9. Round 5: Threatened by Karma Curse

64 8 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Edric segera mengakhiri urusannya dengan Annabeth setelah mereka sudah mencapai pada keputusan final. Dengan senyum cerah dan langkah percaya diri, edric melangkah keluar dari lift yang sudah mengantarnya sampai lobi. Siang ini, suasana di lobi tampak begitu ramai dengan para pekerja yang berlalu lalang, membuat Edric samar-samar mendengar beberapa gossip tak mengenakkan.

            "Aku dengar Nona Annabeth akan segera tunangan dalam waktu dekat."

            "Ah, aku lupa siapa namanya, tapi jika ini untuk Nona Annabeth, calon tunangannya pasti pria yang hebat, bukan?"

            "Kira-kira, apa saat di pesta dia juga diundang?"

            "Ah, jangan-jangan, pria yang sempat kulihat di ruang rapat saat itu, ya?"

            Semakin dekat kaki Edric pada pintu keluar, semakin dalam kerutan kening Edric memikirkan obrolan para pegawai itu. bahkan, sesaat setelah ia memasuki mobilnya, ia justru merasa gelisah. Entah perasaan gelisah macam apa yang ia rasakan saat ini, tapi itu sangat mengganggu. Padahal, tidak biasanya Edric merasa mudah terganggu seperti ini. Namun begitu, Edric tetap menjalankan mobilnya kembali ke kantor.

            Edric tidak tahu ketika ia sudah sampai di kantornya, sudah ada Dennis yang menunggunya semenjak hampir satu jam yang lalu. Dennis hanya mengatakan ia ingin menunggu edric karena ia tidak memiliki banyak kegiatan di sini.

            "Aku hampir mengira kau ada kencan siang hari ini." ucap Dennis. Edric duduk sofa dengan santai. Kemudian, ia menepuk jidatnya pelan seakan teringat dengan sesuatu.

            "Shit. Aku bahkan sampai lupa malam ini aku akan berkencan."

            Dennis kemudian menatap Edric dengan tatapan tak percayanya. Apakah ia baru saja mnedengar hal yang benar? apakah dennis terlihat seperti sedang mengingatkan edric untuk pergi berkencan?

            "What? Seriously?"

            Edric mengangkat kedua alisnya. "Apa? Seperti kau baru tahu saja." ucapnya santai.

            Mendengar jawaban santai seorang edric saja sudah membuat Dennis menggelengkan kepalanya, merasa heran. "lalu bagaimana dengan wanita masa lalumu itu? kau sudah menyerah, ya?"

            Suara tawa keluar begitu Dennis bertanya. "Menyerah? Cih, aku bahkan baru saja memulainya. Tapi...."

            Edric mengerutkan keningnya, begitu ia kembali mengingat apa yang baru saja terjadi saat ia pulang dari kantor Annabeth. Rumor yang terus mengganggunya.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang