bahkan ia sudah berani mengganggu jam makan siangnya yang akan ia gunakan untuk bertemu Taylor. Ah, dia bahkan sudah berani memaksa dan membiarkan bawahannya kesusahan seperti ini. Saat ini, tidak ada yang bisa Anna lakukan selain menunggu di kursi tamu ruang kerjanya dengan tenang. Tidak, ia berusaha untuk tenang.

Tok tok tok.

"Tamu Anda sudah datang, Nona." Ucap Sherine dari balik pintu.

Tanpa basa-basi menjawab, Annabeth hanya diam menunggu pria itu masuk. Begitu 'tamu' itu masuk, Annabeth menunjukkan senyum miringnya. Sekilas, orang akan mengira itu adalah senyum anggun yang mempesona.

"What a surprise." Sindir Annabeth sebelum memersilakan Edric untuk duduk.

Edric terkekeh. "Itu memang niatku."

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang